Chapter 17:
Nyanyi itu pakai mulut, bukan pakai hati
ㅤ
ㅤ
ㅤ💞
ㅤ
ㅤ
ㅤ
Ayaka dan Fina di depan kelas Rael nampak kaget dan saling pandang saat teriakan cowok itu menggelegar, untung saja tidak sampai menyerang telinga orang-orang yang mendengar."Pacar lo kayaknya gak papa deh. Percuma tadi gue ikutan mikir." Fina berdecak, mengintip sedikit ke dalam kelas Rael lewat jendela.
"Kalau Rael jadi ketombe Pak Botak kasihan, dong. Licin, nanti Rael kepeleset terus."
"Anjir, malah bahas itu. Udah lah, ayo ke kelas kita sendiri. Buang-buang waktu ke sini."
Akhirnya Fina menarik Ayaka untuk pergi ke kelasnya yang berada di samping kelas Rael, saat melewati pintu kelas Rael yang terbuka Ayaka melirik ke dalam sana. Ada Rael yang masih teriak-teriak, ada Arman yang terus-terusan menutupi wajahnya pakai buku tulis lalu ada Lilis yang menarik rambut Arman.
"Sepertinya emang baik-baik aja ya. Gue terlalu khawatir."
Meski begitu, Ayaka tetap tak bisa lepas dari rasa penasaran dan cemas karena Rael. Benar-benar, sangat mengambil perhatian Ayaka sekali Rael ini.
Di jam pelajaran selanjutnya, kelas Ayaka harus pergi ke ruang seni musik. Materi kali ini akan berhubungan dengan alat musik tentu saja, minggu depan juga akan penilaian, Ayaka harap tidak menyusahkan karena dirinya tidak terlalu jago main alat musik.
"Jadi, penilaian buat beberapa minggu lagi kalian bisa maju berpasangan ya, dua-dua. Satunya harus menyanyi dan satu lagi bermain alat musik, untuk nilainya sendiri itu beda-beda atau bisa saja sama kalau keduanya tampil bagus."
Bu guru muda di depan layar proyektor itu santai menjelaskan, beberapa muridnya ada yang mulai ketar-ketir. Kebanyakan mereka yang ketakutan itu karena tidak jago bernyanyi atau bermain musik dan anak yang pemalu juga pendiam, hal seperti ini sudah seperti bencana besar.
"Ada yang mau ditanyakan?"
"Bu, izin bertanya."
"Iya, Supra. Mau tanya apa?"
"Ini terserah mau sama siapa aja? Gak diatur Bu Guru? Bebas mau berpasangan sama siapa?"
"Bebas. Asal masih satu kelas ya, jangan aneh-aneh kayak salah satu teman kalian waktu kelas sepuluh malah ada yang ngajak murid kelas lain."
Semua melirik Ayaka, gadis itu pun hanya tersenyum canggung sekaligus malu. Kalau mengingat kejadian waktu itu memang kocak sih. Nanti, akan Ayaka ceritakan.
"Ay, lo sama gue ya?" Fina sudah booking duluan. "Lo kan suaranya bagus tuh, gue juga jago main gitar sama piano. Cocok kan?"
"Iya, Fin. Lagian gue juga bingung mau sama siapa selain sama lo."
"Asiikkk!! Kita emang udah ditakdirkan satu sama lain."
"Geli, anjir!"
Fina kalau lagi ada maunya malah menyeramkan, sok manis, Ayaka merinding jadinya. Tapi memang sih, Ayaka dan Fina itu sudah saling melengkapi apalagi soal pelajaran, saling mengisi kekurangan masing-masing.
Lalu keadaan pun menjadi gaduh karena muridnya mulai mencari pasangan untuk nanti, guru perempuan itu nampak tidak masalah, dia malah memutar lagu dan videonya terpampang di layar proyektor.
Namanya Bu Ayu. Guru itu masih muda, sudah jadi kesayangan juga di kelas Ayaka dan di kelas lain karena santai, kekinian dan tidak ribet. Mereka juga malah seperti teman, apalagi Bu Ayu menjadi wali kelasnya. Jadi tidak perlu jaga image.
"Kalau sudah dapat pasangannya, setor nama ya, biar ibu catat. Kalau bisa kalian juga tentukan mau nyanyi lagu apa dan pakai alat musik apa."
Beberapa murid yang sudah tahu mau seperti apa mulai maju menyetorkan hasil. Sedangkan untuk yang belum tahu dan masih bingung malah asik ikut bernyanyi bersama lagu yang diputarkan Bu Ayu tadi.
Lagu Taylor Swift yang berjudul Enchanted kini bergema di ruang musik, bersamaan suara para murid yang ikut bernyanyi. Guru tersebut hanya tersenyum saja, sesekali ikut bernyanyi juga.
"Yang masih bingung ibu tunggu sampai bel pulang sekolah ya. Nanti datang aja ke ruang guru, ke meja ibu. Oke?"
"Oke! Siap, Bu!" Semua murid bersorak.
Lalu mereka fokus lagi ke lagu, tepat di bagian yang menjadi favorit, mereka mengeluarkan seluruh suara juga emosinya yang terbawa bersamaan saat bernyanyi. Bu guru pun ikut mengeluarkan suaranya, menyatu bersama murid-muridnya.
Ayaka sempat tertawa melihat Fina yang kelewat menghayati, dia sampai menunjuk-nunjuk ke layar proyektor di mana ada Taylor Swift yang bernyanyi. Sepertinya Ayaka tahu siapa yang sedang Fina bayangkan, untuk siapa lagu itu, Ayaka tahu.
"Kak Gilan, siapa lagi?"
🎶
Taylor Swift - Enchanted
This is me praying thatThis was the very first page
Not where the story line ends
My thoughts will echo your name
Until I see you againThese are the words I held back
As I was leaving too soon
I was enchanted to meet you .....Please don't be in love with someone else
Please don't have somebody waiting on you
🎶
ㅤㅤ
ㅤ
ㅤ___________________❦____________________
ㅤ
ㅤ
ㅤ
‼️ 2-11-22
Uhuk, siapa nih yg langsung suka sama orang di waktu pertama kali ketemu, dan berharap orang itu gak jatuh cinta dulu sama orang lain sebelum kita bisa ketemu lagi sama dia?
Yg pernah kuy pelukan sambil nangis di pojokan, terus nyari bareng lagunya teteh Taylor Swift - Enchanted
(っ˘̩╭╮˘̩)っ
ㅤ
ㅤPenuh bahagia,
masa depannya Lino 😻
pencinta cogan tidak nyata 💔
Herlinawa
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEETHEART || A Sweet Couple ✓
Novela Juvenil[ COMPLETED ] "Rael, aku mau martabak telor." "Udah jam sebelas malem, Ay. Toko udah pada tutup, anjir. Tidur sana. Makan mulu nanti gendut." "Ngambek, nih!" "Bocah bener, sih. Ya udah serah!" Pip! "Ih, Rael! Kok teleponnya malah dimatiin sih, ngamb...