Part 31

260 17 1
                                    

Aku Up lagi nih

Jangan lupa vote dan komen ya

Selamat Membaca
.
.
.
.
.



"Mama" cicit Lauren.

"Jangan memanggilku dengan panggilan itu. Aku bukan ibumu dan....jalang sepertimu tidak pantas menjadi putriku" ujar Lira dengan smirk nya.

Ya, Liralah yang datang dan juga merencanakan semua ini hanya untuk membuat Lauren jauh dari hidupnya juga putranya, Leo. Tapi nyatanya tidak hanya itu, ada alasan lain yang membuatnya tanpa ragu melakukan semua ini pada Lauren.

"Ja-jalang? Apa yang Mama katakan?" Tanya Lauren dengan suara bergetar.

"Hah. Apa kau tau dimana kau sekarang? Sekarang kau berada di tempat yang memang pantas untukmu. Kau akan berada disini mulai sekarang dan selamanya. Dan mulai sekarang, kau adalah seorang ja.la.ng" ujarnya dengan menekankan kata jalang pada kalimatnya.

Deg

Jalang?

Lauren menggelengkan kepalanya dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

"A-aku bukan ja-jalanh hikss" lirihnya.

"A-apa Mama yang melakukan semua ini padaku?" Tanya Lauren pada Lira yang masih berdiri dengan angkuhnya.

"Hahahahaha. Tentu saja iya" jawabnya.

Deg

Kenapa? Kenapa ini terjadi padaku? Orang yang selama ini aku anggap sebagai ibuku, penyelamatku tega melakukan hal menjijikan seperti ini? Batin Lauren.

"Kenapa? Ke-kenapa hiks kenapa Mama melakukan semua ini? hiks hiks" tanya Lauren dengan tubuh bergetar karena tangisnya.

"Itu karena aku membencimu! Kau! Kau adalah anak dari orang yang telah menghancurkan hidupku dan aku membencimu karena wajahmu yang sama seperti ibumu. Wanita yang aku benci dan wanita yang mengambil segalanya yang seharusnya menjadi milikku" jawabnya dengan sorot mata tajam juga tangannya yang terkepal kuat disisi tubuhnya.

"Karena ibumu aku kehilangan semuanya, teman, keluarga bahkan cintaku. Karena wanita itu hidupku hancur. Haha dan sekarang kaulah yang akan membayar apa yang telah ibumu lakukan padaku" ujarnya lalu keluar dari kamar itu sembari menutup pintu dengan kasar.

Brakkk

Tubuh Lauren luruh dan terjatuh di lantai. Ia menangis tersedu sedu hingga siapa aja yang mendengar tangisannya pasti bisa merasakan kepedihan yang ia rasakan.

Perkataan Lira membuatnya sangat terpukul. Hatinya hancur. Rasa sedih, marah dan kecewa kini bercampur menjadi satu dalam hatinya hingga membentuk sebuah pisau yang menusuk hatinya hingga hancur sehancur nya.

"Berhenti menangis! Kalian! Perbaiki riasannya" titah Wira yang baru saja datang untuk memeriksa keadaan Lauren.

Lauren hanya diam dengan air mata yang tak pernah berhenti keluar dari matanya indahnya. Bahkan sampai ia duduk di depan meja riaspun ia tetap diam.

My Adoptive Brother (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang