Chapter 44:
Arman dan Rael itu kayak Upin Ipin tapi bukan
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ💞
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
"HACHIM!!"Arman sudah bersin untuk kesekian kalinya, sampai-sampai tisu di kamar Rael tinggal setengah.
"Ini siapa yang lagi ghibah-in gue sih?" Suara Arman sampai bindeng.
"Ayaka sama Fina kali, kan mereka lagi nginap bareng juga."
"Kalau beneran, suruh mereka berhenti, chat mereka, Rael."
"Lakuin aja sendiri. Lo kan lagi deket sama Fina, sekalian tuh."
Mendadak keduanya diam, Rael menoleh ke arah Arman yang lagi tiduran di atas kasurnya, wajahnya tertutupi buku TTS. Sedangkan Rael sedang asik di karpet bawah, tengkurap sambil main catur, sendirian, dia yang menjalankan semua bidaknya.
"Kok diem? Gak lancar ya?" tebak Rael.
"Gue gak suka Fina ternyata."
"Oh~~~ terus siapa, dong? Masih si Silpi?"
Arman menghela nafas, melemparkan buku TTS ke arah kepala Rael sampai Rael tertawa dibuatnya, bukannya marah.
"SELPI! Kapan sih lo sama Ayaka bener manggil namanya?"
"Kalau udah waktunya," balas Rael dengan gampangnya, "tapi gue kira lo udah move on ke Fina karena gue denger lo udah gak suka si Silㅡ"
Rael menelan ludahnya, Arman memberikan lirikan tajam seperti tanda jangan sampai salah lagi menyebut nama orang yang pernah dia suka.
"Ya itu lah pokoknya."
"Lo nguping?"
"Gak tuh, lo aja yang suaranya gede. Gue pas itu juga emang lagi gak tidur, lo sendiri yang ngira gue molor. Jadi bukan salah gue "
Kini tatapan Arman terus tertuju pada belakang kepala Rael, temannya masih lanjut main catur. Pinter juga, cara mainnya bener lho meski Rael sendirian yang main.
"Ya gitu."
"Siapa?"
"Cewek."
"Gue pikir si Wawan."
"Anjir!!"
Rael kembali terbahak, salah si Arman mah kalau mau membuat Rael kesal yang ada Arman sendiri yang akan emosi. Main-main sih, jadi Rael ladeni.
"Gue masih normal!"
"Oke, bagus. Gue seneng dengernya."
Lagi-lagi terjadi hening, entahlah malam ini mereka berdua seperti berada di dunianya masing-masing padahal berada di satu ruangan yang sama. Tapi pikiran mereka berada di tempat lain, Arman pun tahu ada yang tidak beres dengan Rael meski temannya itu masih menyebalkan seperti biasa.
"Tadi gue gak sengaja lihat surat dari dokter gitu, kayak hasil tes kesehatan di laci meja belajar lo, Rael."
Cowok itu tak langsung menjawab, memberi jeda beberapa detik. "Oh, iya. Punya gue."
"Lo sakit?"
Tapi Rael hanya tertawa. "Apa sih, cek kesehatan tuh gak mesti lagi sakit kali, Man."
Arman tidak yakin, dia masih menatapnya penuh curiga, dan karena tahu sedang diperhatikan membuat Rael sampai menoleh ke Arman lalu melemparkan kembali buku TTS.
"Gue gak papa." Lalu sibuk lagi main catur. "Kenapa malah bahas gue deh? Kan kita lagi bahas lo, terus sama si Fina gimana? Gak jadian, dong?"
"Enggak lah, kan gue nolak dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEETHEART || A Sweet Couple ✓
Teen Fiction[ COMPLETED ] "Rael, aku mau martabak telor." "Udah jam sebelas malem, Ay. Toko udah pada tutup, anjir. Tidur sana. Makan mulu nanti gendut." "Ngambek, nih!" "Bocah bener, sih. Ya udah serah!" Pip! "Ih, Rael! Kok teleponnya malah dimatiin sih, ngamb...