Alden membuka matanya perlahan ketika sinar matahari masuk kedalam kamarnya. Alden merasa ringan dan segar. Ini tidur ternyenyak selama bertahun-tahun. Perlahan namun pasti Alden sudah menerima keadaan.
Alden bangun dari kasurnya. Duduk sejenak dan melamun. Ia teringat ucapan Erika tadi malam.Flashback ON
Setelah kejadian hangat itu, Alden kembali ke kamarnya. Ia ingin membersihkan diri sebelum tidur. Ketika keluar dari kamar mandi, Erika sudah duduk di kursi Alden.
"Kenapa Ma?" tanya Alden.
"Gak sayang mama cuma mau bilang perihal kedatangan keluarga Cindy tadi. Sana ganti baju kamu dulu." ujar Erika.
Alden mengangguk pelan. Berjalan menuju kamar gantinya. Dan mengganti baju dengan cepat.
"Jadi gini.. Singkatnya, Keluarga Cindy mau minta tolong ke kamu buat jagain Cindy selama dia sekolah di tempat kamu. Gak lama kok Al. Cuma 3 bulan aja. Karna Om Alex, papanya Cindy harus balik ke LA setelah itu..." Erika berbicara pelan-pelan. Takut membuat Alden merasa tidak nyaman. Apalagi pembahasan ini cukup sensitif.
"Dan sebenarnya pertemuan tadi tidak lancar juga nak. Karena Cindy mengungkit-ngungkit pertunangan kamu sama dia..." Erika berhenti bebicara. Ia menggenggam tangan Alden agar Alden tidak emosi duluan.
"Tapi papa kamu nolak sayang.. Papa kamu bilang kalo masalah jagain Cindy itu boleh aja. Tapi kalo masalah pertunangan, itu cuma kamu yang berhak nentuin. Ya, kelihatannya Cindy kecewa ketika papa bilang gitu. Om Alex juga sedikit kecewa dan mengimingi papa kamu saham tentu saja papa nolak.. Karna bagi papa kebahagiaan kamu nomor satu sayang.. Kamu lebih penting dari saham-saham itu..." jelas Erika sambil tersenyum dan mengelus pipi Alden.
Alden senang ketika mendengar papanya yang bersikap seperti itu. Ternyata papanya sangat menyayanginya. Alden tersenyum lebar. Senyum lebar pertama kalinya sejak kejadian itu.
"Nah, ini baru Alden. Senyumnya bikin mama senang. Kamu ganteng yaa.. Mirip papa kamu.." puji Erika sambil tertawa.
Alden tersenyum kikuk. Dia malu ketika mamanya memuji dirinya. Alden merasa bahagia bisa kembali bercanda dengan mamanya. Hal yang ia rindukan selama ini.
"Ya sudah.. Mama ke kamar dulu ya.. Kamu tidur gih.." pamit Erika.
Alden mematikan lampu kamarnya ketika Erika sudah menutup pintu. Ia meraih ponsel di saku jaketnya. Iseng, Alden membuka instagramnya. Banyak pesan dari cewek-cewek. Alden teringat Melody. Ia harus mengabari Melody. Tapi ini sudah sangat malam. Sepertinya Melody sudah tidur. Tapi tak apalah. Alden mulai merangkai kalimat yang pas untuk dikirim. Tapi entah kenapa Alden bingung ingin mengirim pesan seperti apa. Berkali kali ia menghapus kalimat yang sudah ia rangkai. Alden juga sedikit gugup. Padahal ia hanya ingin mengirim pesan singkat ke Melody.
Melodyyy_
Thanks ya sarannya. Gue udah baikan sama orang tua gue
Send. Sudah terkirim. Alden menatap ponselnya sambil tersenyum. Ya, Alden sadar betul kalau hatinya sudah terpikat dengan gadis ini, Melody Kevinda Purnama.Flashback OFF
"Pagi sayang.." ucap Erika sambil membawa tumpukan pakaian Alden yang sudah rapi.
"Hmm.. Pagi Ma.." jawab Alden sambil menguap.
"Mandi gih. Mama udah buatin sarapan. Papa juga udah bangun." ujar Erika.
"Hari ini kita ke makam Keysha ya." tambah Erika.
Alden mengangguk. Berusaha mengalahkan rasa kantuknya. Ketika sebuah notifikasi membuat Alden terusik karena sangat ribut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEN
Teen Fiction[SELESAI] Melody Kevinda Purnama. Gadis cantik juga pintar yang bersekolah di SMA PANCASILA di Bandung. Siapa sangka ia harus berurusan dengan seniornya karena telah membuat seniornya marah. Tidak lain adalah Alden Putra Wijaya. Seorang most wanted...