Setengah jam yang lalu, bel pulang telah berbunyi. Semua murid menampakkan wajah bahagianya setelah seharian belajar. Begitupun dengan Melody dan kedua sahabatnya.
"Gue ngantuk banget tadi denger ceramah Bu Lastri." ujar Sophia yang sesekali menguap.
"Iyaa gue juga." sambung Nala.
Melody hanya memutar bola matanya malas. Ia melanjutkan langkahnya menuju koridor sekolah.
Loh itu kan kak Alden - batin Melody. Langkahnya terhenti seketika.
"Mel lo kenapa?" tanya Nala.
"Iya lo kenapa kok tegang gitu?" sambung Sophia. Melody langsung tersadar dari lamunannya.
"Gak kok. Gue gak kenapa-kenapa." jawab Melody berusaha menutupi kegelisahannya.
"Lo nunggu bunda Mel?" tanya Sophia.
"Iya. Tadi gue udah ngabarin bunda minta dijemput." jawab Melody.
"Ya udah kita duluan ya Mel. Hati-hati ya." ujar Nala.
"Bye Mel." sambung Sophia.
Mereka bertiga berpisah saat sampai di gerbang. Melody melanjutkan langkahnya menuju halte.
Rintik hujan mulai berjatuhan. Perlahan-lahan berubah jadi deras. Melody mempercepat langkah menuju halte, menunggu jemputan.
***
"Al kita duluan yak." teriak Entong dari dalam mobil Leo. Entong dan Bagas memang menumpang di mobil Leo karna mereka tidak membawa motor ke sekolah.
"TT DJ Al . Hati-hati di jalan. Sampai ketemu di rumah lo." sambung Bagas. Ya, mereka berempat seperti biasanya akan menghabiskan waktu di rumah Alden karna rumahnya yang sepi dan banyak cemilan tentunya.
Alden mengacungkan jempolnya ke udara, setelah selesai mengenakan helm.
Mendapat kode itu, Leo langsung melajukan mobilnya. Terdengar bunyi klakson tiga kali yang berasal dari mobil Leo itu.
Alden sudah tau kalau yang membunyikannya tak lain adalah Entong. Karna seperti itulah 'tradisi' Entong jika berpisah jalan dengan sahabatnya.
Setelah mobil BMW itu melaju keluar gerbang, Alden melajukan motor keluar dari sekolahnya itu. Baru saja keluar dari gerbang, hujan turun. Gerimis, lalu berganti menjadi deras. Alden berdecak. Ia benci harus hujan-hujanan. Ia melajukan motornya menuju halte depan sekolahnya, untuk berteduh.
Setelah menepikan motor, Alden bergegas duduk di bangku halte, yang sudah diduduki seseorang.
Cewek itu.- batin Alden.
***
Melody menatap sendu ke aspal. Hujan turun deras sekali. Waktu kecil, Melody sangat suka hujan. Tapi, sekarang ia membenci hujan karna kenangan masa lalu.
Lamunan Melody terhenti saat ia merasakan ada seseorang yang menempati bangku sebelahnya.
Kak Alden - batin Melody. Entah kenapa jantungnya berdegup kencang. Dari samping, Melody dapat melihat jelas wajah seniornya itu.Kalo dari dekat gantengnya nambah, astaga Mel. Sadar! Lo mau berurusan lagi sama dia? Lo mau mati? -batin Melody dalam hatinya.
Melody mengalihkan perhatiannya dari cowok itu, takut cowok itu menyadari apa yang dilakukan Melody. Ia kembali hanyut dalam lamunannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEN
Teen Fiction[SELESAI] Melody Kevinda Purnama. Gadis cantik juga pintar yang bersekolah di SMA PANCASILA di Bandung. Siapa sangka ia harus berurusan dengan seniornya karena telah membuat seniornya marah. Tidak lain adalah Alden Putra Wijaya. Seorang most wanted...