Setelah beberapa menit, Melody akhirnya menemukan rak daging yang dicari-cari itu. Lengkap sudah bahan-bahan yang diperlukan. Kini masalahnya adalah siapa yang akan membayar semua bahan yang nyaris penuh didalam troli itu.
Alden menyadari ekspresi wajah Melody. Cowok itu dengan santai mendorong troli menuju kasir dan diikuti Melody.
"Santai aja. Gue yang bayar." ujar Alden yang berhasil membuat Melody lega.
Melody dan Alden mengantri cukup lama. Tak lama, Leo cs menghampiri mereka.
"Haduh belanja bulanan ya Neng?" celetuk Entong sambil mendorong troli cemilan yang sudah menggunung. Dasar lambung karet.
"Apaansi. Gak lucu." ujar Alden cuek.
Sebenarnya Alden agak salting mendengar celetukan Entong itu. Lihat saja. Hampir semua orang memerhatikan mereka.
Melody pun sama. Wajahnya mulai memerah. Namun ia berusaha menetralkannya."Halo. Selamat siang. Mari saya hitung dulu belanjaannya." ujar kasir itu.
Alden menyerahkan trolinya dan juga troli yang dibawa Entong cs.
"Wah. Mau pesta ya." ujar kasir itu sambil mengecek harga makanan satu persatu.
"Iya Teh. Kita mau pesta kecil-kecilan." ujar Bagas.
"Ooohh... Semuanya Rp 2.345.500,- " ujar kasir.
Melody terkejut mendengarnya.
Gadis itu jadi tak enak hati.
Lain halnya dengan Entong cs, mereka malah cengengesan sambil menenteng masing-masing satu kantong plastik besar."Bayar sama kartu kredit bisa kan Teh?" tanya Alden sambil menyerahkan kartu kreditnya.
"Bisa. Sebentar.. Nah ini. Terimakasih sudah belanja di supermarket kami."
Alden tersenyum tipis dan berjalan menuju parkiran.
"Al kita bawa motor nih. Belanjaannya kita taruh di mobil lo aja ya." teriak Bagas. Alden mengacungkan jempol sambil melempar kunci mobil ke tangan Bagas.
"Oke. Siap. Sekarang otw ke rumah lo aja Al. Nih kunci. See you Mel." pamit Bagas setelah selesai menyimpan belanjaan.
"Hati-hati di jalan." ujar Melody.
Entong, Bagas dan Leo membunyikan klakson. Tak lama, ketiga cowok itu sudah meninggalkan parkiran.
"Lo masuk ke mobil duluan. Gue mau ke wc." ujar Alden sambil meninggalkan Melody sendirian.
"Duh. Capek juga." keluh Melody ketika sudah di dalam mobil.
Melody melirik jam tangannya yang menunjukkan jam 14.30. Itu artinya sudah lima belas menit Alden meninggalkan Melody di mobil sendirian.
Bosan, Melody memainkan hpnya. Hingga tak sadar jika Alden sudah masuk ke mobil.
"Sorry lama." ujar Alden sambil menyalakan mobilnya.
Melody mendongakkan kepalanya ketika mendengar ucapan Alden itu.
Ternyata Alden gak seburuk yang gue pikirin.-batin Melody.
***
Alden memarkirkan mobilnya di garasi. Ketiga temannya sudah menunggu di teras.
"Kalian masuk duluan aja. Biar kita yang bawa belanjaannya." ujar Leo.
"Silakan memasuki bahtera rumah tangga tuan dan nyonya." goda Entong.
Alden tidak menghiraukan Entong. Cowok itu langsung memasuki rumahnya dengan heran. Kemana kedua orangtuanya? Baru juga sehari mereka di Bandung.
"Bi Sumi..." panggil Alden.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEN
Teen Fiction[SELESAI] Melody Kevinda Purnama. Gadis cantik juga pintar yang bersekolah di SMA PANCASILA di Bandung. Siapa sangka ia harus berurusan dengan seniornya karena telah membuat seniornya marah. Tidak lain adalah Alden Putra Wijaya. Seorang most wanted...