Chapter 57:
Satu hari yang mengakhiri semuanya
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ💞
Ku menanti hadirmu 'tuk kembali
Hanya kenangan yang tersisa di sini
ㅡ Mungkin Hari Ini, Esok atau Nanti ㅡ
ㅤㅤ♡
ㅤㅤ
ㅤㅤ
Hari terakhir MOS baru saja selesai, ini juga menjadi hari anniversary ke-2 tahun bagi Rael dan Ayaka kalau mereka masih berpacaran.Meski begitu, Ayaka tetap merayakannya bersama Arman, Fina, Lilis, dan Zeukwan di kantin. Ayaka membeli kue lalu membagikannya pada teman-temannya, lebih sederhana dari tahun lalu tentu saja karena hanya Ayaka yang merayakannya.
Bisikan dari beberapa murid lain yang melihatnya mulai terdengar.
"Tuh, apa gue bilang pas tahun lalu. Anniv selanjutnya dirayain pas udah putus kan?"
"Bener banget, sok sih tahun lalu sampai booking lapangan juga."
"Akhirnya ya mereka putus, gue lega banget. Gak ada lagi momen berisik dan geli."
"Sayang banget mereka putus padahal gue dukung banget!!"
"Padahal mereka udah gue jadiin contoh kalau gue nanti punya pacar."
Masih banyak lagi sebenarnya, Fina sampai harus memberi pelototan untuk mereka, dia bahkan hampir menonjok semua yang bicara tadi tapi Arman menahannya. Nanti malah ada kejadian yang tidak-tidak dan malah bahaya, jadi tahan saja. Ayaka juga hanya memberikan jari tengah pada siapapun yang bisik-bisik di belakangnya.
"Hih, harusnya lo biarin gue hajar mereka, Man."
"Lo udah kelas dua belas, kalau kena hukuman bisa kacau nanti, mau lulus baik-baik kan?" Arman memperingati.
Mereka lagi makan kue bersama, Ayaka juga tidak peduli sih dengan bisikan menjengkelkan itu. Perasannya sedang tidak enak, Ayaka jadi malas bicara.
"Gak mau ke tempat itu juga? Biar dia ikut ngerayain." Lilis bersuara, membuat yang lain terpaku.
Ayaka tersenyum, dia membawa kue yang masih tersisa. "Ayo kita ke sana. Dia masih jadi bagian dari kita kan? Juga pernah ada di hidup gue."
"Lo yakin?" Arman memegang bahu gadis itu. "Lo pasti nangis nanti."
"Gak papa, gue emang lagi pengen nangis sekalian."
💞
Pemakaman umum.
Sekarang mereka berlima sedang berada di salah satu makam, berjongkok mengerumuni makam yang masih baru tersebut. Tidak ada yang berani membuka suara lebih dulu, hati mereka sudah dibuat tidak bisa kuat lagi.
Bibir mereka bergetar sambil menahan air mata yang bisa saja tumpah jika berkedip sedikit saja, tangan Ayaka sampai bergetar menyentuh batu nisan yang terukir nama seseorang yang sangat dia kenal. Hatinya sesak melihat tanggal kematian dari seseorang yang sudah tidur terlalu lelap dan jauh dari jangkauannya. Tanggal hari ini.
Ayaka menangis begitu kencang sama seperti tadi pagi saat dia mendapat telepon kabar dari kakaknya tentang kepergian sosok itu yang begitu tiba-tiba, setelahnya semua temannya di kelas pun sama sedihnya seperti Ayaka sampai anak kelas lain juga ikut merasa kehilangan.
"Padahal gue udah beli kue buat hari ini buat kita rayain bareng, tapi kenapa lo pergi tanpa ketemu kita dulu?" Ayaka tak henti-hentinya mengusap ukiran nama yang indah itu. "Jahat banget sih. Sebesar itu kesalahan gue sampai lo gak kasih tau langsung tentang sakit yang lo alami? Seenggaknya kasih tau temen yang lain juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEETHEART || A Sweet Couple ✓
Novela Juvenil[ COMPLETED ] "Rael, aku mau martabak telor." "Udah jam sebelas malem, Ay. Toko udah pada tutup, anjir. Tidur sana. Makan mulu nanti gendut." "Ngambek, nih!" "Bocah bener, sih. Ya udah serah!" Pip! "Ih, Rael! Kok teleponnya malah dimatiin sih, ngamb...