Suasana pagi ini dihiasi hiruk pikuk turis lokal maupun mancanegara yang sedang memilih makanan di lantai 1. Begitupun dengan Alden yang kini matanya sibuk mencari keberadaan Melody yang tak kunjung turun untuk sarapan.
“Al? Liat noh lo ngambil salad segunung.” ujar Leo menyadarkan Alden.
“Oh ya udah kasih ke Entong aja.” jawab Alden sambil menyerahkan sepiring salad ke tangan Entong. Alden langsung berlari ketika melihat Melody dan temannya yang baru saja keluar dari lift.
“Hei morning.” sapa Alden yang dibalas tatapan heran Melody.
“Lah masih ngambek?” tanya Alden.
“Gak. B aja.” jawab Melody memalingkan wajahnya dari Alden.
“Kenapa lagi sih sayang?” tanya Alden mendekatkan wajahnya ke Melody.
Melody terkejut bukan main jantungnya serasa jatuh ke lantai. Bahkan kedua teman Melody juga terkejut. Satu hal yang pasti, wajah Melody memerah dan jantungnya berdegup melihat wajah Alden yang begitu dekat.
“Apaan sih Al.” ujar Melody mendorong Alden dan berusaha mengatur emosinya.
“Maksudnya?” tanya Alden bingung.
“Kenapa manggil ‘sayang’ didepan umum. Kita gak pacaran Al, so jangan bikin anak orang kaget.” sewot Melody.
“Lah bukannya kamu duluan yang manggil ‘sayang’ di chat tadi malam?” tanya Alden.
“Chat?! Tadi malam?!”
“Iya tadi malam.”
Melody menarik napas panjang, ia yakin betul pasti ini ulah sahabatnya. Melody berbalik badan dan hendak memarahi kedua sahabatnya, namun Sophia dan Nala sudah duluan kabur sedari tadi. Melody bergumam mengutuk tingkah sahabatnya itu. Ya tuhan, mau ditaruh dimana muka gue-batin Melody.
“Kenapa?” tanya Alden seraya membalikkan badan Melody menghadap kearahnya.
“Haa, i- itu.. Kayaknya Sophia dan Nala deh yang ngirim pesan aneh tadi malam. Bu- Bukan gu- eh bukan aku Al.” jawab Melody gugup bukan main.
“Yah...” Alden menghembuskan napas pertanda kecewa.
“Yah? Yah kenapa Al ?” tanya Melody.
“Maunya kamu yang ngirim chat itu...padahal kemaren udah senang banget.” jawab Alden sambil menunduk dan memanyunkan bibirnya. Tentu saja Melody yang melihat itu langsung merasa gemas.
“Al-“
Ucapan Melody terpotong ketika Entong berteriak keras memanggil mereka agar sarapan. Lihatlah, dengan percaya dirinya Entong berteriak di kerumunan sambil melambaikan tangan dan tangan satunya lagi memegang piring yang penuh dengan makanan. Alden dan Melody menggelengkan kepala.
“Bikin malu aja.” gumam Alden.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEN
Teen Fiction[SELESAI] Melody Kevinda Purnama. Gadis cantik juga pintar yang bersekolah di SMA PANCASILA di Bandung. Siapa sangka ia harus berurusan dengan seniornya karena telah membuat seniornya marah. Tidak lain adalah Alden Putra Wijaya. Seorang most wanted...