Chapter 20:
Sogokan untuk camer
ㅤ
ㅤ
ㅤ
💞
ㅤ
ㅤ"Jadi gitu ceritanya."
Ayaka masih mencoba mencerna perkataan Rael tadi dengan hati bergejolak. Sedangkan tukang becak nampaknya mendapatkan informasi yang tak ada hubungan dengannya, hanya saja terlihat tertarik mendengarkan masalah anak muda.
"Jadi Fina tau kalau semalam Samila ke rumah lo?"
"Iya tau. Tapi gue bilang jangan kasih tau Ayaka biar gue jelasin sendiri."
Ayaka jadi ingat tadi pagi Fina juga sempat ingin bercerita tapi tidak jadi, rupanya ini.
"Terus kesimpulannya, orang tua lo sama Samila deket dan orang tua Samila menawarkan ini buat lo yang mana orang tua lo sebenernya dilema juga, tapi karena lo udah ambil keputusan dan mau, jadi orang tua lo pun dukung. "
Rael mengangguk. "Meski gue gak bisa lihat langsung ekspresi mama sama papa, tapi pasti papa sangat berharap ke gue yang anak satu-satunya."
"Gitu ya. Artinya, lo sama Samila ... suatu hari ...." Ayaka menunduk, mengusap kuku-kuku di jarinya. Lalu genggaman tangan dari Rael mendarat dan mengusap tangan Ayaka begitu lembut.
"Masih lama kok. Jangan pikirin itu dulu. Lagipula bisa berubah juga kan? Gak tau akan ada apa ke depan nanti, jadi ... gue lagi coba buat gak memikirkannya dan biarin semua ngalir aja."
"Apa lo gak kepikiran nanti kita bakal gimana ke depannya?"
"Kepikiran kok." Rael menatap pacarnya, mengusap hidung gadis itu dengan gemas. "Kita bakal nyusul papa dan mama gue, kita bakal jadi seperti mereka. Bahagia bersama keluarga kecilnya."
"Gue juga mau begitu."
"Makanya ...." Rael merangkul Ayaka dan membiarkan gadis itu tiduran di bahunya. ".... Bantu gue buat gak memikirkannya ya? Gue lagi coba buat terima kehadiran Samila yang tiba-tiba. Udah kok, masalah gue cuma itu."
Lalu selama berkeliling mereka mulai meredakan perasaan masing-masing, Ayaka mencoba tenang kembali dan Rael mencoba menyelami pikirannya lagi. Mereka tak jadi mampir ke cafe, mereka hanya mampir sebentar beli minum dan makanan kecil lalu lanjut berkeliling. Tukang becaknya juga Rael belikan sekalian karena sudah sabar.
"Rael, mau main ke rumah? Bang Ervin lagi galau. Dia mau ngajak lo main bekel."
"Boleh lah, gue juga bosen di rumah. Mama sama papa lagi pergi ke rumah saudara, sekalian menginap katanya. Gue nginap saja kali ya di rumah lo, besok juga tanggal merah."
"Silahkan aja sih. Tapi jangan buat rumah gue jadi kapal pecah. Lo itu kalau udah main sama Bang Ervin jadi gak sadar diri, udah kayak orang kesurupan."
"Bang Ervin duluan, dia asik sih. Omong-omong dia galau kenapa?"
Ayaka menceritakan tentang kisah cinta tragis kakaknya dan respon Rael tak beda jauh dengan Ayaka yang kaget sekaligus bingung juga kasihan.
"Mampir dulu yuk, mau beli sesuatu nih buat mertua sama kakak ipar."
Rael kembali menggodanya, Ayaka jadi geli. Mereka berhenti sebentar untuk beli jajanan yang disukai orang di rumah Ayaka, sempat menyuruh tukang becak untuk menunggu juga untungnya mau diajak kerja sama.
"Mau beli apaan? Mereka tuh pemakan segala, gak usah pilih-pilih." Ayaka menatap deretan makanan yang ada, mengikuti Rael yang berjalan di depannya.
"Harus yang enak, dong. Bahaya kalau mereka gak suka nanti batal direstui gimana? Sedih tujuh turunan nanti gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEETHEART || A Sweet Couple ✓
Novela Juvenil[ COMPLETED ] "Rael, aku mau martabak telor." "Udah jam sebelas malem, Ay. Toko udah pada tutup, anjir. Tidur sana. Makan mulu nanti gendut." "Ngambek, nih!" "Bocah bener, sih. Ya udah serah!" Pip! "Ih, Rael! Kok teleponnya malah dimatiin sih, ngamb...