Hi aku kembali lagi nihhh, jangan lupa vote dan komen ya
Selamat membaca😍
.
.
.Mobil Leo sampai di pekarangan rumahnya. Setelah ia memarkirkan mobilnya dengan benar, Leo dengan cepat mamasuki rumah dan langsung menuju lantai 2 dimana kamar Lauren berada. Saat sudah berada di depan kamar Lauren, Leo mengatur nafas sebentar sebelum membuka pintu didepannya.
"Kamu mau kemana?" Tanya Leo saat melihat Lauren yang baru saja selesai mengemas pakaiannya ke dalam koper. Lauren menoleh dan tersenyum pada Leo.
"Mulai hari ini Iren akan tinggal di apartemen" Leo diam mencerna maksud Lauren. Saat sadar kalau Lauren akan meninggalkan rumah membuat Leo marah dan berjalan mendekati Lauren lalu merebut koper yang dibawanya.
"Apa maksud kamu? Pindah? Kenapa? Kamu pikir kamu bisa hidup sendiri, dan di saat kamu sakit seperti ini siapa yang akan menjaga kamu. Jadi tolong pikirkan ini baik baik" Marah Leo.
"Iren cuman mau tinggal di apartemen dan belajar hidup sendiri, dan mungkin dengan ini Iren bisa melepas Kakak untuk bahagia dengan orang yang Kakak cintai. Jadi Iren mohon jangan melarang Iren pergi" ujarnya sambil mengambil kembali kopernya.
"A-apa maksud kamu?" Binggung Leo.
"Kakak masih ingetkan sama yang Iren bilang kemarin. Kalau Iren akan menjauh demi kebahagian Kakak dan akan belajar untuk menhapus rasa cinta ini untuk Kakak. Maaf Iren harus pergi. Iren sayang Kakak" ujar Iren dengan berurai air mata. Setelah mengecup sekilas pipi kiri Leo, Lauren keluar dari makarnya dan juga rumah itu. Meninggalkan berjuta kenangan di hatinya.
Sedangkan Leo masih diam di posisinya. Tangannya naik menyentuh pipi yang baru saja dicium oleh Lauren, dan mungkin itu menjadi ciuman terakhir yang ia dapatkan. Leo tersenyum sedih, tubuhnya melorot kebawah menangisi kepergia Lauren. Entah kenapa hatinya sangat sakit dan tak rela jika Lauren harus pergi dari rumah ini.
Lama Leo terdiam sebelum ia sadar kalau Lauren sudah tidak ada di kamar ini. Dengan cepat ia keluar untuk mencari keberadaan Lauren sampai ia dapat melihat Lauren yang akan menaiki taksi di depan gerbang rumah.
"IREN" teriak Leo memanggil Lauren membuat yang punya nama berbalik dan tersenyum sebelum akhirnya masuk ke dalam taksi.
Leo yang melihat Lauren sudah masuk ke dalam taksi berlari mendekat, sampai taksi itu sudah berjalan pun Leo masih tetap mengejarnya.
"Iren jangan pergi" ujarnya sambil berlari dan mengetok entok kaca taksi dimana Lauren duduk.
Lauren kembali menangis melihat Leo yang masih mengejarnya. Ia sangat ingin menghentikan taksi yang membawanya pergi dan kembali memeluk Kakak yang ia cintai. Tapi hatinya kembali menginggatkan alasan kepergiannya, dan memutuskan untuk membuang muka dari Leo yang masih mengejarnya.
"Pak lebih cepet ya" ujarnya pada sang supir taksi.
"Iya neng" taksi melaju semakin cepat meninggalkan Leo yang terjatuh dibelakang. Lauren berbalik untuk melihat Leo, tangis pun kembali pecah saat melihat Leo yang terjatuh di jalan.
Mira berdiri tak jauh dari Leo melihat semua yang terjadi karena memang ia mengikuti Leo untuk memastikan sesuatu yang ia perkirakan. Dan sekarang terjawab sudah, dengan ini ia bisa mengambil langkah untuk kebaikan dirinya sendiri.
°°°°°°°
Lauren sudah sampai dan memasuki apartemen yang akan menjadi tempat tinggalnya mulai sekarang dan entah sampai kapan. Ia menuju kamar untuk menata pakaian dan barang barangnya. Setelah selesai ia turun untuk memeriksa keadaan dapurnya. Dibukanya kulkas yang ada yang ternyata kosong, tentu saja karena ia baru saja pindah kesini. Lauren menghela nafas lalu mengambil ponselnya dan menghubungi Ryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Adoptive Brother (On Going)
عاطفيةLauren Gibran Antonio, yang biasa di panggil Iren. Gadis cantik dan manis itu dapat meluluhkan hati siapa saja yang mengenalnya. Kecuali hati kakak angkatnya, Leo Andrea Velix. Lauren yang diam diam mencintai sang kakak, bukan cinta dari seorang ad...