Bagian 15

6.4K 371 8
                                    

Melody turun dari mobil dan tak lama disusul Alden. Mereka langsung disambut oleh senyuman Bagas, Entong dan Leo.


"Hayuk atuh. Akang Entong udah lapar." ujar Entong sambil melihat-lihat supermarket itu.

Mereka kini berada di sebuah supermarket di dekat kompleks rumah Alden. Tidak usah heran. Ini adalah kegiatan rutin mereka sepulang sekolah. Belanja cemilan.

"Tong, Gas. Ambil troli dua." seru Leo.

"Google map buka buku. Siap bosku." balas Entong dengan pantun asal-asalan.

"Kita bagi tim aja. Kita bertiga cari cemilan. Mel, lo sama Alden cari bahan buat bikin makanan apa aja. Nih troli kalian." tunjuk Leo sambil memberikan troli.

Bagas, Entong, dan Leo langsung menjelajah ke tiap rak yang berisi makanan.

Alden dan Melody juga langsung berjalan mencari bahan makanan. Alden berjalan sambil mendorong troli dengan satu tangan sementara tangannya yang lain ia masukkan kedalam sakunya.

Melody mengikuti langkah cowok dihadapannya itu. Namun, ia menjaga jarak dengan Alden. Takut Alden akan membentaknya lagi.

Sudah 15 menit mereka berputar-putar. Tapi tidak satupun bahan berhasil mereka dapatkan. Pasalnya, Alden tidak mengerti tentang bahan makanan dan bumbunya. Melody? Alden memutuskan untuk bertanya.

"Gue gak ngerti tentang masakan. Lo?" tanya Alden.

Melody diam. Melody diam bukan karna masalah tadi. Tapi gadis itu sedang memikirkan makanan apa yang akan mereka buat. Dan bahan apa saja yang akan dibeli.

"Hmm.. Kalian suka apa?" tanya Melody.

"Apa aja."

"Kita bikin satu makanan aja Al?"

"Lo gak tau ya. Lambung mereka lambung karet. Bikin aja makanan banyak-banyak." ujar Alden cuek.

"Iya Mel, Al. Sekalian kita bikin pesta kecil-kecilan. Menyambut kedatangan Cekgu Melody." sambung Bagas yang sudah berdiri didepan mereka sambil menggendong banyak cemilan.

"Boleh juga tuh." sambar Entong dari belakang Bagas.

"Ya udah kami ke Leo dulu ya. Kita mau borong cemilan dulu." pamit Bagas dan Entong.

"Kalo gitu kita bikin nasgor ayam, migor sosis, hmm juga spagetti daging." usul Melody.

"Lo yang masak semuanya?" tanya Alden sedikit ragu.

"Gini-gini gue pinter masak. Gak usah banyak tanya. Kita langsung cari bahan aja." ujar Melody menirukan gaya Alden.

Alden terdiam melihat Melody yang berusaha meniru gaya bicaranya. Cowok itu sedikit kesal. Kenapa ia yang dijutekin?

"Nah, ini.. trus ini." ujar Melody sambil memgambil keju dan saus sambal. Troli mereka sudah penuh dengan bahan-bahan makanan yang akan mereka masak nanti.

"Dagingnya Mel." ujar Alden.

"O iya. Kita cari daging dulu aja." jawab Melody.

Melody dan Alden sedikit kebingungan mencari tempat daging karena supermarket itu lumayan luas.

"Selamat siang dek. Mau beliin pacarnya coklat?" ujar salah satu pegawai supermarket itu.

Pacar? Alden terdiam. Melody bukan pacarnya. Tapi Alden hanya diam. Melody juga sama halnya dengan Alden.  Tapi gadis itu terdiam bukan karena ucapan karyawan itu, melainkan terdiam karena melihat coklat dihadapannya saat ini.

Itu adalah coklat favorit Melody.
Sudah lama sekali Melody tidak memakan coklat itu. Tapi sayang, harga coklat itu lumayan mahal. Melody tidak membawa uang lebih.

"Kayaknya pacarnya pengen coklat tuh dek. Beli satu gratis satu lho." rayu karyawan itu yang berhasil membuat Alden salah tingkah.

"Maaf Teh dia-.."

"Yuk Al. Kita cari daging dulu aja. Makasi ya teh." potong Melody.

Entahlah. Ucapan karyawan supermarket itu berhasil membuat Alden mendadak salah tingkah. Bahkan telinganya saja sudah memerah.

Alden tidak mau Melody menyadari sikapnya itu. Ia berusaha menetralkan emosinya.

"Lo suka coklat tadi?" tanya Alden.

"Bangeeeeett." jawab Melody

"Ooh." balas Alden pendek dan berlalu meninggalkan Melody.

Melody menarik napas dalam.
"Sabar Mel. Ujiaaaan. Kenapa juga lo berharap Alden bakal beliin lo coklat itu. Cowok dingin, cuek, gak peka lagi. Untung ganteng." omel Melody.

.
.
.
.

Jgn lupa vomment ya 😗
Makasi udh baca cerita ini juga jgn lupa share cerita ini ya 

ALDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang