4️⃣2️⃣

81 3 0
                                    

Chapter 42:
Jangan bercanda sama waktu, gak akan berasa


ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ

💞


ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
Kini mereka sudah semakin dekat dengan hari-hari menyambut ulangan kenaikan kelas juga ujian untuk anak kelas 12. Penilaian dan praktek hampir setiap hari ada, mengejar nilai dan semakin memperdalam ilmu yang mereka punya.

"Gak nyangka ya, perasaan baru kemarin deh kita naik kelas 11, udah mau kelas 12 aja," kata Fina sambil mengaduk jas-jus miliknya dengan sedotan.

"Buat gue malah baru kemarin jadian sama Ayaka, kenal pas MOS, sekarang udah mau jadi murid akhir." Rael tertawa geli mengingatnya.

"Gue lupa, kalian dulu kenal gimana awalnya?" tanya Arman setelah mengunyah maklor, dia kepedesan. "Fin, bagi minum."

Rael dan Ayaka saling tatap, mereka lagi mencoba mengingat bagaimana pertemuan awal keduanya. Yah, mereka juga kangen masa-masa itu, jadi sekarang mereka mau mendongeng untuk Arman dan Fina di kantin saat jam istirahat pertama dimulai.

💞

Saat itu hari pertama MOS, para junior baru yang masih memakai seragam SMP di jam setengah delapan pagi sedang duduk lesehan di lapangan utama, kebetulan saat itu hari sedang mendung.

Mereka sudah dikumpulkan menurut kelompok masing-masing yang dibagi secara acak, di Kelompok Sapi, ada Rael, Ayaka, Supra, Zeukwan, Lilis dan lima orang lainnya. Masing-masing terdiri sepuluh anggota di tiap kelompok dan ada sekitar 30 kelompok saat itu. Kelompok Sapi berada di urutan 17, Supra menjadi ketua dan Zeukwan wakilnya.

"Kalian boleh saling kenalan dulu satu sama lain, nanti sepuluh menit setelahnya kita akan mulai yang lebih serius!!"

Setelah ucapan dari ketua MOS terdengar, hampir semuanya mencoba saling kenalan dan mendapatkan teman baru.

"Lo Rael dari SMP Empat gak sih? Yang suka ngambil mangga di sekolahan gue, SMP Dua?" Lilis saat itu memicingkan kedua matanya pada orang yang kelihatan tidak asing.

"Eh, masa? Lo salah orang kali. Di sekolah gue tuh ada banyak yang namanya Rael, bukan cuma gue." Cowok itu garuk-garuk kepalanya dengan canggung, gatal juga, belum keramas. Tadi pagi saja mandi model bebek, asal basah karena bangun telat.

"Gak salah, kok. Bener, Karael Gailar. Lo juga suka godain ibu kantin belakang sekolah gue biar dikasih utang, iya kan?"

Rael sudah tidak bisa menyembunyikan jati dirinya, dia ketahuan. "Hehehe, gue udah tobat kok. Gak gitu lagi."

"Masa? Pas liburan kemarin gue denger lo main sama ketua kelas gue, kalian main layangan terus tuh layangan sengaja disangkutin ke pohon mangga. Terus bukannya ngambil layangan lo malah bungkus mangga itu dan lo jual."

"Lo tau banget tentang gue ya? Penguntit? Atau lo naksir gue malah?"

"Dih, enggak ya. Gue denger aja dari ketua kelas sama temen-temen gue. Gosip tentang lo kan menyebar kayak hama di sekolah gue."

Supra saat itu lagi sakit gigi, dia jadi diam saja, hanya melirik tajam ketika sudah semakin berisik.

"Kalian saling kenal? Sama gue sih, kenal juga gak?" Ayaka ikut nimbrung, tersenyum lebar.

"Lo Ayaka dari SMP Lima kan?" Rael bertanya.

Ayaka berbinar. "Lo kenal gue?"

"Enggak sih, itu gue lihat di papan nama lo."

SWEETHEART || A Sweet Couple ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang