Chapter 6:
Ayaka dan pawangnya
ㅤ
ㅤ
ㅤ💞
ㅤ
ㅤ
ㅤPulang sekolah.
Ayaka merenggangkan kedua tangannya dengan sangat lega, hari ini terasa melelahkan. Tapi tidak apa-apa, Ayaka berhasil melewatinya.
Sekarang Ayaka sedang menunggu Fina di halte depan sekolahnya, mereka bakal belajar bareng sore ini sekalian katanya Fina mau menginap di rumah Ayaka malam ini. Semoga saja tugas mereka benar-benar kelar, tidak tergoda untuk bergosip atau menonton drama.
Fina lagi mengambil motor matic di parkiran, cewek itu memang berangkat sendiri dengan motor. Tidak seperti Ayaka, kadang-kadang naik kendaraan umum, kadang diantar atau dijemput kakaknya, atau berangkat dan pulang bareng Rael. Ada beberapa faktor pokoknya kenapa Ayaka gonta-ganti cara berangkat dan pulang sekolah.
Pim! Pim!
Ayaka dari tadi sedang memainkan ponselnya yang sudah kembali padanya, barang berharga miliknya telah kembali. Tapi pas mendengar suara klakson motor, Ayaka mendongak.
"Berang-berang makan kayu, cuma mau bilang pulang bareng yuk!"
Bisa ditebak orang yang baru berpantun itu siapa kan?
Ayaka melengos. "Mau pulang bareng Fina. Lo duluan aja."
Pim! Pim!
Lagi, Rael membunyikan klakson motor hitamnya.
"Ada penyu di pulau Jawa, kamu sama aku karena aku maksa!"
"Gak mau."
Pim! Pim! Pim! Pim! Pim! Pim!
Rael tidak peduli dengan penolakan Ayaka, dia malah asik memainkan klakson motornya semakin kencang di tiap detik. Sampai-sampai murid lain yang baru keluar gerbang ada yang kaget bahkan marah. Tapi Rael bodo amat. Cowok itu malah nyengir tidak jelas.
"Rael berhenti, berisik tau!"
"Ayaka naik, kita pulang bareng ayo!" Rael membalas perkataan Ayaka dengan nada yang sama. Sungguh menjengkelkan.
Daripada mereka dikeroyok orang di sekitar, lebih baik Ayaka mengalah saja. Cewek itu dengan emosi duduk di jok motor Rael, padahal Ayaka belum menerima helm dari Rael.
"Pake helmnya dulu."
Ayaka diam. Mukanya terlihat sangat bete.
Akhirnya Rael yang turun dari motor terus memakaikan helm untuk Ayaka yang dari tadi berusaha tidak menatap mata cowok itu. Rael yang memang sudah paham pun hanya tersenyum saja.
"Mau martabak telor? Es krim? Sosis? Seblak?"
Itu semua sogokan paling manjur kalau Ayaka lagi ngambek. Lihat saja kedua mata Ayaka langsung berbinar, dia akhirnya mau menatap mata Rael.
"Mau dibeliin nih? Demi apa? Serius?"
Rael tertawa pelan, dia kembali naik ke motornya. "Langsung ya gercep, gak pernah gagal jurus itu."
Ayaka memukul pundak Rael saat cowok itu mulai menderu mesin motor. "Dibeliin gak nih? Gue mau!"
"Lihat coba di spion."
Ayaka nurut, dia menatap Rael di kaca spion. Mereka saling bertatapan di kaca itu. Tatapan Rael lembut, ditambah Rael meraih tangan Ayaka untuk memeluk pinggangnya sebagai pegangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEETHEART || A Sweet Couple ✓
Novela Juvenil[ COMPLETED ] "Rael, aku mau martabak telor." "Udah jam sebelas malem, Ay. Toko udah pada tutup, anjir. Tidur sana. Makan mulu nanti gendut." "Ngambek, nih!" "Bocah bener, sih. Ya udah serah!" Pip! "Ih, Rael! Kok teleponnya malah dimatiin sih, ngamb...