Part 4

504 45 35
                                    

Selamat membaca,
Jangan lupa vote dan komen yang banyak, oky? Terimakasih.
.
.
.

Mobil hitam milik Leo memasuki pekarangan rumah mewah bergaya eropa itu dan memarkirkan mobilnya di dalam garasi.

Mobil hitam milik Leo memasuki pekarangan rumah mewah bergaya eropa itu dan memarkirkan mobilnya di dalam garasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( anggap aja halaman depan rumahnya itu luas oky )

Setelah mobil terparkir, dengan tidak sabaran Lauren membuka pintu mobil dan keluar meninggalkan Leo yang masih di dalam mobil. Bahkan mesin mobik belum mati. Leo hanya bisa geleng geleng kepala melihat kelakuan adiknya itu jika sudah menyangkut kakak mereka Liam atau yang biasa di sebut Kakak tampan oleh Lauren.

Leo turun dari mobil dan menyusul sang adik yang sudah keluar lebih dulu. Leo memasuki rumah, pemandangan pertama yang ia lihat adalah Lauren yang sudah berada di gendongan Liam seperti koala yang bergantungan pada dahan pohon, bahkan Lauren belum mengganti bajunya. Leo hanya bisa geleng geleng kepala. Leo mendekati Liam dan Lauren yang kini sudah duduk manis di sofa ruang keluarga.

 Leo mendekati Liam dan Lauren yang kini sudah duduk manis di sofa ruang keluarga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leo duduk di samping Liam. Liam yang melihat adiknya itu pun tersenyum dan menepuk nepuk bahu sang adik.

"Gimana kuliahnya hari ini Baby?" Tanya Liam pada Lauren yang masih setia memeluknya.

"Baik, tapi tadi Iren agak kesel sama Kak Leo" Liam dan Leo mengerutkan dahi mereka.

"Maksudnya?" Tanya Liam lagi, sedangkan Leo menunggu jawaban Lauren.

"Jadi gini,,, tadi kan du kampus ada sosialisasi dari beberapa rumah sakit dan ternyata Kak Leo ke sana jadi perwakilan rumah sakitnya, tapi Iren nggak tau, padahal tadi berangkat bareng. Kan Iren jadi kesel" Jelas Iren yang membuat ke dua Kakak tampannya itu hanya mangut mangut mengerti.

"Eh Iren sama Leo udah pulang! Kok belum ganti baju sih, cepetan ganti baju kalian dan cuci mukak, mama tunggu di meja makan" Titah sang Mama-Lira pada Lauren dan Leo.

Dengan berat hati Lauren melepas pelukannya dari Kakak tampannya dan pergi ke kamarnya dengan langkah gontai. Jujur saja ia masih merindukan kakak tampannya itu, ia masih ingin ber manja manja dengan kakak tampannya. Liam yang melihat Lauren hanya terkekeh dan pergi menyusul sang Mama-Lira ke dapur. Di sana juga ada Celsi yang sedang membawa makanan ke meja makan.

Liam menghampiri Celsi dan membantu adiknya itu menyiapkan makan siang. Celsi juga sangat senang dengan kepulangan Liam, karena menurutnya Liam adalah sosok Kakak yang penyayang dan pengertian dia juga bagaikan sosok Ayah dimata Celsi.

Makan siang kali ini terasa lengkap, karena semua anggota keluarga lengkap. Kini mereka duduk di meja makan bersama menikmati makan siang mereka dengan nikmat dan di selingi oleh ocehan Lauren yang katanya sangat merindukan kakak tampannya itu.

Setelah acara makan siang, mereka berkumpul bersama di ruang keluarga. Dapat di lihat Lauren yang selalu menempel pada kakaknya Liam.

"Iren, kamu nggak bosen apa meluk kak Liam kayak gitu" Ujar Celsi yang sedari tadi risih melihat sifat manja adiknya itu pada Liam, sedangkan Liam tak keberatan sama sekali.

"Biarin," Tukas Lauren tak juga mau melepaskan pelukannya dari Liam.

"Gimana keadaan perusahaan di sana Liam?" Tanya Levin pada putra sulungnya itu.

"Baik Pa" Jawab Liam singkat.

"Baguslah, tapi Papa heran sama kamu! Umur udah mau kepala tiga tapi belum juga nikah" Sindir Levin pada putranya itu yang belum juga mau menikah diumur nya yang ke 28 tahun dan seusia itu bisa dibilang sudah siap berumah tangga.

"Nikah sama siapa? Pacar aja nggak punya. Lagian siapa juga yang mau sama cowok dingin kayak Kak Liam, ya nggak?" Goda Leo pada sang kakak yang langsung mendapat tatapan tajam dari Liam.

"Liam bukannya nggak mau nikah Pa, tapi Liam belum menemukan wanita yang pas buat jadi pendamping hidup Liam. Karna Liam pengen menikah sekali seumur hidup" Jelas Liam pada sang Papa.

"Tapi jangan lama lama ya nak, nanti keburu tua" Canda Levin membuat semua orang tertawa.

"Eghh" Lenguh Lauren menghentikan tawa mereka dan kini memandang Lauren yang tertidur di pelukan Liam.

"Loh kapan tidurnya ni bocah?" Tanya Leo pada dirinya sendiri.

"Loh dia tidur?" Levin ikut bertanya.

"Mungkin dia capek. Liam kamu bawa Iren ke kamarnya ya kasihan kalau di biarin tidur kayak gitu" Jawab dan titah Lira pada Liam agar membawa Lauren ke kamarnya, yang di jawab dengan anggukan oleh Liam.

Liam menggendong Lauren yang tertidur di pelukannya dan membawanya ke kamar adiknya itu. Sesampainya di kamar Lauren, Liam membaringkan tubuh mungil adiknya itu du kasur dan menarik selimut sampai sebatas dadanya. Lalu di kecup nya kening Lauren dengan sayang.

"Tidur yang nyenyak dan mimpi indah princess" Setelahnya Liam melihat sekeliling kamar Lauren dan tersenyum.

"Nggak ada yang berubah" Ujarnya dalam hati saat melihat dekorasi kamar Lauren masih sama seperti dulu, dan dekorasi ini adalah pilihan Liam sendiri.

°°°°°°°

Setelah membawa Lauren yang tertidur ke kamarnya, Liam kembali ke ruang tengah dan bergabung dengan yang lainnya.

"Liam, kamu nggak capek sayang?" Tanya Lira pada Liam yang baru saja mendaratkan pantat nya di sofa yang ia duduki tadi.

"Nggak kok Ma" Jawab Liam lembut.

"Em Celsi kamu kapan balik ke Rusia?" Tanya Liam pada Celsi.

"Lusa kak, soalnya Celsi udah lumayan lama ninggalin pekerjaan Celsi di kantor" Jawab Celsi.

"Dan kamu Le gimana pekerjaan kamu di rumah sakit? Lancar?" Kini giliran Leo yang di tanya oleh Liam.

"Baik Kak" Jawan Leo singkat.

"Udah dulu ngobrolnya, sekarang kalian istirahat ke kamar kalian, kalian pasti capek kan? Ayo istirahat" Titah Lira pada Anak Anak dan Suaminya yang di jawab dengan anggukan kepala dari mereka.

Semuanya pergi meninggalkan ruang tengah ke kamar mereka masing masing, begitu juga dengan Lira dan Levin yang masuk ke kamar mereka untuk beristirahat.

Sisi lain Lauren yang baru saja bangun dari tidurnya, melihat sekeliling tempatnya berada sekarang, ia sadar bahwa ia berada di kamarnya sendiri, tapi siapa yang membawanya ke sini. Karena seingatnya ia tertidur di pelukan Kakak tampannya di ruang tengah. Tapi ia tak ambil pusing dan kembali melanjutkan tidurnya. Tak perlu waktu lama Lauren sudah kembali menjelajahi dunia mimpinya.
.
.
.
.

Sampai di sini dulu ya,

Gimana menurut kalian?

Mau next?

Jangan lupa vote dan komen ya. Bagi kalian yang bekum follow akun aku bisa Follow sekarang kok.

Oky, bye bye sampai jumpa lagi

Salam sayang dari aky👋👋

My Adoptive Brother (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang