Happy reading.
>><<
Petir bergemuruh, hujan deras turun membasahi tubuh Aluna yang masih setia menunggu Raka di pelataran rumahnya.
Namun Raka memang sepertinya tidak ada di rumah ini, karena sejak tadi gadis itu sama sekali tak melihatnya atau sekedar mendengar suaranya.
Aluna memutuskan untuk melajukan mobilnya dan pergi dari rumah itu, menembus derasnya hujan yang di iringi oleh gemuruh petir di atas sana.
"Gue kecewa sama lo Ka."
***
"Kapan lo mau bilang masalah ini ke Aluna?"
"Nggak, gue gak mungkin bilang ke dia."
"Kenapa?"
"Gue gak mau dia kecewa."
"Lo sadar gak sih Ka? Dia udah kecewa sama lo!"
Mereka berdua sedang menatap kepergian Aluna dari lantai atas rumah Raka, entah apa yang harus mereka lakukan.
***
Aluna menangis sendirian di sudut kamarnya. Jika dulu selalu ada Raka yang menenangkannya, namun tidak dengan sekarang. Ia sendirian.
"Ternyata lo gak ada bedanya sama Arsya Ka," ucap Aluna di sela isakan tangisnya.
"Apa bedanya lo sama Arsya yang ninggalin gue disaat gue butuh dia?"
Ia menyeka wajahnya yang sudah basah, berusaha menghalau sedihnya dengan mendengarkan musik-musik RnB namun sama sekali tak membuahkan hasil.
***
"Hai Fin," sapa Lala saat bertemu Fino di tepian lapangan.
"Eh, La. Mundur-mundur."
Lala yang tak mengerti hanya mengikuti arahan Fino tang menturuhnya untuk mundur.
"Apa sih?"
"Cantik nya kelewatan, HAHA."
"Garing, HAHA."
Keduanya tertawa dan saling menatap, entah kenapa perasaan Lala menjadi tidak enak ketika melihat Fino tertawa lepas di hadapannya.
"Hmm, Lala."
Fino menatap serius kearah Lala, sedangkan Lala yang di tatap seperti itu hanya salah tingkah di tempatnya.
"Iya?"
"Gue ... mau ngomong serius sama lo."
Mati gue.
"Ngomong apa?"
"Sebenernya gue suka sama lo, gue cinta sama lo dari dulu, gue serius sama lo dan gue gak mau kehilangan lo."
Keseriusan jelas tersirat pada wajah Fino. Sedangkan Lala? Gadis itu hanya menganga mendengar apa yang baru saja Fino ungkapkan.
"T-terus?"
"Gue mau lo jadi pacar gue."
"Hah!?"
"Kenapa, La?"
"Ng-nggak."
"Jadi?"
Lala nggak mungkin terima Fino sebagai kekasihnya, tapi ia juga tidak mungkin menyakiti perasaan sahabatnya ini.
"Tapi kan lo sahabat gue Fin."
"Kita kan bisa menjalani dua peran sekaligus, sebagai sahabat dan .... "
"Sorry gue gak bisa."
Lala menunduk, memainkan jari tangannya yang mulai terlihat pucat dan dingin.
"Gak bisa?" Beo Fino.
"S-sorry Fin."
"Tapi kenapa?"
"G-gue ... di jodohin sama Raka."
"Jangan ngaco, La."
Fino terkejut dengan pengakuan Lala, apa maksudnya?
"Gue serius Fin. Tante Mieke mau gue tunangan sama Raka sebelum dia-"
"Sebelum dia apa?"
Aluna yang tiba-tiba datang membuat ucapan Lala terhenti. Lala kikuk ketika melihat Aluna yang datang dengan mata yang sudah memerah dan tangan yang mengepal di samping tubuhnya.
"Sebelum dia apa, La?" Ulangnya.
"Aluna," ucap Lala lirih.
"Jawab, La. Sebelum dia apa?"
"Sorry."
"Jadi bener lo mau tunangan sama Raka?"
Lala merutuki dirinya sendiri atas apa yang baru saja diakui nya.
"Iya gue mau tunangan sama dia."
Suara laki-laki itu. Aluna tak mungkin salah dengar, itu pasti suara Raka. Suara yang selama ini selalu ia rindukan.
"R-raka." Aluna menoleh, menatap Raka yang berdiri gagah di belakangnya.
Raka berjalan mendekat kearah ketiga temanya yang hanya saling melempar tatapan bingung.
"Lo pasti bercanda kan Ka? Lo nggak mungkin tunangan sama Lala kan? Lo gak mungkin tinggalin gue kan?"
Pertanyaan bertubi-tubi yang di berikan oleh Aluna, membuat Raka menatapnya datar. Rasanya sakit mendengar suara lirih gadis itu, dan akan jauh lebih sakit lagi jika harus melihat Aluna kecewa dengan kenyataan yang harus ia terima.
"Gue gak bercanda. Gue emang akan tunangan sama Lala dan gue juga akan tinggalin lo."
"Raka brengsek."
Aluna memukul dada bidang milik Raka, berusaha menumpahkan segala bentuk kekesalannya pada laki-laki ini.
"Nggak mungkin kan Ka."
"Gue gak suka lo bercanda kayak gini."
Tak terasa air mata gadis itu menetes membasahi pipinya.
"Gak usah nangis. Karna mau lo nangis darah sekalipun takdirnya gak akan berubah, gue akan tetap tunangan sama Lala!"
"Bangsat!"
Bugh
Satu pukulan melayang tepat di perut laki-laki itu.
"Pukul gue Fin, pukul gue kalo itu bikin lo puas."
Bugh
"Aaa."
"LALA!"
Pukulan Fino melesat karna Lala yang tiba-tiba berdiri di depan laki-laki itu, pipi Lala melebam akibat pukulan Fino yang terasa begitu kuat.
"La, sorry."
"Jangan sentuh dia," ucap Raka yang langsung menggendong tubuh Lala menuju UKS untuk segera mengobati lukanya.
Aluna yang menyaksikan itu hanya mampu berdiam diri tanpa bisa melakukan apapun. Ia terlihat begitu kecewa dengan apa yang baru saja dilihatnya.
***
TBC
Jangan lupa vote dan share kalo kalian suka.
Beberapa langkah menuju ending🌻

KAMU SEDANG MEMBACA
A L U N A [END]
Fiksi RemajaAluna Gratasha, gadis cantik yang memilih merubah penampilannya 180 derajat setelah mengetahui bahwa sang ayah memilih untuk menikah lagi dengan perempuan lain. Ia tak memiliki satupun teman kecuali Arysa Bagaskara yang merupakan kekasihnya, namun A...