“Entong mana?” tanya Alden.
“Koper dia ketinggalan Al.” jawab Bagas yang sibuk menghitung barang bawaannya.
“Duh tuh anak. Lo juga periksa gih barang bawaan lo mana tau ada yang ketinggalan.” ujar Alden.
“Al udah siap semua?” tanya Erika.
“Udah Ma. Nunggu Melody sama yang lain. Entong juga nih koper dia ketinggalan.” jawab Alden.
TIN! TIN!
Alden tersenyum ketika melihat Melody, Sophia, Nala dan Entong yang baru saja datang. Entah bagaimana bisa mereka bersama Entong. Tapi yang pasti semuanya sudah lengkap dan mereka bisa langsung menuju bandara. Setelah menyusun koper di bagasi taksi yang sudah dipesan Erika, mereka berkumpul hendak pamitan dengan Erika.
“Mama ada urusan di kantor gak bisa anter kalian ke bandara. Alden kamu pastiin semuanya aman ya termasuk jagain cewek-cewek.” ujar Erika yang dibalas anggukan oleh Alden cs dan Melody cs.
“Ingat jangan sampai hilang. Leo bantu Alden jagain yang lain ya.” sambung Erika.
“Oke Ma. Semua aman kalo sama Leo.” jawab Leo.
“Iya Ma. Ini takut telat Ma. Kita pergi dulu ya Ma.” pamit Alden menyalami tangan Erika dan diikuti oleh yang lainnya.
Perjalanan menuju bandara memakan waktu 1 jam, lalu lintas cukup ramai. Ketujuh remaja itu sudah berada di pesawat menuju Denpasar, Bali. Meski baru pertama kali berpergian tanpa orang tua, perjalanan kali ini lancar. Tidak ada masalah mulai dari pemeriksaan hingga check-in.
Melody menghembuskan napas pelan, ia merasa bosan. Ketika temannya yang lain terlelap, hanya Melody yang masih terjaga. Ah ralat. Alden yang duduk di sebelah Melody juga masih terjaga. Melody ingin mengajak Alden bicara untuk menghilangkan bosan, namun ia tidak tahu topik apa yang akan mereka bicarakan. Alhasil Melody hanya melihat-lihat brosur yang ia dapat entah darimana.
“Ngapain?” tanya Alden.
“Ha?”
“Itu ngapain mainin brosur segala. Disampingnya ada cowok cakep diajak ngomong kek.” sindir Alden.
“Ha? Cowok cakep mana?” tanya Melody celingukan.
“Duh ngeselin tapi bikin sayang. Gimana dong?” goda Alden yang ingin melihat Melody salah tingkah.
“Hah apaan sih. B aja tuh.” alih Melody.
“Cie mukanya merah.” goda Alden lagi.
“Aldeeen.” lirih Melody dengan tatapan tajam.
“Iya, iya ampun say- eh keceplosan.”
Melody yang salah tingkah melempar brosur kearah Alden, dan ya tepat sasaran. Alden merengut kesal.
“Cantik-cantik tapi galak.” gumam Alden.
Melody yang mendengar gumaman Alden membalas dengan lirikan tajam. Alden memanyunkan mulutnya pertanda kesal.
***
Tepat pukul 5 sore mereka sudah sampai di salah satu resort Seminyak. Tempat wisata yang digandrungi wisatawan lokal dan mancanegara. Tidak hanya karena keindahan alamnya, tapi juga karena fasilitas yang tersedia lengkap dan mewah. Ketujuh remaja itu terpukau ketika memasuki lobi yang super elegan.
“Gila. Nyokap lo royal banget Al.” komentar Bagas memutar kepala melihat seisi lobi.
“Syukuri aja Gas. Emang lo mau tidur di jalan?” tanya Leo.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEN
Teen Fiction[SELESAI] Melody Kevinda Purnama. Gadis cantik juga pintar yang bersekolah di SMA PANCASILA di Bandung. Siapa sangka ia harus berurusan dengan seniornya karena telah membuat seniornya marah. Tidak lain adalah Alden Putra Wijaya. Seorang most wanted...