4️⃣1️⃣

81 3 0
                                    

Chapter 41:
Takhta tertinggi di benak masing-masing


ㅤㅤ
ㅤㅤ

💞
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ

Akhir-akhir ini waktu berjalan begitu cepat, sudah tiba saja di hari penilaian untuk pelajaran seni musik bagi anak-anak kelas 11-5.

Sekarang dua-dua muridnya sedang maju untuk penilaian, satu orang bernyanyi dan satunya lagi bermain musik, bebas mau menampilkan lagu dan penampilan seperti apa, asal jangan nyasar menjadi tampil debus atau akrobat.

Ayaka suka sekali kalau pelajaran musik, dia gemar mendengarkan suara orang bernyanyi dan gampang terpana melihat orang lain memainkan alat musik. Fina biasa-biasa saja, untuk beberapa murid lain ada yang seperti Ayaka ada juga yang merasa malu juga takut kalau disuruh menyanyi di depan teman-teman kelasnya, kalau yang begitu biasanya karena kurang percaya diri juga. Padahal ya mereka ketemu setiap hari, tapi tetap saja terasa malu.

"Bentar lagi giliran kita, Ay. Lo siap kan?"

"Siap, dong!" Ayaka nyengir lebar sekali, lalu menepuk pundak Supra di sebelahnya. "Tor, tolong videoin gue sama Fina pas tampil ya? Buat jaga-jaga kalau Rael gak dateng dan gak bisa nonton jadi dia gak ketinggalan."

"Buset, segitunya? Oke lah sini. Gak gratis tapi ya?" Supra menerima ponsel Ayaka, matanya memancarkan kejahilan. "Tampil tiga atau empat menit kan lama, tangan gue nanti pasti pegel, jadi bayar lah minimal bakso kantin."

"Haaah~~~ iya, iya. Udah gue duga lo bakal minta traktiran. Tapi yang bener rekamnya lho, harus jelas dan kena sorot lah intinya. Kalau lo malah salfok rekam Bu Ayu, gantian gue yang bakal nguras isi dompet lo!"

"Hehehe. Iya, enggak deh kali ini. Demi bakso gratis."

Supra cekikikan, rupanya Ayaka tahu kalau Supra kesemsem pada Bu Ayu. Oh iya, ada sedikit info tentang Supra. Dia di kelas memang jadi ketua kelas yang bisa diandalkan, selalu masuk mode serius sesuai keadaan. Tapi kalau di jam pelajaran atau kondisi di sekitarnya juga santai maka Supra pun akan mengikuti agar bisa luwes. Kalau otak, si Supra termasuk pintar, selalu rangking 2 di kelas dan menduduki peringkat 4 di angkatan, selalu di atas Ayaka satu peringkat.

Kalau wajahnya, si Supra ini termasuk blasteran. Ayahnya Belanda dan Ibunya dari Indonesia tepatnya Jakarta. Rambutnya juga alami berwarna dark brown, matanya yang berwarna hijau jernih selalu jadi idaman teman-temannya, dia juga memiliki badan yang tinggi, 185cm.

Ayaka saja selalu takjub dengan tinggi badan Supra, rada minder kalau berdiri bersisian karena Ayaka akan mendelep padahal tinggi Ayaka termasuk lumayan bagi anak perempuan. Selain itu, banyak juga anak cewek yang naksir Supra, apalagi pas dia masih kelas 10 dulu waktu awal-awal masuk sekolah.

Jujur saja, Ayaka juga sempat jatuh hati saat MOS waktu itu. Selain karena penampilannya, Supra ini juga berani, waktu itu dia sendirian menentang keras hukuman dari senior karena tanpa alasan mereka dihukum seenaknya, Supra tidak terima lah.

Lalu rupanya, si senior yang kebetulan ketua OSIS sekaligus MOS saat itu memang sengaja untuk melihat potensi dari junior barunya dan cuma ada Supra yang buka mulut saat itu. Keren kan? Ayaka saja klepek-klepek dibuatnya.

Jika dia tidak bertemu Rael setelahnya mungkin sampai sekarang Ayaka masih menyukai Supra. Apalagi Supra masih jomblo hingga saat ini.

"Oh iya, gue tuh penasaran dari dulu. Lo kenapa gak mencalonkan diri jadi ketos, Tor?" Ayaka bertanya, sekalian nunggu gilirannya maju. "Senior yang waktu itu kagum sama lo sampai mohon-mohon kan pas kita masih kelas 10, kalau lo harus jadi ketos di kelas 11 ini."

SWEETHEART || A Sweet Couple ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang