Chapter 19:
Gak ada motor, becak pun jadi
ㅤ
ㅤ💞
ㅤ
ㅤBel pulang sudah berbunyi.
Anak-anak di kelas Rael mulai berhamburan pergi, ada yang sambil merangkul teman lain, ada yang kejar-kejaran pula, pokoknya semua kelihatan lebih ceria, wajahnya sampai berseri-seri mengeluarkan cahaya.
Dan dari sekian banyak cahaya yang mentereng, hanya wajah Rael yang cahayanya redup. Rupanya, perasaannya belum baikan. Perlu waktu cukup lama sepertinya.
"Man?"
Arman yang seharian ini cuma ngangguk-ngangguk dan geleng-geleng saja nampak gemetar saat Rael memanggilnya, padahal Arman sudah cepat-cepat membereskan alat tulisnya tadi. Fase Rael yang seperti ini yang sangat tidak Arman sukai, mending Rael yang berisik.
"Lo bawa motor kan? Gue pinjem ya? Mau jalan sama Ayaka."
"So-Sorry, Rael. Gue juga ada urusan, mau pergi sama emak ke salon. Si Putu ada kutunya."
"Putu? Kucing jantan lo itu?"
Arman mengangguk.
"Man?"
Rael terus memanggilnya, menahan Arman agar tak pergi. Padahal Arman sudah sangat ketakutan karena wajah Rael itu lempeng kayak setan, mana lumayan pucat, suaranya juga lemas.
"Daripada lo jalan-jalan, apa gak ke rumah sakit aja? Lo perlu diperiksa, Rael."
"Man?"
"Anjir, udah hih! Gue nanti ngompol, sialan!"
"Man?"
Bodo amat, Arman langsung kabur secepat kilat. Mendorong Rael sampai cowok itu terjatuh ke lantai. Tapi Rael masih sama saja, kesakitan pun tidak.
"Sorry, Rael. Gue sengaja! Gue takut, anjir! Jangan gitu lah!!"
Arman sudah kabur. Sedangkan Rael masih duduk di keramik kelasnya sendirian. Dia bingung dan tidak bisa berpikir nanti akan membawa Ayaka pakai apa untuk jalan-jalan, padahal biasanya Rael banyak ide.
"Rael? Belum pulang?"
Rael mendongak, ada uluran tangan dari seorang perempuan. Dia pikir Lilis, tapi bukan, untung saja. Dia kan sudah lunas bayar uang kas.
"Samila? Ngapain?"
Saat Rael sudah berdiri, keduanya mulai berjalan keluar kelas bersama lalu melewati lorong bersama. Sudah sepi, padahal bel baru berbunyi beberapa menit yang lalu, luar biasa memang.
"Hari ini bisa gak kamu nemenin aku ke toko kue? Lagi pengen makan yang manis-manis."
Rael tak langsung menjawab, dia menatap jam tangannya.
"Aku gak bawa motor."
"Aku bawa mobil, kok. Mama sama ayah aku udah pergi ke Paris lagi tadi pagi. Jadi aku di rumah cuma sama pelayan rumah, kamu mau sekalian main gak?"
"Anu, itu ...."
Langkah kaki Rael terhenti di depan gedung, sudah ada Ayaka berdiri di pos satpam, kelihatannya lagi menunggu Rael dan belum menyadari keberadaannya bersama Samila.
"Kenapa?" Samila mengikuti arah pandang Rael, saat melihat Ayaka, Samila menghela nafas kecil. "Gak bisa ya?"
"Iya, enggak bisa. Aku udah ada janji sama Ayaka."
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEETHEART || A Sweet Couple ✓
Novela Juvenil[ COMPLETED ] "Rael, aku mau martabak telor." "Udah jam sebelas malem, Ay. Toko udah pada tutup, anjir. Tidur sana. Makan mulu nanti gendut." "Ngambek, nih!" "Bocah bener, sih. Ya udah serah!" Pip! "Ih, Rael! Kok teleponnya malah dimatiin sih, ngamb...