Chapter 40:
One Direction versi lokal
ㅤ
ㅤ
ㅤ💞
ㅤ
ㅤㅤ
ㅤ
Jangan berharap terlalu tinggi, nanti jatuh nyungsruk pasti sakit.Termasuk Ayaka yang sudah tidak mau berharap muluk-muluk. Dia pikir setelah momen haru tadi bersama Rael dan penampilan syahdu dari Arman bersama Fina akan membuat Ayaka banjir air mata. Tapi kenyataan tetaplah kenyataan.
Saat ini Ayaka ditinggal makan sendiri di mejanya, sedangkan Rael sedang bernyanyi bersama Arman di panggung sana. Kalau Fina memilih gabung bersama Ervin dan Hema di luar. Jas kasual yang dipakai Rael sudah tanggal dan berpindah ke kursi di seberang Ayaka, sepatu hitam mengkilap cowok itu sudah lepas bersama kaus kakinya.
"Kok bisa sih Rael sempet-sempetnya bawa sandal swallow tapi beda warna dan ukuran begitu." Ayaka mengunyah makanannya dengan ekspresi datar. Ekspektasinya hancur. "Untung rambutnya masih aman."
"Mau nambah makanan lagi, Ay?"
Ada dua orang yang datang padanya, mereka adalah Lilis dan Laras, memakai pakaian yang sama hanya beda warna semakin memperjelas kalau mereka saudara kembar.
"Gue gak nyangka Rael bisa romantis gini ya. Meski gak bertahan lama sih, Rael tetep Rael, ajaib." Lilis berujar.
"Untung Arman kasih tau kita ya jadi malam ini cafe kita lebih hidup suasananya." Laras tersenyum senang.
Benar, Arman yang mengurus tempat untuk kencan Ayaka dan Rael memilih Cafe To 2L sebagai jawaban dari kebingungan temannya, karena Arman juga baru tahu akhir-akhir ini lewat Lilis dan Laras.
"Cafe Tutul ini punya kalian?" tanya Ayaka.
"Punya bokap sih, kita sering mampir aja buat bantu atau main gitu ke sini," jelas Lilis, "berkat Rael juga sekarang ada teman-teman sekolah yang mampir, dia posting foto-fotonya di IG. Lo tau sendiri Rael banyak penggemarnya di IG, Ay."
"Hore~~~" Ayaka menanggapinya tak semangat, tapi memang benar keadaan cafe sekarang jauh lebih ramai dan kebanyakan yang datang anak sekolah mereka. "Keren sih, kalian bakal tenar dadakan sama cafe ini kayaknya."
"Semoga aja, bokap juga seneng ada temen-temen gue yang mampir."
"Lo gak mau gabung mereka nyanyi, Ay? Kayaknya seru tuh." Laras yang dari tadi celingak-celinguk, kembali bersuara.
"Gak deh. Nanti yang ada pulang-pulang badan gue encok semua, gak, makasih."
Jika bernyanyi mode normal mungkin Ayaka bisa gabung, tapi cara Arman dan Rael bernyanyi sudah seperti debus. Ada microphone dilempar-lempar, mengangkat gitar ke atas, atau melempar stik drum ke udara. Terlebih badan mereka tidak mau diam, contohnya sampai mereka berputar, lompat, kayang, jongkok juga tiduran pun mereka lakukan. Suara entah kemana yang penting tampil sekuat tenaga.
"Mereka lebih cocok masuk sirkus ketimbang nyanyi." Ayaka berkomentar, wajahnya serius. Hal itu membuat Lilis dan Laras tertawa.
Lalu tiba-tiba saja, keduanya berhenti melakukan akrobat. Rael mengetuk beberapa kali microphone di tangannya, saat sudah pasti suaranya terdengar dia menatap ke arah Ayaka.
"Ay, lo bilang pas penilaian nyanyi nanti lo bakal nyanyi lagu buat gue kan? Jadi sekarang gue juga mau nyanyi lagu buat lo."
Arman di sebelahnya yang lagi tarik nafas melotot, si Rael belum lelah sepertinya. Padahal Arman sudah mau tepar.
"Lo masih kuat, Rael?"
"Masih, dong. Tadi mah baru pemanasan. Ini yang aslinya. Lo juga nyanyi bareng gue, Man."
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEETHEART || A Sweet Couple ✓
Novela Juvenil[ COMPLETED ] "Rael, aku mau martabak telor." "Udah jam sebelas malem, Ay. Toko udah pada tutup, anjir. Tidur sana. Makan mulu nanti gendut." "Ngambek, nih!" "Bocah bener, sih. Ya udah serah!" Pip! "Ih, Rael! Kok teleponnya malah dimatiin sih, ngamb...