Melody memejamkan matanya ketika tangan Cindy melayang kearahnya. Eh? Cindy bukan menamparnya malah memeluknya! Melody sangat heran melihat tingkah Cindy. Apa dia sedang sakit?
“I just wanna say sorry Melody.” ujar Cindy dalam pelukan Melody.
“But first lepasin dulu jadi canggung tau gak.” ujar Melody.
“Uhm, sorry gue cuma mau minta maaf aja kok.” sambung Cindy.
“Buat apa?!” tanya Melody ketus.
“Buat semua kelakuan jahat gue selama ini. Setelah dimarahi Alden gue jadi sadar kalo..”
“Oh jadi lo bakal sadar cuma karena dimarahi Alden?! Segitu remehnya lo anggap perasaan gue? Lo tau gak sampai detik ini gue masih trauma! Masih jelas dimata gue kelakuan lo sama teman lo itu! Lo gak lebih dari seorang pengecut!!” teriak Melody menahan air matanya.
“Yash, I know Mel…Gue janji gak bakal ganggu lo lagi dan ya Alden juga.” ujar Cindy memegang tangan Melody.
“Gue gak maksud bikin lo trauma. Gue emang pengecut Mel.. Gue kehilangan harga diri karena keegoisan gue sendiri dan kejadian itu udah dilaporin ke bokap gue, bokap gue marah besar..”
Melody hendak menyentakkan tangan Cindy ketika ia melihat kakak kelasnya itu terisak dan memohon.
“Gu- gue gak mau kehilangan sahabat kecil gue, Alden. Dan gue minta maaf setulus-tulusnya Mel.”
Cindy menundukkan kepalanya. Sangat jelas penyesalan yang dialami gadis itu. Bahunya terguncang menahan tangis. Ia masih memegang tangan Melody, memohon. Melody mengusap bahu Cindy menenangkannya. Ia tidak tega melihat kakak kelasnya itu dan juga sedikit menyesali ucapannya tadi.
“Gue harap lo benaran sadar. Sorry tadi ucapan gue kasar.” ujar Melody tersenyum.
“Gue minta maaf Mel.. Gu- gue salah..” tangis Cindy pecah ketika Melody memeluknya.
Saat itulah Alden yang baru datang berlari kearah lapangan. Cowok itu menarik Melody kearahnya. “Ini apalagi sih Cin?! Gue kira yang kemaren itu adalah saat lo harus sadar diri! Apa sih salah Melody?” ujar Alden dingin.
“Al..” Melody berusaha menahan Alden.
“Lo jahat Cin. Lo bukan Cindy yang gue kenal!” sambung Alden tanpa menghiraukan Melody.
“Alden!” teriak Melody. Ia kewalahan menahan Alden yang sedang memarahi Cindy tanpa tahu situasi yang sebenarnya. Alden terkejut mendengar teriakan Melody.
“Aku baik-baik aja Al. Cindy bawa aku kesini mau minta maaf dan barusan kamu ngerusak momen itu. Kenapa malah marahin Kak Cindy? Cepat minta maaf Al.” omel Melody. Alden baru menyadari situasi yang terjadi. Ia menatap Cindy yang menyeka air matanya. Ia merasa sangat bodoh karena tiba-tiba memarahi Cindy. Tapi itu karena ia sangat mengkhawatirkan Melody.
“Alden..” lirih Melody.
“Sorry gue tadi tiba-tiba marah. Gue tadi cuma khawatir aja..” ujar Alden menggaruk kepalanya.
“Ternyata gue salah paham. Maaf ya dan gue tarik kata-kata gue tadi. Lo emang Cindy yang gue kenal.” sambung Alden yang membuat Cindy tersenyum dan memeluk cowok itu.
Melody sedikit kesal tapi apa boleh buat. Cindy sahabat kecil Alden, yang bahkan mungkin lebih mengenali Alden daripada dirinya. Lihat saja bahkan Alden membalas pelukan Cindy. Melody memutar bola mata malas. Cindy yang menyadari itu tertawa dan menggoda Melody.
“Udah Al. Cewek lo cemburuan.” celetuk Cindy melepas pelukannya. Alden melirik kearah Melody yang tampak kesal.
“Ah iya..” ujar Alden yang ikut menggoda Melody.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEN
Teen Fiction[SELESAI] Melody Kevinda Purnama. Gadis cantik juga pintar yang bersekolah di SMA PANCASILA di Bandung. Siapa sangka ia harus berurusan dengan seniornya karena telah membuat seniornya marah. Tidak lain adalah Alden Putra Wijaya. Seorang most wanted...