"Lo sih Gas. Masa ngumpet di wc cewek." sewot Entong saat menaiki tangga rumah Alden.
"Ye kayak lo yang enggak aja. Kan lo duluan masuk wc cewek." balas Bagas tak terima tuduhan yang diberikan Entong padanya.
"Kan lo yang bikin cewek pada teriak. Ketahuan deh sama si Bunda Besar." sambung Entong juga tak mau kalah. Mereka tak hentinya beradu mulut sampai tak sadar jika mereka sudah berada di kamar Alden.
Alden hanya mendengus kecil melihat tingkah kedua temannya itu. Sementara Leo malah mengompori kedua sahabatnya. Alhasil Entong dan Bagas semakin ribut.
"Kalo lo mau ribut sana di luar." sindir Alden yang sedang berbaring diatas kasurnya. Sontak saja ketiga temannya terdiam.
"Lo sih." Tuding Entong.
"Lo yang mulai." Balas Bagas.
"Udah ah. Nanti kita diusir Alden. Mau?" Leo berusaha menengahi kedua temannya walau tadi ia sempat mengompori keduanya.
Entong dan Bagas sama-sama memasang wajah cemberut yang dibuat-buat. Mereka saling lirik dan mengangguk bersamaan. Leo bingung melihat tingkah mereka."Aldeeen gak boleh marah-marah gitchu ih." Ujar Entong sambil memeluk Alden. Bagas yang tak tahan ingin menggoda Alden juga ikut memeluk Alden.
"Iya Al. Kita kan best plend polepel. Iya kan Tong?" sambung Bagas. Leo melongo melihat kelakuan dua temannya itu. Geli rasanya melihat cowok berpelukan seperti itu.
Alden berusaha memberontak.
Tenaga Entong dan Bagas bukan main. Jadilah Alden memberontak dengan tenaga ekstra."Lepasin atau kalian gak gue kasih makan lagi!" bentak Alden.
Entong dan Bagas langsung melepas pelukan mereka.
Alden gak ngasih makan? Bahaya! Siapa yang akan mengurus lambung karet mereka nantinya?"Al jadi ngeband nanti malam?" tanya Leo saat Alden duduk di kursi kamar. Alden berusaha mengatur napasnya yang ngos-ngosan karna pelukan tadi.
"Gak jadi." Jawab Alden.
"Kenapa Al? Padahal gue rela membatalkan segala janji malam nanti." potong Bagas yang langsung mendapat cibiran dari Entong. Sebenarnya cowok itu tidak ada janji dengan siapapun. Itu hanya alibi semata. Alden mendengus lalu kembali membuka suara.
"Soalnya cafe itu mau dipakai acara." sambung Alden.
"Acara apa?" tanya Entong penasaran. Alden mengangkat bahunya pertanda tidak tau. Entong mengelus dada melihat tingkah Alden yang kelewat jutek.
"O ya Al gimana menurut lo soal tutor kita?" tanya Bagas mengalihkan topik. Alden mengernyit bingung.
"Melody Al." sambung Entong.
"B aja." jawab Alden sambil berjalan ke kamar mandi. Diam. Mereka bertiga memasang wajah cengo melihat reaksi Alden.
"IIIIIIIHH ALDEEEEN BIKES DEH. BIKIN KESEL!!!!!" teriak Entong dan Bagas bersamaan. Mereka teriak dengan nada dan gaya persis sama dengan artis yang mempopulerkannya. Leo bergidik jijik melihat kelakuan Entong dan Bagas.
***
Tok Tok Tok.
"Melody shalat maghrib dulu sayang." ujar Dinda dari luar kamar anaknya itu. Melody membuka matanya saat mendengar seruan Dinda.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEN
Teen Fiction[SELESAI] Melody Kevinda Purnama. Gadis cantik juga pintar yang bersekolah di SMA PANCASILA di Bandung. Siapa sangka ia harus berurusan dengan seniornya karena telah membuat seniornya marah. Tidak lain adalah Alden Putra Wijaya. Seorang most wanted...