Part 20

289 16 0
                                    

Hi hi
Gimana kabar kalian?
Semoga sehat selalu dan selalu dalam lindungan Tuhan🙏

Jangan lupa vote dan komen ya

Selamat Membaca
.
.
.
.
.

Leo terdiam dengan tangan terkepal, tangan satunya lagi menggenggam pensel yang masih tertempel di telinganya dengan erat. Apa yang ia dengar dari telepon membuatnya marah dan juga khawatir. Setelah dirasanya sudah berakhir Leo menutup panggilannya dan mengemasi barangnya lalu keluar dari ruangannya dengan tergesa-gesa. Leo berlari cepat menuju mobilnya lalu segera masuk dan melajukan mobilnya menuju perusahaan Liam.

Rasa marah dan khawatirnya membuat Leo melajukan mobil dengan kecepatan diatas rata-rata. Leo menyalip pengendara lain membuat ianmendapat umpatan kesal dan juga klakson dari mobil lain. Tapi Leo tidak memperdulikan itu, ia fokus menyetir hingga ia tiba di perusahaan Kakaknya. Leo memarkirkan mobil asal lalu turun dengan cepat.

Leo memasuki perusahaan tanpa peduli orang orang yang menunduk hormat padanya. Ia menuju lif khusus CEO agar cepat sampai. Saat ia sudah sampai di lantai 25 tempat ruangan Liam berada, Leo keluar dari lif dengan tergesa lalu berlalu menuju pintu yang akan menghubungkannya dengan ruangan Liam.

Brakk

Suara pintu yang dibuka kasar mengganggu Liam yang tengah fokus dengan berkas dihadapannya. Ia iangin marah dengan siapapun yang melakukannya, tapi saat ia melihat Leo yang menuju kearahnya dengan penampilan yang bisa dibilang berantakan pun ia urungkan.

"Ada apa?" Tanya Liam langsung.

"Iren hah,,,,,,hah" Leo mencoba mengatur nafasnya sebelum menjelaskan apa yang terjadi.

"Iren dan Kak Jia dalam bahaya" ujarnya dengan sekali tarikan nafas.

Liam diam mencerna apa yang di katakan adik laki lakinya ini.

"Apa yang kau katakan coba jelaskan, memangnya apa yang terjadi dengan Iren ataupun Jia. Coba jelaskan" ujar Liam. Leo pun menceritakan apa yang ia tau, mualai dari Lauren yang menghubunginya juga suara teriakan dan rintihan kesakitan sampai ia mendengar seseorang menyuruh Jia untuk menyerahkan dirinya.

Liam mendengarkan cerita Leo dengan serius. Tangannya terkepal setelah Leo selesai menceritakannya. Dengan penuh amarah Leo menghubungi tangan kanannya dan menyuruhnya untuk datang me rumah juga tak lupa menghubungi Levin, agar sang Papa juga pulang ke rumah.

Setelah nya mereka pun meninggalkan perusahaan dengan kedaan yang sama. Rasa khawatir terjadi sesuatu pada dua orang yang sangat berarti di hidup mereka juga marah pada diri mereka sendiri karena tidak bisa menjaga Lauren dan Jia dengan baik.

Saat mereka sampai di rumah, rumah itu sudah di penuhi oleh para bodygard Liam dan Levin. Seseorang menghampiri mereka, lebih tepatnya Liam saat mereka baru saja turun dari mobil.

"Bagaimana Sam?" Tanya Liam tanpa ekspresi.

"Kami belum menemukan petunjuk apapun, Juan sedang berusaha melacak keberadaan mereka di dalam tuan" jelas Sam gugup, apalagi saat melihat Tuannya itu mengepalkan tangannya erat juga raut wajah nya yang menandakan bahwa Tuannya itu sedang marah.

Liam melangkah cepat ke dalam rumah. Didalam sudah ada Levin, Lira, Ayah Jia juga Mira. Ditengah mereka juga ada Juan yang merupakan seorang IT kepercayaan Liam.

"Kau menemukan sesuatu?" Tanya Liam pada Juan.

"Disini terlihat bahwa Nona Jia sudah diikuti oleh satu mobil dari Nona keluar dari rumah sakit setelah menjemput Nona Lauren. Saya juga sudah melacak no telpon Nona Lauren dan Nona Jia. Dan anak buah saya mengatakan bahwa disana hanya ada mobil Nona Jia yang sudah rusak di beberapa tempat juga tas keduanya yang tertinggal disana. Jelas Juan yang masih fokus dengan laptop didepannya.

My Adoptive Brother (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang