How are you guyss?
Semoga sehat selalu ya
Jangan lupa makan, baca, vote dan komen yaSelamat Membaca
.
.
.
.
.
.
.
.Pagi ini ruang inap Lauren ramai oleh keluarganya. Disana ada Levin, Lira, Liam, Jia, Leo, Mira, Celsy. Mereka berkumpul dksana untuk mendiskusikan sesuatu.
"Liam dan Jia sudah sepakat kalau pernikahan kita diundur dulu sampai Iren sembuh. Kami sudah bicara dengan Ayah Jia dan beliau setuju. Bagaimana dengan kalian?" Ujar Liam mengawali pembicaraan mereka.
"Papa rasa juga begitu. Leo, bagaimana denganmu? Apa kamu tidak masalah jika pertunanganmu ditunda dulu?" Tanya Levin pada Leo dan Mira.
"Aku tidak keberatan Pa." Jawab Leo.
"Mira juga tidak masalah Om" jawab Mira saat Levin menatapnya.
"Kenapa harus diundur. Bukankah undangan sudah tersebar. Menurut Mama kita lanjutkan saja sesuai dengan tanggal yang sudah ditentukan" seru Lira tidak sejutu.
"Ma, kita tidak bisa melakukannya tanpa Iren" seru Levin pada istrinya.
"Tapi undangan sudah tersebar dan persiapan juga sudah 100% sedangkan adikmu itu entah kapan akan bangun. Jangan pernah menunda sesuatu yang baik hanya karena satu orang yang tak bisa ikut" cerca Lira.
Celsy yabg tadinya hanya diam dan mendengarkan apa yang mereka bicarakan hanya bisa diam dan menggenggam erat tangan Lauren. Tapi apa yang ia dengar barusan membuatnya sedikit merasa kecewa, apakah kehadiran adiknya tidak penting dalam acara itu? Apa mereka ingin berbahagia sedangkan adiknya belum juga sadarkan diri? Pikir Celsy.
"Jika memang seperti itu maka lakukan saja. Aku dan adikku tidak akan keberatan. Lagipula ada atau tidaknya kami bukanlah hal besar. Jadi kalian bisa melanjutkan acaranya sesuai dengan tanggal" ujar Celsy tanpa menoleh pada mereka yang duduk di sofa sedangkan ia duduk di sisi Lauren.
"Tap-" belum selesai Liam berbicara, Celsy dengan cepat menyela.
"Lagi pula kita tidak tau kapan Iren akan sadar. Aku yakin Iren juga setuju karena ia tidak pernah ingin menunda kebahagian Kakaknya sendiri. Jadi lakukanlah demi Iren" ujarnya lagi tetap pada posisi yang sama.
"Itu bagus. Jadi tidak ada lagi tunda menunda." Seru Lira senang.
Setelahnya mereka hanya terdiam dengan pikiran masing masing hingga seruan Celsy membuat mereka mendekat ke arah Lauren.
"Iren. Hi kamu bangun" seru Celsy saat melihat mata Lauren yang mengerjap pelan.
"Leo periksa adikmu" tegur Levin pada Leo yang bengong melihat Lauren yang berusaha membuka matanya.
Sadar akan keterdiamannya Leo segara memeriksa keadaan Lauren. Setelah memeriksa keadaan Lauren, Leo tersenyum bahagia.
"Dia sudah sadar dan keadaannya sudah membaik dengan cepat" ujar Leo membuat semua yang ada di sana menghela nafas lega.
"Ha-haus" lirih Lauren.
Celsy yang mendengarnya langsung mengambil air yang ada dinakas lalu memberikannya pada Lauren dengan pelan. Celsy saat bahagia melihat adiknya telah sadar, bahkan tanpa ia sadari air matanya turun tanpa disuruh. Lauren tersenyum melihat Kakaknya dan mengulurkan tanganya untuk menghapus air mata sang Kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Adoptive Brother (On Going)
RomanceLauren Gibran Antonio, yang biasa di panggil Iren. Gadis cantik dan manis itu dapat meluluhkan hati siapa saja yang mengenalnya. Kecuali hati kakak angkatnya, Leo Andrea Velix. Lauren yang diam diam mencintai sang kakak, bukan cinta dari seorang ad...