Part 5

473 45 25
                                    

Hi hi up nih👋
Jangan lupa vote dan komen ya,
Buat yang belum follow, ayo dong follow sekarang😘 terimakasih.

Selamat membaca,,,
.
.
.

Hari ini Celsi akan kembali ke Rusia untuk mengurus bisnis almarhum Ayahnya. Di usianya yang ke 23 tahun, ia sudah mulai mulai mengambil alih perusahaan yang di bangun Ayahnya itu dan dibantu oleh Liam dan juga Levin, dan diumur nya yang sudah menginjak 25 tahun ini, Celsi sudah bisa mengelola perusahaan Antonio grup sendiri bahkan perusahaan tersebut sudah lebih maju dari sebelumnya dan sudah mulai membuka cabang baru di beberapa tempat.

Karena Celsi yang akan kembali ke Rusia hari ini, Lauren pun merasa sedih dan selalu murung. Hal itu membuat Celsi teringat akan sifat adiknya yang selalu ingin mendapat kan kasih sayang dari nya.

Dari kemarin malam Lauren terus membujuk Celsi agar tidak balik ke Rusia dan menetap bersamanya di sini dan ditolak secara halus oleh Celsi. Dan akhirnya Lauren harus mengikhlaskan sang Kakak dengan syarat ia harus ikut mengantar ke bandara, walaupun sudah ditolak oleh Lira karena Lauren ada kelas bertepatan dengan jam penerbangan Celsi. Tapi bukan Lauren namanya jika tidak bisa membujuk Lira agar mengizinkannya untuk ikut ke bandara. Akhirnya dengan jurus andalan miliknya, yaitu rencana mogok makan, Lauren di ijinkan untuk ikut ke Bandara.

Dan sekarang mereka sedang bersiap siap untuk mengantar Celsi ke Bandara.

"Iren pasti bakalan kangen sama Kak Lecy" Rengek Lauren sambil menyebut nama Celsi dengan panggilan sayang ala Lauren.

"Dua bulan sekali kakak kan pulang" Bujuk Celsi pada sang adik yang sedari tadi selalu menampakkan wajah murungnya itu.

"Hah, tapi Iren kan masih kangen sama Kak Lecy" Rengek nya lagi.

"Nggak usah murung gitu dong, nanti cantiknya ilang loh" Ujar Liam yang baru saja turun dari kamarnya.

"Nanti kakak ajak ke rumah sakit mau, ke bangsal anak anak gimana?" Tawar Leo pada Lauren.

Lauren yang mendengar ajakan Leo pun menghampiri Leo dengan mata yang berbinar binar.

"Bener ya? Janji" Ujar Lauren sambil mengulurkan jari kelingkingnya pada Leo.

"Janji" Jawabnya dengan membalas uluran jari kelingking Lauren dan mengusap puncak kepala gadis cantik di depannya itu.

"Ya udah kalau gitu" Pasrah Lauren.

"Ayo berangkat, nanti telat" Ujar Levin setelah melihat jam tangan dengan harga pantastis di pergelangan tangannya itu.

Mereka pun ke Bandara menggunakan dua mobil yang di kendarai oleh Levin dan Liam. Satu mobil yang di naik ki oleh Levin dan sang istri Lira, satunya lagi di naik ki oleh anak anak mereka.

Sesampainya di Bandara, mereka mengantar Celsi sampai tempat cek in.

"Sampai sana kabarin Mama, langsung pulang pulang dan istirahat. Makan yang teratur, jangan terlalu sibuk kerja sampai lupa jaga kesehatan, inget jangan keluar malam tanpa supir kepercayaan Papa oky sayang?" Tutur Lira pada putrinya itu dengan penuh kasih sayang dan perhatian.

"Iya Ma, Mama juga jaga diri, dan jaga kesehatan" Jawab Celsi.

"Hati hati, dan selalu jaga diri" Ujar Levin pada putrinya itu yang di jawab dengan anggukan oleh Celsi sambil membalas pelukan Levin.

"Jaga diri kamu ya, kalau ada apa apa hubungin kakak ok" Ujar Liam dan merentangkan tangannya untuk memeluk Celsi dan langsung di balas dengan pelukan hangat oleh gadis itu.

"Byee, hati hati" Kini giliran Leo.

"Lauren" Panggil Celsi saat ia berhadapan dengan adik kandungnya itu yang hanya menundukkan kepalanya.

My Adoptive Brother (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang