Hari ini hari minggu. Leo memutuskan untuk lari pagi di sekitar apartemennya sembari mencari sarapan pagi untuknya. Leo keluar unit apartemennya lalu mulai lari pagi dari sana menuju ketaman terdekat.
Leo berlari santai dengan earphone yang terpasang ditelingga. Menurut Leo, lari pagi sembari mendengarkan musik adalah kegiatan yang menyenangkan.
Peluh mulai membasahi dahi Leo dikarenakan ia sudah cukup jauh berlari. Merasa lelah, Leo memutuskan untuk beristirahat sebentar, dan kebetulan ia sudah sampai di taman.
Merasa haus, Leo pun beranjak dari duduknya untuk membeli minum. Setelah memveli minum Leo langsung meminumnya hingga sisa setengah.
Leo melihat kesekitar dan mendapatkan berbagai macam pedagang lalu ia pun memutuskan mencari pedagang bubur untunya sarapan.
Setalah menemunan tukang bubur, Leo pun menghampirinya dan mulai mengantri seperti yang lainnya yang juga ingin memveli bubur. Tak lama gilirannya tiba, Leo pun membeli satu bungkus bubur unuknya sendiri. Setelah mendapatkan yang ia cari, Leo memutuskan untuk kembali ke apartemennya.
Sesampainya di apartemen Leo langsung memakan buburnya lalu mendi setelah menyelesaikan acara makan buburnya. Setelah mandi Leo merebahkan tubuhnya di kasur sembari menatap keatas dengan tatapan sendu. Baru saja Leo ingin memejamkan matanya, suara ponsel dari atas meja mengganggunya. Leo bangkiit dari acara tidurnya lalu mengangkat telpon yang ternyata dari kakak nya, Liam.
"Halo kak"
"Hi bagaimana kabarmu? Apa semuanya berjalan lancar?"
"Ya, begitulah" jawab Leo lesu
"Hei, ada apa dengan nada bicaramu itu?"
"Apa belum ada kabar tentang Iren?" Tanya Leo.
Liam menghela nafas pasrah.
"Belum ada titik terang tentang keberadaannya"Leo menghela nafas lelah sembari memjamkan matanya.
"Aku merindukannya""Kakak juga sangat merindukannya, kakak rindu saat dia bermanja pada kakak" ujar Liam sembari membayangkan Lauren yang dulu selalu manja terhadapnya.
"Hah sudahlah, kita tidak boleh menyerah. Ayo semangat Le. Kamu harus yakin bahwa kita akan menemunkannya dan membawanya kembali"
"Ku harap juga begitu"
"Baiklah kakak tutup dulu"
"Hem"
Meletakkan kembali ponselnya di atas meja lalu menuju lemari dan mengambil jaket. Lalu mengambil dompet, hp, dan juga kunci mobil. Sepertinya pergi ke mall bukan hal yang buruk.
Leo keluar dari unit apartemennya menuju bagasi untuk mengambil mobil. Leo keluar mengendarai mobilnya menuju mall terdekat. Tak butuh waktu lama Leo akhirnya sampai. Setelah memerkirkan mobilnya, Leo masuk ke dalam mall.
Leo berkeliling melihat lihat tanpa ada minat untuk membeli sesuatu hingga pada akhirnya ia merasa lapar dan memilih untuk mencari makanan.
Disinilah dia sekarang, disebuah restoran yang masih berada di dalam mall yang menyajikan makanan khas korea. Entah mengapa ia ingin makan makanan korea.
Leo duduk di salah satu meja kosong lalu menatap sekeliling melihat dekorasi yang serba korea hingga matanya menangkap sosok yang familiar dimatanya. Sosok yang selama ini ia rindukan. Matanya menatap lekat pada sosok tersebut, lalu berdiri dari duduknya dan melangkahkan kaki memdekati meja dimana sosok itu berada. Hingga kakinya telah membawa Leo berada di belakang tubuh sosok yang ia kenali.
"Iren..."
Bisa dilihat bahwa tubuh itu menegang. Tangan Leo terangkat dan menyentuh bahu orang itu hingga akhirnya orang tersebut berdiri dan membalikkan tubuhnya menghadap Leo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Adoptive Brother (On Going)
RomantizmLauren Gibran Antonio, yang biasa di panggil Iren. Gadis cantik dan manis itu dapat meluluhkan hati siapa saja yang mengenalnya. Kecuali hati kakak angkatnya, Leo Andrea Velix. Lauren yang diam diam mencintai sang kakak, bukan cinta dari seorang ad...