Melody sangat bersyukur ketika antriannya sudah tiba. Jika tidak, bisa-bisa Alden memergoki wajahnya yang sangat merah. Dasar Alden jago banget bikin anak orang salting.-batin Melody.
"Ada yang bisa dibantu kak? Mau pesan apa kak?" tanya kasir.
"Hmmm.. Aku mau mesan combo nya 3, manggo float 3, ice cream coklat 3." jawab Melody.
"Oke kak.. Gimana kalo ambil paket special aja kak? Ada hadiah kaset juga kak dan voucher promonya ka.."
"Enggak deh kak. Itu aja dulu kak."
"Oke mohon ditunggu ya kak."
Melody menunggu pesanannya sambil menatap papan menu. Entahlah dia tidak tahu apa yang sedang ia lakukan. Melody masih memikirkan kejadian tadi.
"Makan lo banyak juga ya Mel." bisik Alden tiba-tiba ditelinga Melody sambil tertawa. Jelas sekali jika Alden senang menggoda Melody.
Melody terkejut bukan main. Alden! Dia berbuat seenak hati. Tidak tahu kalau perbuatannya itu bisa membuat orang jantungan. Melody berusaha terlihat biasa-biasa saja. Mengatur wajahnya supaya terlihat tenang.
"Enak aja! Lo tuh yang makan banyak. Ini pesanan Sophia Nala juga!" jawab Melody ketus.
"Ah masa? Gue yakin itu buat lo sendiri. Buktinya temen lo gak ada tuh." balas Alden.
"Aldeeenn!! Sumpah ya lo ngeselin banget!" gerutu Melody kesal. Siapa juga yang tidak kesal jika dijahili seperti itu.
Alden tertawa melihat reaksi Melody. Melody tampak lucu dimata Alden. Iya. Jangan tanya lagi. Alden memang menyukai Melody. Sangat malahan.
Melody membawa makanan dengan kesal. Apa-apaan Alden itu. Bisa-bisanya dia tertawa. Usil banget. Berubah gak dingin sih iya. Tapi ini usil bangeet.-gerutu Melody sambil mencari meja kosong.
"Napa lu Mel? Manyun gitu." tanya Sophia yang baru saja selesai dari toilet.
"Tau deh. Kesel." jawab Melody.
"Ha? Gimana? Kesel? Emang kenapa Mel? Pesanan kita kayaknya aman-aman aja tuh." tanya Nala dengan wajah polosnya.
Melody memutar bola matanya. Lalu menunjuk Alden yang sedang menunggu pesanan. Ketika Melody menunjuk Alden, tiba-tiba Alden menoleh ke arah mereka. Ketiga gadis itu menatap Alden. Alden mengangkat alisnya seolah bertanya 'ada apa'.
"Kenapa sih Mel? Alden ngapain?" tanya Sophia.
"Dia tuh usil banget Sop. Awalnya dia bikin gue salting abis itu bikin gue kesel bilang kalo makan gue banyak." jelas Melody.
"Ya ampun Mel. Gue kira apaan. Sekali-kali gak apalah Mel. Udah ah yok makan. Laper nih."
Sekali-kali? Iya kalo cuma sekali ini udah berkali-kali dia bikin gue jantungaan. Bodo ah mending makan.-batin Melody.
"Astaga La, kok ayam lo udah habis aja?" tanya Melody heran.
"Hehehe gue laper. Kalian ngomong terus sih dari tadi. Ya gue makanlah." jawab Nala santai.
***
Alden memainkan ponselnya sembari menunggu makanan yang sudah dipesannya. Lumayan banyak makanan yang dipesannya. Ya siapa lagi kalau bukan pesanan sahabatnya.
Awalnya mereka akan memesan bersama-sama, tetapi Leo dipanggil EO acara tadi yang ingin memberikan gaji untuk mereka. Tentu saja Bagas dan Entong ikut dengan dalih menemani Leo takut dijambret orang.Karena bosan memainkan ponsel, Alden mengalihkan perhatiannya. Kadang melihat-lihat papan menu, kadang melihat-lihat TV, sampai Alden merasa sedang diawasi. Ketika menoleh kebelakang, Alden ditatap tiga gadis yang ia kenal. Melody dan kedua temannya. Ada apa? Alden mengangkat alisnya. Namun ia dibalas lirikan kesal dari Melody.
"Ini pesanannya. Silakan. Maaf Kak, pesanannya banyak jadi dipisah-pisah." ujar kasir.
Alden terdiam melihat 3 nampan yang terisi penuh dengan makanan dan minuman.
"Al!" panggil Entong. Untung saja mereka datang diwaktu yang tepat.
"Nih bawa semuanya." ujar Alden sambil menyodorkan nampan.
"Iya iya. Galak amat." gumam Entong.
"Gue bawa satu. Lo bawa satu ya Le. Le?"
Hening.. Ternyata Alden dan Leo sudah menunggu di meja.
"Leo gak asik nih. Masa kita berdua aja yang bawa." gerutu Bagas. Bagas melirik Entong. Entong paham dengan lirikan Bagas. Mereka berdua mengangguk dan....
"AKANG LEO AKANG ALDEN BANTUIIN! BIKES DEH!" teriak Bagas dan Entong dengan nada lebay.
Sontak saja semua mata tertuju pada Bagas dan Entong. Pengunjung restoran itu tersenyum melihat Bagas dan Entong berlagak seperti perempuan yang sedang kesal. Alden dan Leo langsung menutup muka dengan telapak tangan. Mereka menarik napas dalam melihat tingkah kedua manusia tidak tahu malu itu.
"Bukan temen gue." ujar Alden.
"Lah emang kita kenal mereka?" balas Leo.
***
"Lo liat gak tadi Kak Bagas sama Kak Entong? Mereka lucu banget parah." ujar Nala sambil tertawa. Mereka masih mengingat kejadian lucu di restoran tadi.
"Iya. Gue yakin Alden pasti malu banget tadi." balas Sophia yang sedang menyetir mobil. Ketiga gadis itu memutuskan langsung pulang karena mereka sudah lelah memutari mall seharian. Besok mereka harus sekolah lagi.
"Biarin aja. Biar kapok." ujar Melody.
"Mel. Lo daritadi sensi mulu kalo dengar nama Alden." goda Sophia.
"Jangan benci Mel. Benci jadi cinta baru tau rasa." balas Nala.
"Lah? Gue gak benci sama Alden tuh." sanggah Melody.
"Kalo gak benci terus apa? Udah cinta?" tanya Nala menggoda Melody.
"Hah? Amit-amit dah."
"Serius amit-amit? Nanti malah amin amin jadian yaa" celetuk Sophia.
"Please ya kalian. Jangan mulaai." ujar Melody salah tingkah.
"Tuh kaaan.."
"Udah kebaca kok Mel. Kalo lo suka sama Alden." ujar Sophia.
Melody tidak menjawab perkataan Sophia. Dia menatap keluar jendela.
Apa memang terlihat jelas kalau Melody suka dengan Alden? Sepertinya Melody sudah menutupi perasannya. Tunggu. Apa yang baru saja ia pikirkan. Apa Melody baru saja mengakui perasannya?Terbongkar sudah.
Sophia melirik Melody sambil tersenyum. Tidak ada yang bisa menandingi kejelian mata Sophia. Dia sangat paham dengan situasi. Sepertinya Melody melupakan keahlian Sophia.
.
.
.
.see you next part 👀
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEN
Teen Fiction[SELESAI] Melody Kevinda Purnama. Gadis cantik juga pintar yang bersekolah di SMA PANCASILA di Bandung. Siapa sangka ia harus berurusan dengan seniornya karena telah membuat seniornya marah. Tidak lain adalah Alden Putra Wijaya. Seorang most wanted...