Hi aku kembali lagi nihhh, jangan lupa vote dan komen ya
Selamat membaca😍
.
.
.Luren mengendarai mobilnya tak tentu arah. Pikirannya kacau, hatinya terlalu sakit untuk di jabarkan. Mata merah karena tak berhenti menangis. Lauren menghentikan mobilnya di pinggir jalan saat merasakan kelapanya sakit karena terlalu lama menangis.
Lauren melihat keluar jendela, matanya menangkap sepasang kekasih yang tertawa bahagia. Senyum kembali terukir diwajah sembabnya, bukan sebuah senyum kebahagian melaikan senyum yang menyimpan sejuta luka yang tak pernah ia bayangkan akan terjadi padanya. Kenapa mencintai seseorang bisa sesakit ini? Lauren ingin sekali mengahapus perasaannya untuk Leo, tapi ia tak bisa. Mengingat kembali respon yang Leo berikan tadi membuat hatinya kembali berdenyut nyeri.
Melihat sekeliling, ternyata ia berhenti di taman kota. Ia keluar dari mobil dan berjalan di atas rumput yang sudah di potong rapi mencari tempat yang akan membuatnya tenang dan melupakan apa yang sudah terjadi walau hanya sebentar. Tak lama ia berjalan, kini ia duduk di kursi panjang yang ada ditemani dinginnya angin malam yang mampu menenangkan hatinya. Dari sini ia bisa melihat ribuan bintang yang bertaburan mempercantik langkit malam. Lauren tersenyum menatap dua bintang diantara ribuan bintang yang bersinar paling terang.
"Ayah, Bunda. Sakit rasanya sakit bangettt hikss. Tapi Iren juga bahagia ngeliat orang yang Iren sayang bahagia bersama orang yang cintai." Ujarnya pada bintang di atas sana sambil berurai air mata.
"Sebenarnya Iren juga nggak mau ini terjadi. Iren takut, takut kalau nantinya Iren akan sendiri lagi setelah mereka semua tau yang sebenarnya. Iren nggak mau kehilangan keluarga Iren untuk yang kedua kalinya Bun, nggak mau hiks. Kak Leo nggak mungkin ngebales perasaan Iren Bun, Kak Leo udah punya orang yang ia cintai. Iren mau menghapus perasaan Iren tapi susah Bunda, susah hiks. " Lauren kembali menangis sambil memegang dadanya yang terasa nyeri.
"Bunda, Iren salah ya kalau Iren cinta sama Kakak? Kalau ia salah, siapa yang harus Iren salahkan? Iren sendiri nggak mau kayak gini. Bunda bantu Iren, rasanya sakit banget Bun, Yah hikss. Iren juga takut, karena ini Kakak bakalan jauhin Iren. Bukan cuman Kakak tapi yang lain juga hikss. Sakit Bunda hikks, Ayah sakit hikss hikss" Lauren tak mampu lagi untuk bersikap seakan ia kuat, tapi nyatanya ia tak sekuat yang orang lihat.
Lama Lauren menangis sambil menyebut Ayah dan Bundanya, ia menghapus sisa air mata yang ada di pipinya lalu beranjak dari sana menuju mobilnya yang masih terparkir di sisi jalan. Karena sudah merasa lebih tenang, Lauren pun memutuskan untuk pulang.
Tak perlu waktu lama ia sudah sampai di rumah. Setelah memarkirkan mobilnya di bagasi, Lauren memasuki rumahnya yang sudah terlihat sepi. Ia melirik jam dinding yang sudah menunjukan pukul 11 malam. Lauren berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Ia membuka pintu kamarnya lalu masuk dan menutup pintu kembali. Saat berbalik ia dikejutkan oleh keberadaan sang Mama, Lira yang ada di kamarnya.
"Mama" panggilnya sedikit takut saat melihat wajah dingin Lira yang berdiri di depannya.
"Kamu memang anak nggak tau terimakasih. Keluarga saya sudah mau menampung kamu juga Kakak kamu, tapi apa balasan kamu. Kamu malah ingin menghancurkan kebahagian anak saya dengan mencintai anak saya. " Lauren sedikit mundur saat mendengar apa yang Lira katakan dengan nada yang bisa dibilang berbeda dari biasanya. Lira yang biasanya lembut dan penuh kasih sayang kini sudah hilang.
"Apa yang Mama katakan?" Tanya Lauren binggung.
"Saya mendengar semuanya. Dan saya camkan ini, buang perasaan kamu jauh jauh dari anak saya. Anak saya sudah bahagia dengan orang yang ia cintai jadi jangan ganggu kehidupan anak saya karena kamu tidaklah pantas untuk anak saya. Ingat itu baik baik!!! " ujarnya dengan menekankan setiap kata kata yang ia keluarkan. Tanpa menunggu respon orang dihapannya, Lira langzung keluar dari kamar Lauren begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Adoptive Brother (On Going)
RomanceLauren Gibran Antonio, yang biasa di panggil Iren. Gadis cantik dan manis itu dapat meluluhkan hati siapa saja yang mengenalnya. Kecuali hati kakak angkatnya, Leo Andrea Velix. Lauren yang diam diam mencintai sang kakak, bukan cinta dari seorang ad...