Alden baru saja memarkirkan motornya. Aneh. Bukannya Cindy dan keluarganya akan berkunjung? Namun Alden tidak melihat mobil lain selain mobil orang tuanya. Alden melirik jam di iphone-nya. Pantas saja. Ternyata sudah jam 22.00. Bukan waktu yang lazim untuk bertamu. Sepertinya mereka sudah pulang. Alden membuka pintu rumah perlahan. Sepi. Tidak ada orang. Saat akan menutup pintu kembali, suara Wijaya mengagetkan Alden.
"Darimana saja kamu?!" tanya Wijaya dingin."Nge band lagi kamu hah?! Kamu kan sudah tau kalau keluarga Cindy kesini. Ngapain kamu keluyuran?!" tanya Wijaya lagi.
Alden diam. Ia hendak menjawab pertanyaan papanya. Namun ia lebih memilih tidak menghiraukan pertanyaan itu dan berlalu menuju kamarnya.
"ALDEN!!" teriak Wijaya, wajah Wijaya sangat merah karena menahan gejolak emosi yang semakin menjadi-jadi.
"Paa.. Tenang paaa..." ujar Erika menenangkan suaminya sambil menahan tangis. Erika menggenggam tangan suaminya. Dan langsung memeluk Wijaya.
Alden sebenarnya menyesal. Namun sudah terlambat. Papanya sudah marah. Ia memutuskan untuk pergi ke kamar dan membiarkan papanya menurunkan emosinya.
Klek.
Aroma vanilla menyeruak, kamar Keysha. Tempat Alden menenangkan diri jika ada masalah.
"Keysha...." lirih Alden sambil melihat foto adiknya. Alden memandang lama foto Keysha. Adiknya sangat cantik. Matanya seperti mata Erika. Senyumnya manis dengan gigi ompongnya.
Alden sangat merindukan Keysha, adik satu-satunya. Namun takdir berkata lain. Keysha lebih dulu pergi meninggalkan dunia. Meninggalkan Alden.
Entahlah. Hari ini begitu melelahkan. Alden memejamkan matanya. Seraya menghembuskan napas pelan. Mencoba mengatur emosinya. Sampai ia tersadar ketika tanga seseorang mengelus kepalanya. Alden tersentak. Ternyata itu Erika, mamanya.
"Alden.. Mama tau kamu sangat terpukul kehilangan Keysha.. Mama sama papa juga terpukul nak.. Kamu tau alasan sebenarnya kenapa mama papa gak bisa mendampingi Keysha saat terakhirnya?" tanya Erika sambil melihat foto anak bungsunya.
Alden tidak menjawab.
"Kamu tau sayang? Ketika mendengar kabar Keysha kritis mama sama papa langsung membatalkan acara saat itu. Dan kita langsung menuju bandara saat itu juga sayang.. Namun keadaan tidak berjalan lancar.." Erika mengatur napasnya yang tak karuan. Emosinya teraduk ketika mengingat kejadian itu.
"Sayang.. Saat tergesa-gesa kami lengah.. Kami tidak sadar kalau mobil yang kami tumpangi adalah mobil perampok... Tepat ketika di dekat bandara mereka.. Mereka menodong kami dengan senjata tajam.. Mama ketakutan.. Berusaha meminta tolong.. Tapi tidak ada satupun yang lewat disekitar sana.. Papa kamu melawan perampok itu sendirian.. Mama teriak sekencang-kencangnya nak.. Beruntung ada yang mendengar dan membantu. Tapi papa kamu tertusuk senjata tajam ketika perampok itu memberontak diamankan.." Erika menangis. Kejadian itu sangat memilukan. Garis takdir sangat kejam kepadanya. Ketika anaknya sedang kritis, ia harus dihadapi masalah lain.
Alden tercengang. Memang, Wijaya dan Erika tidak sempat menemani Keysha ketika kritis. Mereka datang ketika Keysha sudah dikuburkan. Namun Alden tidak mengetahui bahwa pada hari itu Mama Papanya juga dalam bahaya.
"Mama terkejut nak.. Melihat darah bercucuran dari badan papa kamu.. Tapi papa kamu malah menarik tangan mama berlari.. Mengejar jadwal penerbangan.. Papa kamu tidak menghiraukan sakitnya nak.. Dia pegang tangan mama.. Tangan satu lagi dia tutupi lukanya dengan saputangan.. Ma- makanya kami telat hari itu nak.. Kami tidak bisa mengejar penerbangan saat itu.. Karna papa kamu jatuh pingsan... Kekurangan darah... Kami gak bermaksud meninggalkan kamu dan Keysha nak.. Maaafin mama sama papa sayang....." Susah payah Erika menceritakan kejadian itu. Ia masih trauma ketika melihat suaminya terjatuh dihadapannya dengan wajah yang sangat pucat. Erika menangis sejadi-jadinya. Menumpahkan air mata yang selama ini terpendam.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEN
Teen Fiction[SELESAI] Melody Kevinda Purnama. Gadis cantik juga pintar yang bersekolah di SMA PANCASILA di Bandung. Siapa sangka ia harus berurusan dengan seniornya karena telah membuat seniornya marah. Tidak lain adalah Alden Putra Wijaya. Seorang most wanted...