Aku up lagi nih
Ayo vote guys
Semakin banyak yang vote semakin semangat aku nulisnya jadi semakin sering aku UpSelamat Membaca
.
.
.
.
.
.
.
.Celsy menatap datar dua orang didepannya itu. Karena jujur saja ia sangat malas bertemu dengan orang dihadapnnya ini.
"Celsy dengarkan Kakak. Kakak dan Liam kesini bukan untuk menyalahkan Iren atas kejadian yang menimpa Mira. Kami hanya inggin melihat kondisi Iren. Tolong ijikan kami melihatnya."
Jia dan Liam. Merekalah yang kini berdiri dihadapan Celsy juga Tommy.
"Aku dan Lauren tidak membutuhkan kalian lagi. Kami sudah cukup hidup dalam kebhagian yang kelabu. Lagipula seperti yang dikatakan Mama, ahh maksudnya ibumu Lauren bukanlah lagi bagian dari kelurga kalian, maka akupun bukan lagi bagian dari keluarga kalian. Dan sekarang kalian bisa hidup bahagia tanpa kami. Itu saja. Kalian boleh pergi." Setelah mengatakan itu Celsy segera memasukkan pin kamar Apartemennya lalu masuk kedalam.
Liam yang melihat Celsy ingin masuk kedalam mencoba untuk menghentikannya, namun ia urungkan tak kala ia merasakan seseorang mencekal tangannya.
"Lepaskan tangan saya!" Kesal Liam saat pintu sudah tertutup yang artinya Celsy sudah masuk kedalam dan itu karena orang yang kini mencekal tangannya.
"Anda bisa pergi dari sini!" Ujar Tommy dengan nada ketusnya.
"Anda tidak berhak mengusir saya!" Tolak Liam sembari menarik tangannya yang dicekal.
Sedangkan Tommy memasukkan tangannya kedalam saku celananya dengan santai namun tetap dengan wajah datarnya menatap Liam.
"Tentu saja saya berhak. Bahkan saya lebih berhak dari pada anda" sarkas Tommy.
"Saya Kakaknya jadi saya lebih berhak" ujar Liam lagi.
Tommy terkekeh lalu tersenyum miring.
"Anda hanya Kakak angkatnya! Dan saya adalah Pamannya. Maka saya lebih berhak!!" Setelah mengatakan itu. Tanpa menunggu balasan dari Liam, Tommy langsung masuk kedalam kamar Apartemen meninggalkan Liam dan Jia dengan pikiran mereka masing-masing.
"Ap-apa maksudnya?" Binggung Liam.
"Sudahlah. Ayo kita pulang" lalu mereka pun pergi meninggalkan tempat itu. Sebelum benar-benar pergi, Liam sempat menoleh kembali kebelakang tepatnya kesebuah pintu dimana Celsy mazuk tadi sebelum akhirnya ia benar-benar pergi.
Sedangkan didalam kamar Apartemen Celsy. Celsy dan Tommy tengah merada di ruang tamu sembari menunggu kabar dari orang suruhan Tommy mengenai Lauren.
°°°°°°°°
Lauren mengerjabkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk. Ia membuka mata secara perlahan sampai mata indah itu terbuka sempurna. Netra coklat itu melihat sekeliling mencoba mengenali tempat ia berada sekarang.
"Dimana ini?" Binggung Lauren saat sadar ia berada di tempat yang azing untuknya.
Kini Laursn berada disebuah kamar bernuansa putih biru, tempat ini tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil. Tempat ini nyaman, namun tidak bagi Lauren. Yang ia ingat, ia tadi diperjalanan pulang bersama sang Kakak. Dan tiba tiba mereka menemukan seseorang yang tergeletak di tengah jalan. Lalu Ia dan sang Kakak memutuskan untuk mengecek keadaan orang itu sampai...sekarang ia ingat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Adoptive Brother (On Going)
RomanceLauren Gibran Antonio, yang biasa di panggil Iren. Gadis cantik dan manis itu dapat meluluhkan hati siapa saja yang mengenalnya. Kecuali hati kakak angkatnya, Leo Andrea Velix. Lauren yang diam diam mencintai sang kakak, bukan cinta dari seorang ad...