Bagian 26

4.2K 287 68
                                    

Senin ini tidak ada bedanya dengan senin sebelumnya. Masih banyak murid yang terlambat dan tidak mematuhi aturan. Meskipun hari ini upacara ditiadakan karena guru mengadakan rapat darurat mengenai ujian tengah semester dan masalah lainnya. Yap. Karena semua guru rapat, kelas pagi ini kosong. Tentu saja kesempatan ini dimanfaatkan murid untuk bersenang-senang.

"Mel lo sibuk amat." tegur Sophia.

"Hmm ya gitu. Gue masih cek beberapa kesalahan di laporan EC." jelas Melody.

"Semangat Mel. Kita cuma bisa bantu doa." ujar Nala dibalas senyuman oleh Melody.

Setelah setengah jam memeriksa laporan klub, Melody menutup laptopnya. Ia sudah menyiapkan segala keperluan untuk rapat nanti. Sekarang saatnya untuk bersenang-senang. Mumpung tidak ada kelas.

"Mel menurut lo Kak Leo itu gimana?" tanya Sophia sambil memainkan ponselnya.

Melody mengernyitkan keningnya, "hmm menurut gue dia cowok yang sabar dan bijaksana." jawab Melody.

Sophia menganggukkan kepalanya, "Kepo ajaa." ujar Sophia ketika menyadari raut wajah curiga Melody.

"OMG! Girls lihat nih ig Kak Cindy." teriak Nala.

Cindy memposting foto dengan seragam SMA PANCASILA dengan caption "I'm coming ❣️". Postingan itu baru 20 menit yang lalu dan sudah mendapat 350 ribu like.

"Wah baru 20 menit udah ratusan ribu like. Emang Kak Cindy itu seterkenal itu ya?" tanya Melody.

"Ya Mel. Walaupun dia cuma awal-awal disini, kepopuleran dia udah top banget. Lihat aja dia itu cantik, rambut pirang asli dan body goals lagi." jelas Sophia.

"Dia jadi primadona kakak kelas dan dia juga punya geng sama kakak kelas dulu. Tapi pertengahan semester dia pindah dan sekarang balik lagi." sambung Sophia.

"Dulu dia itu selalu nempel sama Alden. Alden juga primadona sekolah. Duet maut mereka berdua itu." celetuk Nala. Sophia memukul lengan Nala agar dia diam. Jangan sampai membuat Melody salah paham.

"Oooo ya udah." ujar Melody singkat sambil memainkan ponselnya lagi. Ia memang terdengar tidak peduli. Tapi kenapa ada perasaan tidak nyaman ini.

LINE! LINE! LINE!

"Halo kak.."

"Mel bisa ke kelas gue nggak? Bawa flashdisk dan file laporan ya."

"Oke kak. Bentar lagi gue kesana."

Panggilan berakhir. Devan meminta Melody mengantarkan file laporan ke kelasnya. Itu artinya ia akan melewati kelas Alden dulu karena kelas Devan tepat disebelah kelas Alden. Duh. Apalagi ini jam kosong pasti banyak anak cowok yang nongkrong di depan kelas, belum lagi kakak kelas cewek yang menatap dengan tatapan intimidasi.

Melody menghembuskan napas dan menarik napas pelan-pelan. Demi kelancaran klub, ia tidak boleh egois. Hanya melewati kelas itu dan selesai. Ya, hanya itu. Hanya...

"Gue ke kelas Kak Devan dulu ya. Ngantar file laporan klub." ujar Melody kepada kedua sahabatnya yang sedang sibuk bermain game.

"Oh. Hati-hati ya Mel." balas Sophia tanpa melihat Melody. Gadis itu memang sedang sibuk bermain game.
Nala pun sama. Gadis itu tampak bermain game masak-masakan. Dasar.

Melody berjalan menuju kelas XII IPS. Ia hanya perlu berjalan melewati koridor dan berbelok menuju gedung kelas XII. Memang benar apa yang dikhawatirkan Melody tadi. Siswa ramai duduk di depan kelas. Cowok maupun cewek. Seragam mereka sudah tidak rapi lagi. Padahal ini kan masih pagi.

"Eh Mel. Ngapain?" tanya Alisya, kakak kelas, anggota English Club.

"Oh itu kak. Mau ke kelas Kak Devan mau ngasih file laporan." jawab Melody.

ALDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang