Part 8

357 30 18
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya
Selamat membaca ya🤗
.
.
.

Liam Andrio Velix. Dikenal akan kepintarannya dalam berbisnis menjadikannya pria yang dipuja oleh para wanita di luar sana. Dengan wajah tampan, tubuh atletis menambah nilai plus padanya. Bahkan nama seorang Liam di kenal sebagai pebisnis muda berbakat.

Liam duduk di sofa kamarnya dengan pandangan ke luar jendela memperlihatkan indahnya suasana malam dengab tatapan kosong. Pikirannya kembali mengingat pertemuannya dengan seseorang yang pernah mengisi hati dan harinya di masa lalu. Bahkan sampai sekarang hatinya masih di miliki oleh nya.

Lama ia terdiam bahkan bisa dibilang sudah dua jam dia duduk diam di sofa tanpa ada tanda tanda akan beranjak dari tempatnya sekarang.

Entah apa yang dipikirkan oleh Liam saat ini. Yang pasti hanya ada satu nama yang terus mengganggu pikirannya. Jia.

Liam menghela nafas berat, memejamkan matanya dalam. Ingatannya kembali ke kejadian beberapa tahun yang lalu.

Dimana ia harus kehilangan orang yang ia cintai dikarenakan ketidak sukaan orang tua Jia pada Liam.

Hubungan mereka bisa di bilang berjalan lancar sampai Jia terpaksa mengikuti kemauan sang Ayah untuk ikut pindah ke lain negara. Saat itu Liam tidak tau apa pun tentang kepergian Jia, sampai beberapa hari setelahnya Jia tidak memberi kabar apapun dan tidak bisa dihubungi. Hingga akhinya Liam memutuskan pergi ke rumah Jia untuk mencari kabar kekasihnya itu. Tapi yang ia dapatkan bukanlah yang ia inginkan melaikan kekecewaan. Karen saat itu rumah itu sudah di jual dan memilik rumah baru itupun mengatakan bahwa Jia dan Ayahnya telah pidah. Sedih, marah, kecewa, semuanya menjadi satu sat itu. Ia ingin marah dan membenci Jia, tapi ia tidak bisa karena hatinya mengatakan ia sangat mencintai kekasihnya itu.

Mulai saat itu Liam terus berusaha mencari tau dimana keberadaan Jia. Tapi sayang tidak ada satupun usaha nya membuahkan hasil. Bahkan nomber dan semua sosial media Jia di blokir sehingga membuat Liam frustasi dan menyerah.

Dan sekarang Jia nya telah kembali. Tapi, akankah mereka akan kembali bersama? Liam bahkan tak tau apakah hatinya sanggup untuk berjuang kembali mendapatkan Jia nya. Jujur saja sebagian besar dihatinya mengatakan kalau ia sangat merindukan Jia.

Liam menghebuskan nafas kasar. Memikirkan hal itu sama saja dengan membebankan pikirannya. Lelah? Bahkan Liam sangat lelah.

Liam bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamar mandi. Sepertinya ia akan berendam untuk menenangkan pikirannya walau hanya sebentar.

○○○○○○

Disisi lain seorang gadis tengah melamun di dalam ruang inap rumah sakit dimana anak asuhnya sedang di rawat. Siapa lagi kalau bukan Anajia.

Pertemuan tak sengaja tadi siang dengan seseorang yang sangat ia hindari membuatnya takut. Iya takut, ia takut akan kemarahannya, ia takut akan kekecewaan yang akan ia lihat di matanya. Sungguh ia sangat takut. Bahkan jika bisa ingin rasanya Jia pergi dari tempat ini dan bersembunyi dimanapun itu asalkan ua tidak bertemu lagi dengan orang itu. Iya, orang yang telah ia kecewakan beberapa tshun lalu dengan cara pergi darinya tanpa kabar bahkan sampai sekarang.

Liam, hanya nama itu saja yang ada di hatinya dari dulu bahkan sampai saat ini. Entah apa yang akan terjadi Jia tidak tau, yang pasti saat ini ia tidak ingin bertemu kembali sebelum hatinya siap.

Jia menghela nafas pelan dan kembali melihat gadis kecil yang sedang tertifur nyenyak di kasur rumah sakit. Dielusnya surai gadis itu dengan kasih sayang dan setelahnya ia berpindah dan duduk di sofa yang ada disana.

My Adoptive Brother (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang