Hari kedua di Bali sekaligus hari terakhir mereka di penginapan ini. Mereka sudah memutuskan semalam bahwa mereka akan mempercepat jadwal kepulangan dikarenakan Melody dan kedua sahabatnya harus mempersiapkan keperluan untuk acara pentas seni sekolah, sedangkan Alden cs harus mempersiapkan diri untuk tampil di acara itu. Oleh karena itu, mereka merombak kembali rencana liburan. Setelah menghabiskan pagi dengan beristirahat, siang ini mereka memutuskan untuk jalan-jalan mengelilingi Seminyak. Mereka akan menghabiskan waktu dengan berbelanja. Nampaknya mereka sudah tidak sabar lagi!
“Semua udah siap?” tanya Melody melirik kedua sahabatnya yang masih berdiri didepan cermin.
“Udah, dikit lagi Mel.” jawab Sophia yang sedang merapikan rambutnya. Sementara Nala sedang sibuk mencari sling bag barunya.
“Demi apa lo cantik banget Mel.” celetuk Sophia. Mereka menatap satu sama lain dan tertawa. Tak lupa mereka mengabadikan momen itu dengan berfoto-foto. Takut diomeli karena lama, mereka bergegas naik lift menuju lobby.
Benar saja nampaknya keempat cowok itu sudah lama menunggu. Mereka berlari kecil menghampiri Alden cs yang sedang menyibukkan diri dengan ponsel masing-masing. “Sorry kita lama.” ujar Melody menyadarkan keempat cowok didepannya itu.
Keempat cowok itu terpana melihat ketiga cewek dihadapan mereka. Melody mengenakan baju oversize yang dipadukan dengan celana pendek ditambah sebuah topi yang berwarna senada dan sepatu putih. Sophia mengenakan celana highwaist yang dipadukannya dengan baju kaos berwarna putih dan sepatu putih. Dan Nala memakai dress pendek berwarna pink lalu rambutnya disanggul dan juga sepatu putih.
“Hey, ayo!” ujar Sophia menyadarkan mereka.
Akhirnya mereka berjalan beriringan mengelilingi Seminyak. Menuju restoran dan area perbelanjaan. Mereka ditemani oleh seorang bule cantik yang diutus oleh perusahaan Mama Alden sebagai guide dan tentu saja Bagas memanfaatkan kesempatan itu dan berjalan paling depan. Entong dan Leo sibuk berbincang-bincang sementara Nala dan Sophia sibuk mengabadikan momen itu dengan merekam video. Ah ya! Melody sedikit ketinggalan karena harus ke toilet dan Alden dengan sengaja melambatkan jalannya agar bisa menunggu Melody. Melody sedikit berlari menyusul rombongannya.
“Hah,, capek banget.” keluh Melody.
Anehnya Alden tidak melihat kearahnya, cowok itu tetap menatap lurus kedepan. Melody mengernyit heran. Apa Alden marah karena mereka lama turun tadi? Atau apa? Melody menarik napas pelan mencoba mencairkan suasana.
“Al liat deh bunganya cantik ya.”
“Hmm.”
Melody diam mengamati Alden yang masih dengan wajah datarnya itu. Karena kesal diacuhkan, Ia berhenti dan menyubit lengan Alden.
“AWW! Sakit!”
“Sakit hah? Dicubit baru ngomong. Kamu kenapa sih? Emang aku ada salah? Kenapa?” tanya Melody kesal.
“Hmm.”
“Hmm Hmm Hmm teruus. Kalo aku salah bilang Al. Jangan dicuekin aku gak suka.” jelas Melody menundukkan kepalanya.
“Mel, sorry… Jangan nangis.. Malu diliatin orang-orang.” ujar Alden ketika wisatawan menatapnya curiga.
“Jadi kamu malu sama aku?” tanya Melody terisak.
“Gak Mel. Sumpah!” jawab Alden.
“Mel, yuk jalan jangan nangis kita udah ketinggalan tuh.” bujuk Alden.
“Mel jangan cuekin. Ayoook.” bujuk Alden lagi.
“Biarin! Gimana rasanya dicuekin gak suka kan? Makanya jangan cuek-cuek. Yah, walaupun kamu emang cuek.” gerutu Melody. Alden yang merasa gemas langsung menangkup kedua pipi Melody dan berkata, “Gak gitu.. Aku Cuma ga suka kamu pakai celana pendek. Mana kamu cantik banget hari ini. Nanti yang lain suka.” jelas Alden.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEN
Teen Fiction[SELESAI] Melody Kevinda Purnama. Gadis cantik juga pintar yang bersekolah di SMA PANCASILA di Bandung. Siapa sangka ia harus berurusan dengan seniornya karena telah membuat seniornya marah. Tidak lain adalah Alden Putra Wijaya. Seorang most wanted...