9️⃣

142 6 0
                                    

Chapter 9:
Perayaan anniv pertama yang telat sehari



💞



Sekolah.

Pagi ini suasana sangat aneh, begitu menurut Ayaka. Karena semenjak dia memasuki gerbang tadi suasananya masih sepi padahal parkiran sudah penuh kendaraan. Semakin tidak biasa saat Ayaka mulai memasuki lorong, senyap, tidak ada siapa-siapa. Benar-benar seperti sekolah terbengkalai dan tidak ada tanda-tanda kehidupan.

"Ini gue gak salah hari kan?" Buru-buru Ayaka melihat ponselnya. "Bener kok hari Selasa, gak tanggal merah juga. Kenapa sepi gini?"

Semakin Ayaka masuk ke dalam maka rasa penasaran juga bingung pada dirinya semakin menumpuk. Dia sudah mencoba menelpon Fina, sampai teman kelas yang lain bahkan menelpon Rael, pacarnya. Tapi semua sama saja tidak ada balasan.

"Ini bukan hari ngumpet sedunia kan? Ih, sumpah apaan sih kok serem gini."

Bahkan guru-guru juga tidak terlihat satu pun, wajar kan Ayaka takut?
Tapi kalau sampai bel bunyi tapi masih sepi begini, Ayaka mau pulang saja. Lumayan juga.

"Cek, cek! Halo? Tes? Eh, ini suara gue udah kedengeran belum?"

Ayaka berhenti di tempat. Itu suara Rael! Kenapa masuk ke speaker sekolah coba?!

"Ay, Ayaka? Hai kamu, cie udah berangkat sekolah cie."

"Heh sapi, di naskah gak ada kata itu. Cepetan dah, gak usah ngalor-ngidul."

Terdengar Rael tertawa. "Teruntuk Ayaka, pacar dari gue yaitu Rael. Mohon untuk memasuki lapangan utama karena sudah ditunggu. Terima kasih." Lalu terdengar suara gaduh setelahnya. "Oh iya satu lagi, I love you."

Ayaka tidak bisa menahan senyumnya, apalagi mendengar beberapa suara geli setelah Rael mengatakan kalimat itu, Ayaka sampai tertawa.

Karena dirinya memang tak mau tambah bingung dan mati karena semakin penasaran, jadi Ayaka cepat-cepat berlari menuju lapangan, tempat yang Rael sebutkan tadi. Dengan perasaan dag-dig-dug, Ayaka berharap tidak ada hal aneh yang sedang Rael lakukan.

Tepat saat kedua kaki Ayaka baru selangkah memasuki lapangan, suara heboh langsung terdengar di sekitarnya. Bahkan orang-orang yang tadi Ayaka cari mulai keluar dari persembunyian dan mengelilingi lapangan.

Di tengah lapangan sana sudah ada Rael yang memakai seragam olahraga, beda dan mencolok sendiri, dia sedang memegang boneka kucing lucu di tangan kiri dan sekotak martabak telor di tangan kanan.

"Apa ini?" Ayaka pelan-pelan berjalan mendekati Rael yang tersenyum sangat lebar, senyuman itu sangat menular terbukti karena hampir semua orang yang ada di sekitarnya jadi ikut tersenyum.

Saat satu langkah lagi Ayaka bisa meraih Rael ke dalam pelukannya, gadis itu mencoba menahan matanya yang mendadak memanas.

"Happy anniversary satu tahun. Meski rayainnya telat sehari tapi asal ada niat dan usaha, mau dirayain kapanpun itu gak masalah kan?"

Arman di tempatnya tersenyum bangga, itu kata-katanya semalam dan Rael benar-benar paham maksud dari perkataan itu. Semakin membusungkan dada, Arman lah yang memberi ide untuk tema anniversary Rael dan Ayaka kali ini.

Rael harus naikin gaji gue nih, wajib.

Sejujurnya hati Ayaka tersentuh. Tapi sebisa mungkin dia tak mau menunjukkannya dulu.

"Lo apaan sih? Berlebihan tau. Malu."

"Tapi lo suka kan?"

"Suka banget lah." Ayaka tertawa. "Lo bilang mau ngutang."

"Mana bisa sih gue ngutang hari penting dalam hubungan kita. Gue gak sejahat itu."

Lagian yang bales chat Ayaka semalam dan bilang mau ngutang itu si Arman. Jadi, dengan cara gini lah si Arman harus tanggung jawab.

"Iya, percaya. Makasih Rael."

Ayaka menerima boneka itu juga martabak telor yang jadi makanan favoritnya. Pagi ini, mood Ayaka jadi bagus sekali.

"Kok bisa sih booking sekolah?"

Rael tiba-tiba saja tertawa renyah sambil menggaruk tengkuknya. "Apa sih yang gue gak bisa? Selama gue ada kesempatan buat lo bahagia, apapun itu bakal gue lakuin. Tapi jangan pernah nyuruh gue gendong lo lagi, selain itu gue oke aja."

Keduanya tertawa. Ayaka sudah sangat gemas ingin merengkuh tubuh Rael jika saja guru dan teman-temannya tidak memperingatkan. Ditambah bel masuk berbunyi, guru-guru sudah memberi waktu untuk Rael membuat kejutan seperti ini, waktunya habis, saatnya menyuruh mereka masuk kelas masing-masing.

Tapi para murid lagi bandel sepertinya, karena mereka malah asik memainkan pom-pom yang mereka pegang masing-masing. Seperti anggota cheerleaders saja.

"Biar rame," bisik Rael membuat Ayaka jadi geli. Lalu jemarinya mulai menggenggam jemari Ayaka sampai erat dan terasa hangat. "Aku anter ke KUA?"

Ayaka mendelik.

"Eh, maksudnya ke kelas," ralat Rael lalu tertawa begitu saja. Membuat Ayaka jadi ikut tertawa dibuatnya.

Keduanya berjalan bersama menuju lorong, tanpa tahu kalau banyak orang di sekitarnya sedang menatap dengan tatapan berbeda ditambah berbagai macam komentar.

"Dasar lebay banget sih."

"Gak tau tuh, baru juga pacaran. Belum tentu langgeng kan?"

"Baru aja setahun udah kayak gini. Tahun depan mungkin nangis-nangis karena udah putus."

"Setahun aja berlebihan gini, gimana entar. Dasar bucin."

"IHHHH SUMPAH!! RAEL ROMANTIS BANGET, PENGEN SATU YANG KAYAK GITU!!"

"INI POM-POMNYA GEMES GAK SIH, KALAU GAK SUKA SAMA POM-POM BUAT GUE AJA SINI, JANGAN DIBUANG!!"

"INI POM-POMNYA GEMES GAK SIH, KALAU GAK SUKA SAMA POM-POM BUAT GUE AJA SINI, JANGAN DIBUANG!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ㅤㅤ


___________________❦____________________



‼️ 16-10-22
Gimana? Gimana?
Makin gemes ya sama mereka, meski perayaannya sederhana kan yang penting niatnya, seperti kata Arman >.<
Terima kasih untuk idenya Arman, dia di chap ini udah seperti pahlawan di hubungan Rael - Ayaka >.<

Penuh bahagia,
masa depannya Lino 😻
pencinta cogan tidak nyata 💔
Herlinawa

SWEETHEART || A Sweet Couple ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang