3️⃣4️⃣

87 4 0
                                    

Chapter 34:
Pemeran di masing-masing jenis film



💞




Sekarang Rael dan kawan-kawan lagi duduk, istirahat, capek.

Selain ada tambahan orang dari Samila, kedatangan Gilan yang minta bergabung pun semakin membuat mereka mencolok dan dibicarakan beberapa murid yang lain.

"Circle yang sulit ditembus itu."

"Parah, serbuk berlian semua. Gue di situ udah kayak debu, anjir."

"Debu pun ada manfaatnya. Kita lebih ke ... kuman sih."

"Aneh ya, padahal mereka sama aja kayak kita, anak sekolahan, tapi kenapa agak beda gitu kalau mereka."

"Biasanya yang begitu sih artinya mereka itu pemeran utama. Kita cuma figuran."

"Yahhh!! Sakit."

"Tapi tenang, guys. Kita itu adalah pemeran utama di hidup kita masing-masing."

"Woahh!! Keren."

Dirasa lucu juga ya, Rael dan kawan-kawan yang sekarang sebenarnya tidak terlalu dekat satu sama lain apalagi ke Gilan dan Samila, hanya karena beberapa kejadian saja sudah membuat mereka jadi cocok jika disatukan.

Tapi bagi Rael meski dia mau berteman dengan Gilan, dia tetap waspada kalau cowok itu mengirimkan sinyal pada pacarnya.

"Besok hari Sabtu pada mau kemana?" Gilan yang bertanya setelah minum teh sisri rasa gula batu.

"Gue sih biasa, kerja sambilan." Arman yang pertama menjawab, dia lagi makan pempek.

"Gue ngapain ya? Rebahan paling, Kak." Ayaka nampak berpikir sambil mengunyah kacang asin.

"Gue juga sih, badan sakit semua." Rael juga makan asin yang sama seperti Ayaka, barengan.

"Aku mungkin bakal berkebun aja di rumah." Samila menjawab dengan sangat anggun.

"A-Aku juga bakal sibuk bercocok tanam."

Rael, Ayaka dan Arman melirik kompak pada Fina yang baru bersuara dengan nada sangat lembut dan menjaga gerak tubuhnya. Padahal Fina pasti tertekan ingin jadi reog. Kebiasaan kalau ada Gilan pasti berubah seratus delapan puluh derajat.

"Wah, pada punya acara semua ya. Gue ngapain ya?"

"Gak latihan renang emang? Kan lombanya habis ujian dan ujian bentar lagi."

"Pengen yang lain, Ay. Bosen renang terus. Nanti menang kagak, masuk angin iya, meski itu konsekuensinya sih. Tapi ini gak ada yang mau jalan-jalan besok nemenin gue?"

Fina langsung melotot, dia mau, tapi terlalu malu untuk jujur.

"Si Fina mah paling cuma nongkrong di pinggir taman, paling bapak sama emaknya yang bercocok tanam, dia mah cuma nonton sambil ngadem."

Rael membeberkan fakta yang sudah Fina sembunyikan, ingin rasanya Fina memukul kepala cowok itu tapi dia hanya bisa tersenyum, meski begitu dia sempat memberikan lirikan gratis yang sangat tajam untuk Rael.

"Jadi ajak aja si Fina buat nemenin lo jalan, lebih berfaedah kayaknya."

"Emang lo mau, Fin?"

"E-Eh? Apa?"

Fina tadi terlalu fokus memelototi Rael sampai gelagapan ditanya begitu oleh Gilan, dia jadi keringat dingin.

"Fina mau kok, jemput aja ke rumahnya." Malah Ayaka yang menjawabnya, semakin menyudutkan Fina. "Nanti gue kasih alamatnya kalau perlu, Fina malu-malu meong, Kak. Harap maklum."

SWEETHEART || A Sweet Couple ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang