Part 32

239 17 7
                                    

Sebelumnya aku mau ngucapin terimakasih buat kalian yang udah Vote cerita aku dan yang udah mau mendukung cerita aku. Makasih ya🙏
.
.
Hari ini aku up lagi nih
Jadi jangan lupa Vote dan komen ya supaya aku semangat nulisnya
.
.
.
.
.

Lauren menatap wajah pria dihadapannya dengan takut. Tubuhnya bergetar tak kala Edward semakin mendekat kearahnya. Lauren berdiri lalu berjalan mundur saat Edward yang terus saja berjalan mendekat kearahnya.

Langkah Lauren berhenti saat dirasakannya ada sebuah meja dibelakang tubuhnya sedangkan Edward terus mendekat kearaanya.

"Si-siapa kau? Ja-jang-jangan mendekat!" Pekik Lauren saat tubuh Edward yang kini sudah berada satu jengkal didepannya.

"Kau! Aku menginginkanmu!" Ujarnya tepat didepan wajah Lauren.

Mata Lauren membulat saat wajah Edward mulai mendekat kearahnya. Dengan segera Lauren menahan tubuh Edward dengan tangannya dan memalingkan wajahnya untuk menghindar.

"Kau tak perlu takut. Aku bermain pelan" ucapnya dengan senyum devilnya yang mampu membuat bulu kuduk Lauren berdiri.

"Aku tidak mau!" Tolak Lauren. Edward tersenyum kecil mendengar dirinya ditolak oleh perempuan. Untuk pertama kali dalam hidupnya seorang wanita menolaknya, bahkan wanita dihadapannya ini tidak sedikitpun terpesona karenanya. Menarik.

"Aku sudah membayar mahal untuk ini. Jadi aku harap kau tidak mengecewakanku" bisiknya ditelinga Lauren membuat nafasnya mengenai leher jenjang Lauren.

"Aku bukan barang yang bisa kau beli!" Tegas Lauren.

"Tapi aku tak suka jika dirugikan. Jadi kau harus menurut karena aku sudah membayarmu mahal" ujarnya lagi dengan wajah tegasnya.

"Pria brengsek! Kau tidak bisa membeliku! Aku bukan barang yang bisa dibeli dengan uang" jawab Lauren sedikit meninggikan nada bicaranya tepat didepan wajah Edward.

Rahang Edward mengeras. Tangannya terulur lalu menarik rambut Lauren kasar hingga kepala Lauren mendongak keatas.

"Akhh" pekik Lauren sembari mencoba melepas cekalan tangan Edward dari rambutnya.

"Kau tau? Aku tak suka ditolak! Dan kau baru saja menolakku dan berbica dengan nada tinggi didepan wajahku! Aku benci hal itu! Awalnya aku ingin bersikap lembut padamu, tapi sepertinya aku urungkan!" Ujarnya dengan penuh penekanan disetiap kata.

"Brengsek! Lepas!" Teriak Lauren mencoba melepas tangan Edward dari rambutnya. Bukannya terlepas cekalan nya semakin kuat. Lauren menutup matanya menahan sakit pada kulit kepalanya.

"Sepertinya mulutmu harusku beri pelajaran agar tidak berbicara kasar baby" ujarnya. Satu sudut bibirnya naik keatas membentuk sebuah smirk.

Mata Edward kini tertuju pada bibir mungil Lauren. Bibir yang dilapisi lisptik dengan warna yang sama seperti warna bibirnya membuat Edward tak bisa mengalihkan pandangannya, bibir itu seakan memenaggilnya agar mendekat dan mengecupnya, bahkan lebih.

Perlahan wajahnya ia dekatkan kewajah Lauren dengan pandangannya yang tetap tertuju pada bibir mungil itu hingga..

Plak

My Adoptive Brother (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang