Alden malangkah menjauh dari koridor kelas 12. Ia memang tak berniat langsung ke kelasnya. Seperti biasa, Alden nongkrong di warung Mbak Ati di belakang sekolahnya. Disanalah Alden dan ketiga sahabatnya menghabiskan waktu bersama.
"Aiiihhh. Cogan dataang" sambut Bagas yang melihat Alden menduduki bangku disebelahnya.
"Udah sarapan Al?" tanya Leo.
Alden menganggukkan kepalanya. Ia menyibukkan diri dengan ponsel berwarna hitam yang berlogo apple itu.
"Tumben lo sarapan Al?" tanya
Entong yang baru saja menghabiskan dua piring nasgor yang ia pesan. Alden tak menghiraukan pertanyaan Entong. Ia masih tetap fokus dengan hp nya.Krik Krik Krik.
Seketika meledaklah tawa Leo dan Bagas. Mereka tertawa melihat Entong yang memasang wajah masamnya. Alden yang merasa terusik karna tawa sahabatnya yang menggelegar seantero warung, mendongakkan kepalanya memandang wajah sahabatnya. Namun ia kembali sibuk dengan game di ponselnya.
"Yang sabar Ntong. Hidup penuh cobaan. Dikacangin terus ya." ujar Entong pada dirinya sendiri.
"Melody gimana Al?" tanya Leo diakhir tawanya.
"Baik." jawab Alden.
Leo menghela napas pelan mendengar jawaban pendek Alden.
"Dia nginap?" tanya Bagas penasaran.
Alden menganggukkan kepala sebagai jawaban. Ketiga sahabat Alden itu saling pandang. Tumben-batin mereka dalam hati.
"Aiissh lo modusin kagak? Diapain gitu." goda Entong sambil menoel dagu Alden. Alden yang risih dengan kelakuan Entong langsung menepis tangan cowok itu.
"Apaan sih. Dia anaknya sahabat nyokap gue." jelas Alden. Mereka menganggukkan kepala pertanda mengerti.
Keempat cowok itu kembali menyibukkan diri dengan kegiatan masing-masing. Alden tetap sibuk dengan game di hp nya. Leo dan Bagas melanjutkan makannya yang terhenti. Dan Entong? Entahlah. Hanya Entong dan tuhan yang tau. Lantas Ia hanya memandang wajah ketiga sahabatnya itu bergantian.
"Oi. Gue kok ngerasa kayak ada hawa negatif gitu ya?" ujar Entong pelan.
"Beneer lu ntong. Bulu kuduk gue pada merinding." keluh Bagas. Leo menganggukkan kepala, menyetujui perkataan Entong dan Bagas. Bahkan Alden juga merasakan hal yang sama. Namun mereka tetap sibuk dengan kegiatan masing-masing.
"Awwww! Apaansih ntong." ketus Alden yang masih sibuk dengan game-nya.
Leo, Bagas dan Entong langsung mendongakkan kepala mereka ketika mendengar ketusan Alden. Mereka terdiam. Mereka tidak dapat berkutik lagi. Bukan Entong yang menjewer telinga Alden. Melainkaaan..........
"ALDEEEEENNN!!!!!"
Teriakan maha dahsyat itu berhasil membuat telinga keempat cowok itu mendadak tuli. Alden menolehkan kepalanya ke belakang.
"Bu Dian. Ada apa ya bu?" tanya Alden dengan tampang polos. Ya, teriakan itu tak lain datang dari Bu Dian yang kini tengah berkacak pinggang di belakang Alden.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEN
Teen Fiction[SELESAI] Melody Kevinda Purnama. Gadis cantik juga pintar yang bersekolah di SMA PANCASILA di Bandung. Siapa sangka ia harus berurusan dengan seniornya karena telah membuat seniornya marah. Tidak lain adalah Alden Putra Wijaya. Seorang most wanted...