Chapter 26:
Jangan lama-lama dilemanya, nanti jadi member Cherrybelle
ㅤ
ㅤ
ㅤ💞
ㅤ
ㅤ
ㅤJam istirahat pertama pun tiba.
Di kantin, meja dekat pintu masuk sudah ada Rael bersama Fina dan Arman. Fina benar-benar menagih untuk ditraktir, pas bel bunyi tadi Fina sudah ada di depan kelas Rael, takut saja kalau Rael kabur.
Rael lagi makan bakso, minumnya teh jus. Kalau Arman lagi suka mie ayam akhir-akhir ini, minumnya jas-jus. Kalau Fina cukup kalap gara-gara dapat traktiran, sudah ada cilok, batagor, siomay, pempek juga gorengan dan nasi uduk, minumnya jus. Mantap.
Sesekali Arman akan mencomot gorengan punya Fina, gadis itu tidak melarangnya hanya memberikan lirikan saja dan Arman cuma cengengesan tapi tetap lanjut meminta gorengan milik Fina. Sedangkan Rael lumayan ngiler melihat lahapnya Fina makan, Rael juga sudah coba mencomot ikut-ikut Arman tapi malah tangannya ditabok.
Gak adil. Udah gue duga, si Fina mulai kesemsem sama Arman.
Akhirnya Rael cuma menikmati baksonya saja, sama minta mie ayam ke Arman, dicampur. Enak.
"Jadi lo lagi dilema nanti mau mampir ke mana? Ayaka atau Samila?" tanya Arman, memastikan kebingungan Rael.
"Iya, menurut lo gimana? Mereka juga kompak banget sakit kok barengan."
"Usul gue sih lo ke Ayaka aja dulu, habis itu ke Samila," kata Arman.
"Gue setuju sama Arman. Soalnya kan Ayaka ini pacar lo, Rael. Iya emang lo pernah cerita disuruh jaga Samila dan lo sekarang ngerasa bersalah ke dia gara-gara ngajarin hujan-hujanan, tapi ... pokoknya Ayaka lah dulu." Fina ikut berkomentar.
"Katanya juga libur kemarin lo gak ada waktu buat Ayaka kan? Cuma sempat nginap pas malamnya, terus paginya pas libur lo langsung ke Samila?"
Rael melirik Arman yang baru bicara, lalu mengangguk. "Iya. Jadi Ayaka dulu? Gue juga kangen sih."
Fina menjentikkan jarinya. "Nah itu, lo kangen ya ketemuan lah, biar sama-sama ngobatin. Ayaka mendingan sakitnya, lo juga jadi terbayarkan kerinduannya. Malah bisa jadi obat mujarab tuh buat sakitnya Ayaka."
"Lo semangat banget, Fin. Gara-gara gratisan ya?"
Gadis itu hanya memamerkan deretan giginya pada Rael. "Hehehe. Siapa sih yang gak suka gratisan?"
"Eh, Ayaka sakit?"
Tiba-tiba saja terdengar suara orang lain yang datang entah dari mana, orang itu sudah membawa semangkuk soto dan segelas teh sisri. Ikut duduk begitu saja di samping Fina.
"Ka-Kak Gilan?" Fina syok dengan kehadiran cowok itu di sampingnya.
Sebiji cilok di mulut Fina hampir saja keluar jika Arman tak menutup mulutnya menggunakan tisu. Sedangkan Gilan nampak tidak sadar kalau kehadirannya hampir membuat Fina pingsan dan dirinya tak sadar kalau Rael sudah merubah ekspresi wajahnya.
"Lo siapa?" tanya Rael basa-basi. Selain itu juga kan dirinya memang belum pernah bertemu langsung dengan Gilan. Ini perdana.
"Oh, gue Gilan, kelas 12-1. Lo Rael kan?" Cowok itu mengulurkan tangan kanannya.
"Iya, gue Rael. Lo tau gue? Populer juga gue ya di kalangan kakel." Rael pun membalas uluran tangan Gilan, cuma sebentar.
Padahal dalam hatinya, Rael tertawa, sebenarnya kan dirinya juga sudah tahu Gilan, kan cowok itu juga terkenal di kalangan adik kelas. Banyak yang menyukainya termasuk Fina, lihat saja gadis itu yang tadinya gaya makannya seperti orang sudah tidak makan sebulan, sekarang malah berubah gaya seperti Puteri Solo, anteng, anggun.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEETHEART || A Sweet Couple ✓
Novela Juvenil[ COMPLETED ] "Rael, aku mau martabak telor." "Udah jam sebelas malem, Ay. Toko udah pada tutup, anjir. Tidur sana. Makan mulu nanti gendut." "Ngambek, nih!" "Bocah bener, sih. Ya udah serah!" Pip! "Ih, Rael! Kok teleponnya malah dimatiin sih, ngamb...