Bagian 13

7.1K 377 24
                                    

Sudah sepuluh kali Melody menguap dan kesepuluh kalinya juga mata Melody melirik jam yang berjalan lambat. Pelajaran biologi pagi ini sangat membosankan. Lihat saja hampir semua siswa tidur.

Tak lama, bel pergantian pelajaran berbunyi. Siswa yang tidur langsung mengangkat kepala dan meregangkan otot.

"WOIII!!! GUE ADA PENGUMUMAAAN!!" teriak Nurul.

Sontak saja semua mata tertuju kepada Nurul.

"Apa?" tanya Andi, teman sebangku Nala.

"Gue ada dua berita. Berita bahagia dan hmm...kalo menurut gue yang satu ini jugaa berita bahagia." jawab Nurul.

"BERITA PERTAMA!!" sorak seisi kelas.

"Okay. Santai. Pertama, guru fisika hari ini gak masuk.."

Kalimat Nurul terpotong karena respon anak kelas yang sangat heboh. Ada yang teriak histeris bahkan ada yang joget asal-asalan di atas meja.

"Okay guys. Tenang dulu. Kita lanjut party setelah denger berita kedua. Next?" tanya Haikal, selaku ketua kelas.

"Berita keduanya yaitu..." Nurul sengaja menggantungkan kalimatnya hanya demi melihat tampang kepo anak kelasnya.

"Apaan? Gue penasaran." potong Sophia.

"UANG KAS LUNASIIIIIIN!!!!!!" teriak Nurul sambil mengeluarkan buku kehidupan a.k.a buku kas yang langsung membuat seisi kelas tiba-tiba hening.

Beberapa detik kemudian, satu persatu siswa meninggalkan kelas.

"Aduuuhhh gue kebelet nih."

"Aduuh gue laper. Kantin yuk."

"Game tadi belum selesaikan bro?"

"Gue tadi dipanggil ke ruang guru gak ya?"

"Gue siapa? Gue dimana?"

Melody, Sophia, Nala diam mematung di sudut pintu. Namun apa daya Nurul sudah memergoki mereka.

"Hai girls. U- "

"LARIIII!!!!!" teriak Sophia. Melody dan Nala langsung beraksi setelah memdengar aba-aba itu.

Nurul menatap kelas yang sudah kosong. Apa salahnya? Sebegini beratkah jabatan bendahara kelas? Gadis itu menghela napas dan beranjak menyusul teman-temannya, kemana lagi kalau bukan kantin.

***

Melody mengaduk malas mi ayam pesanannya. Entahlah hari ini mood Melody benar-benar buruk.

"Tumben mi ayamnya dianggurin. Itu kan makanan favorit lo Mel." ujar Nala.

"Iya. Kasian mi ayamnya ada tapi gak dianggap." sambung Sophia sambil memasang wajah sok muram.

"Lo kenapa? Pas jambel tadi lo juga rada bad mood. Ada masalah? Cerita dong." ujar Nala tanpa merespon Sophia.

"Huft.. Gue lagi banyak pikiran. Urusan organisasi belum kelar. Uang kas numpuk. Makalah kimia belum. Pr mtk belum. Alden juga bikin gue khawatir.."

Melody menghentikan keluh kesahnya setelah sadar dengan ucapannya.

"Alden? Ada apa dengan Alden?" tanya Sophia dengan gaya khas detektif.

"Kenapa lo nyebut nama Alden diantara keluh kesah lo? Jangan-jangan lo mulai suka sama Alden. Iya kan?" tanya Nala yang membuat Melody gelagapan.

ALDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang