2️⃣3️⃣

83 4 0
                                    

Chapter 23:
Lahirnya salah satu tempat bersejarah


💞




Selepas kepergian Rael setelah semalam menginap di rumahnya, Ayaka kini sedang pergi ke minimarket terdekat untuk beli camilan.

"Sekarang Rael sama Samila lagi ngapain ya?"

Ayaka sudah memasuki minimarket yang cukup sepi, dirinya langsung disambut hawa dingin dari AC. Sejak dia keluar rumah tadi juga sudah terasa dingin, untung dia pakai jaket.

"Hari ini kayaknya mau hujan, udara dingin banget. Beli obat buat jaga-jaga sekalian deh."

Saat Ayaka mengambil keranjang, dia tak sengaja bersenggolan tangan dengan orang lain. Dan ternyata orang itu adalah Gilan, siapa sangka coba mereka akan bertemu di tempat seperti ini.

"Ayaka?"

"Iya, Kak. Permisi, mau belanja nih."

"Gue juga, keperluan rumah sih." Entah kenapa Gilan malah jadi berjalan di belakangnya, mengajak Ayak bicara. "Rumah lo deket sini juga? Blok mana? Gue B."

"Blok D. Gue baru tau Kakak juga tinggal dekat sini."

"Sama, gue juga baru tau lo ternyata rumahnya gak jauh dari sini. Kok jarang ketemu ya?"

Ayaka memilih sabun mana yang mau dia beli. "Gue jarang sih beli di minimarket ini, lumayan jauh. Biasanya di minimarket depan blok ada, tapi hari ini tutup."

"Pantes dong, ya." Kebetulan juga Gilan lagi memilih pasta gigi.

Lalu Ayaka berjongkok untuk memilih sampo dan yang lain, dia bingung tapi suka berbelanja. Healing versinya.

"Gue juga baru pindah sih beberapa bulan yang lalu. Jadi belum lama banget tinggal di sini." Gilan bercerita.

"Oh ya? Kenapa pindah?"

"Biasa, orang tua. Gue juga gak paham, jadi anaknya ikut aja lah ya."

"Daripada diusir ya."

"Nah, betul!"

Keduanya tertawa lalu lanjut belanja lagi, Ayaka masuk ke rak berisi roti khusus wanita. Gilan sejenak terdiam, telinganya memerah.

"Ay?"

"Apaan?"

Ayaka yang belum sadar nampak biasa saja, mengambil beberapa merk untuk dia pilih mana yang mau dibeli.

"Sekalian."

"Hah?"

"Sekalian gue nitip beli itu." Gilan menunjuk barang yang dipegang Ayaka.

Gadis itu yang baru sadar mendadak merona dan memutar badannya untuk memunggungi Gilan. Padahal Gilan juga lagi malu sendiri.

"Yang siang sama malam, titipan, merk apa ya kalau gak salah hem ... charm. Tolong ya, gue gak paham. Tadinya mau minta tolong kasir tapi kebetulan ada lo."

"Yang panjangnya berapa?"

"Hah? Panjang? Apanya?"

"Ininya." Ayaka memperlihatkan barang di tangannya.

"Aduh, gue gak tau. Bentar gue chat dulu."

Emang panjangnya beda-beda ya? Apa pengaruhnya coba? Atau ... lebih panjang lebih enak? Ah, sial! Pikiran gue jadi kemana-mana!

SWEETHEART || A Sweet Couple ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang