Chapter 16:
Ketika Rael kehabisan baterai
ㅤ
ㅤㅤ
💞
ㅤ
ㅤ
ㅤ
Jam istirahat pertama telah tiba.Kebanyakan murid tentu akan pergi ke kantin, menghabiskan uang untuk makan, minum, pokoknya jajan sepuasnya. Apalagi di jam pertama kebanyakan makanan masih hangat sekaligus enak-enak, jadi pas bel berbunyi mereka langsung lari sekencang-kencangnya seperti lagi balapan menuju kantin. Di istirahat pertama biasanya juga lebih ramai, jadi harus siap tempur.
"Lo serius nih gak mau ke kantin? Buruan, nanti kita dapet di barisan akhir, anjir!" Arman menggulung lengan seragam olahraganya sampai tahi lalat di satu bahunya terlihat.
"Nitip cilok sama teh jus aja lah."
Arman mendengus. Dia cukup heran pada Rael pagi ini, pendapatnya sih, Rael ini kesambet pas berangkat sekolah apalagi pas dengar kalau Rael berangkat bareng Fina, Arman yakin Rael ketempelan di jalan makanya sejak tadi pagi sampai sekarang tidak seperti biasanya.
"Baterai lo habis ya? Mau sekalian gue beliin di kantin gak?"
"Lo pikir gue boneka Barbie yang nyanyi kopi dangdut pakai baterai! Udah lah sana, nanti lo dapet barisan akhir, Man."
"Oh iya, lupa, lo sih! Gue cabut! Siomay sama jas-jus kan?" Arman bertanya tapi tanpa perlu mendengar jawaban karena sudah yakin, jadi dia langsung lari keluar kelas.
"Cilok sama teh jus, budeg!"
Tapi tidak ada suara lagi dari Arman.
"Bodo lah, yang penting tuh anak balik bawa hasil."
Sekarang di kelasnya cuma ada Rael sendirian, semua teman kelas pada keluar. Di jam pertama tadi olahraga dan sampai sekarang mereka kebanyakan masih pakai seragam olahraga, belum pada ganti. Terlebih setelahnya langsung dihajar matematika, sepertinya otak mereka pada gosong karena habis ulangan matematika dadakan tadi sebelum bel istirahat.
Biasanya juga Rael akan kepanasan tiap pelajaran matematika, tapi tadi berbeda dan Rael juga sadar kalau dirinya tidak seperti biasanya. Malahan Rael sudah ganti pakaian, sudah tidak mengenakan baju olahraga, itu tentu aneh. Padahal Rael dikenal malas ganti kalau udah pakai baju olahraga, sampai bel pun dia betah, kalau dipaksa pun harus wali kelasnya yang turun tangan barulah Rael mau ganti. Tenang, meski seharian pakai baju olahraga, Rael wangi kok. Soalnya langganan minta minyak wangi ke Lilis kalau kelar olahraga.
"Gara-gara semalem gue susah tidur, jadi males paginya dan gak ada semangat gini." Rael meletakkan kepalanya ke atas meja, menatap dinding saat detakan suara jarum jam terdengar. "Kejadian semalem ternyata sangat mengganggu gue ya."
Lalu perlahan, kedua matanya tertutup. Rasa kantuk tiba-tiba datang, Rael sampai tidak kuat menahannya. Alhasil, dia tertidur dengan perut kosong saat itu.
💞
Di kantin sudah penuh sesak, setiap pedagang sudah dipenuhi antrian. Berdesak-desakan pun sudah jadi makanan pembuka untuk para murid.
Ayaka di barisan ketiga untuk membeli bakso masih sabar saat dirinya didorong-dorong dari belakang, mana kebanyakan dari mereka berbadan lebih besar dan tinggi, cewek dan cowok bercampur.
"Tahan, jangan ngamuk. Belum makan, sia-sia nanti." Ayaka menarik dan menghembuskan nafas berkali-kali, mencoba tenang.
Barulah akhirnya giliran Ayaka dilayani, senyuman terbit sangat lebar dari bibirnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/254080342-288-k904966.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEETHEART || A Sweet Couple ✓
Teen Fiction[ COMPLETED ] "Rael, aku mau martabak telor." "Udah jam sebelas malem, Ay. Toko udah pada tutup, anjir. Tidur sana. Makan mulu nanti gendut." "Ngambek, nih!" "Bocah bener, sih. Ya udah serah!" Pip! "Ih, Rael! Kok teleponnya malah dimatiin sih, ngamb...