Bagian 20

5.7K 366 42
                                    

"Yuk bang." ajak Melody membuyarkan pandangan Fajar yang sedang asik bermain iphonenya.


"Eh Mel. Skuy. Gue pake motor gapapa kan? Soalnya papa gak ngizinin bawa mobil." ujar Fajar sambil menghabiskan minuman yang disediakan Bunda Melody.

"Gapapa kok. Makanya aku make hoodie. Hehehe"

"Kirim salam buat Om Bara ya Jar. Bunda belum sempat silataurahmi ke om Bara." ujar Dinda sambil berjalan dari dapur.

"Ooh oke bun. Jar sama Melody pergi dulu ya bun. Salam buat Om Kevin." balas Fajar sambil menyium tangan Dinda. Begitupun Melody juga berpamitan.

Kedua remaja itu melangkah menuju garasi rumah Melody. Dengan cekatan Fajar menyalakan motornya dan memakaikan Melody helm yang selalu dibawanya.

"Thanks." ujar Melody sambil memamerkan senyumannya.

Motor itu melaju dengan cepat. Berbaur dengan transportasi lainnya. Malam ini jalanan tidak ramai. Tidak pula sepi. Hmm. Udara Bandung malam ini membuat Melody merasa nyaman.

Tak butuh waktu lama. Hanya dengan waktu 15 menit mereka sudah tiba di depan cafe milik Om Bara. Cafe dengan nama "Bro Cafe" ini mengusung konsep kekinian. Tak heran jika pengunjung cafe ini umumnya anak muda. Ditambah lagi dengan lampu yang dihias sedemikian rupa membuat tempat ini menjadi populer.

Melody turun dari motor sambil membuka helmnya. Rambutnya sedikit berantakan. Tapi tentu saja gadis itu tetap terlihat cantik. Dengan telaten, Melody merapikan rambutnya.

"Kita duduk dimana Mel? Lantai dua aja kali ya?" tanya Fajar.

"Boleh. Kayaknya view nya bagus ya." terka Melody.

"Tentu dong. Karena itulah om bikin cafe disini." ujar Bara yang datang entah darimana.

"Om Bara.. " ujar Melody dan Fajar. Mereka bergantian menyalami Bara.

"Gimana kabar kalian?" tanya Bara.

"Baik Om." sahut Melody dan Fajar bersamaan.

"Hadduuh. Om gak bisa bayangin kalo ponakan kumpul semua. Pasti rame ya. Hahhaha." timpal Bara.

"Hehehe. Oh iya Om. Bunda Dinda nitip salam. Katanya maaf belum bisa silaturahmi lagi." ujar Fajar setelah teringat dengan pesan Bunda Melody tadi.

"Okee. Salam balik untuk bunda ya Mel. Tambah cantik ponakan om ya." puji Bara.

"Makasi om." balas Melody.

"Ya udah kalian berdua keatas aja ya. Pesan aja sesukanya. Buat keponakan om gratis deh."

***

Sudah setengah jam Alden duduk di tempat ini. Beberapa kali Alden mendapati lirikan dari cewek pengunjung cafe ini. Alden tak menghiraukannya. Pikirannya kacau.
Gelisah. Hingga minuman yang ia pesan sudah tinggal sedikit. Sedari tadi Alden hanya melamun. Kadang mengecek notifikasi iphonennya. Lalu melamun lagi. Ya. Ini bukan pertama kalinya Alden bertengkar dengan kedua orang tuanya. Tapi entah kenapa kali ini beda. Alden sakit hati. Ditambah lagi dengan kehadiran orang yang tak diduga-duga.

ALDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang