Selamat membaca,
Jangan lupa Vote dan komen ya
.
.
.
."Kakak kapan Ayah dan Bunda akan sampai?" Tanya gadis kecil itu pada kakak nya.
"Iren tunggu sebentar lagi ya, Iren harus sabar" Ujar sang kakak menenangkan adiknya.
Brakk
Suara pintu terbuka dan mengalihkan pandangan kedua gadis itu ke arah suara. Iren yang merasa takut pun memeluk kaki sang kakak dengan erat. Sedangkan sang kakak memeluk adiknya yang sedang ke ketakutan.
"Iren, Celsi!!" Seorang wanita cantik dengan gaun selutut itu datang menghampiri Iren dan Celsi.
"Bunda, dimana Ayah?" Tanya Celsi.
"Sayang dengerin Bunda, Ayah kalian baik baik saja. Tapi sekarang kalian harus sembunyi dan jangan keluar sebelum Ayah dan Bunda memanggil kalian mengerti?" Terlihat jelas di wajah cantiknya bahwa ia sedang ketakutan.
Wanita itu membawa anaknya menuju loteng untuk bersembunyi, entah apa yang sedang terjadi, mereka tak tau. Sedangkan Iren dan Celsi hanya diam mengikuti Bunda mereka.
"Celsi, Bunda percaya sama kamu. Inget kata kata Bunda tadi. Dan jangan keluar jika ada orang asing yang memanggil kalian. Mengerti?" Ujarnya pada sang anak.
"Ada apa Bunda?" Tanya Celsi.
"Bunda nggak bisa memberi tau kamu sekarang. Yang pasti kamu harus berjanji sama Bunda. Kamu harus menjaga adik kamu, ok" Ujarnya. Tanpa menunggu lagi ia pergi meninggalkan kedua anaknya di loteng yang bisa di bilang sempit tapi masih muat untuk menampung mereka berdua.
Sebelum benar benar pergi, Klara memberikan kunci cadangan pada anaknya Celsi agar bisa keluar nanti.
Pintu tertutup, Celsi dan Iren dapat melihat dari sela sela lobang yang ada di pintu kepergian Bunda mereka. Tapi sebelum Bundanya benar benar pergi seorang pria datang menghampirinya.
"Ayah" Panggil Iren yang langsung di bungkam dengan tangan oleh Celsi karena Ayah mereka tidak datang sendiri melainkan ada beberapa orang bersenjata yang menghampiri mereka.
Dan tepat di depan mata mereka, mereka melihat apa yang dilakukan orang orang itu kepada Ayah dan Bunda mereka. Dapat di lihat seorang pria dengan pisau tajam nya menusuk perut Bunda mereka sampai Bunda meninggal. Dan Ayah mereka di bunuh dengan cara yang lebih kejam. Seorang pria yang membawa pistol menembakkan pelurunya di bagian perut, kaki dan dadanya. Dan yang terakhir sebuah pisau menancap tepat di lehernya.
Celsi dan Iren yang melihat pembunuhan terhadap orang tuanya itu diam tak percaya dengan apa yang mereka lihat.
Tangan Celsi gemetar, kakinya lemas. Ia terjatuh dan duduk sambil menangis tanpa suara. Sedangkan Iren masih melihat ke lobang yang ada di pintu di mana Ayah dan Bundanya yang sudah tidak bernyawa.
"Kakak ayo kita keluar, kita lihat Ayah dan Bunda. Kakak ayo keluar, mereka sudah pergi" Bujuk Iren pada sang kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Adoptive Brother (On Going)
RomanceLauren Gibran Antonio, yang biasa di panggil Iren. Gadis cantik dan manis itu dapat meluluhkan hati siapa saja yang mengenalnya. Kecuali hati kakak angkatnya, Leo Andrea Velix. Lauren yang diam diam mencintai sang kakak, bukan cinta dari seorang ad...