Tibalah saat yang ditunggu-tunggu, ujian matematika. Meskipun siswa bersungut-sungut di pagi ini, ujian matematika nyatanya tidak dapat dihindari. Melody mengerjakan soal matematika dengan teliti begitupun teman kelasnya yang lain. Walaupun mereka tidak ahli matematika, setidaknya mereka sudah berusaha mengerjakannya.
Begitupun keadaan di kelas Alden. Biasanya mereka mengerjakan ujian malas-malasan. Namun kini mereka sudah duduk di kelas XII. Mereka berusaha sekuat tenaga mengerjakan soal ujian ini. Alden menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Soal dihadapannya ini persis seperti yang diajarkan Melody kemaren, namun ia harus mengingat kembali jawabannya. Bagas, Leo, dan Entong juga mengerjakan ujian dengan santai. Sesekali mereka tersenyum ketika mengerjakan soal yang persis seperti yang diajarkan Melody.
Tanpa terasa ujian matematika, ujian terakhir, selesai. Siswa berseru senang karena sudah terlepas dari ujian. Ya, walaupun ini masih ujian tengah semester. Setidaknya mereka bisa menikmati long weekend dengan tenang. Yap, ujian tengah semester berakhir di hari rabu, sekolah memberikan libur sampai hari jumat. Artinya, mereka bisa menikmati long weekend.
“Gas ke kantin. Gue lapar.” ujar Alden.
Bagas, Leo, dan Entong mengangguk menyetujui ajakan Alden. Mereka butuh energi setelah terkuras habis karena ujian matematika tadi. Seperti biasanya, sepanjang koridor mulai heboh ketika Alden cs berjalan menuju kantin.
“Serius kak Alden pacaran sama kak Cindy?”
“Iya gosipnya sih gitu.”
“Yah, bakal patah hati nasional ini mah.”
“Trus Melody?”
Gosip itu terdengar jelas ditelinga Alden cs. Alden menghentikan langkahnya didepan gerombolan siswi itu tepat setelah ia mendengar nama Melody.
“Gak usah bawa-bawa nama Melody. Kalian tau apa hah?!” tanya Alden dengan wajah serius.
Siswi itu hanya menunduk ketakutan. Mereka tidak berani melihat Alden yang terlihat menakutkan. Bahkan rahangnya mengeras dan tatapan matanya tajam. Ketiga sahabat Alden berusaha menenangkan Alden.
“Udah Al.” ujar Leo.
“Mending kita ke kantin Al, daripada ngurusin ini.” tambah Bagas.
“Duh yok gue lapeeer nih.” celetuk Entong sambil merangkul Alden.
Mereka tidak sadar bahwa ada seseorang yang memerhatikan mereka sedari tadi. Siapa lagi kalau bukan Cindy. Ia bergumam kesal melihat Alden yang begitu marah ketika nama Melody disebut-sebut.
***
“Mel lo pesan apa?” tanya Shopia.
“Gue mi ayam sama lemon tea aja.” jawab Melody sambil memainkan hpnya.
“Sama gue juga itu.” ujar Nala.
“Oke, gue juga deh, berarti mi ayam 3 lemon tea 3 ya.” jelas Shopia.
“Gue bakso plus bala-bala.” celetuk Alden yang dengan santainya duduk di meja mereka dan duduk dihadapan Melody.
Melody langsung tersadar ketika mencium aroma parfum khas Alden. Melody menatap Alden ia cemas jika nanti akan ada berita besar di sekolah akibat ulah Alden ini. Terlambat, semua pasang mata di kantin tertuju tepat ke meja Melody yang ditempati oleh Alden cs. Melody memasang wajah memohon agar Alden pergi.
“Kenapa?” tanya Alden santai. Melody hanya bisa pasrah.
“Gue mi ayam sama es jeruk ya.” ujar Entong.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEN
Teen Fiction[SELESAI] Melody Kevinda Purnama. Gadis cantik juga pintar yang bersekolah di SMA PANCASILA di Bandung. Siapa sangka ia harus berurusan dengan seniornya karena telah membuat seniornya marah. Tidak lain adalah Alden Putra Wijaya. Seorang most wanted...