Selamat Membaca
.
.
.
.
.
.Leo memasuki ruangan kepala rumah sakit setelah mengetuk pintu terlebih dahulu. Dan dia pun duduk di sofa panjang setelah dipesilahkan oleh Mr. Rendra. Kepala rumah sakit tempatnya bekerja.
"Begini Dokter Leo. Setelah mendiskusikan nya dengan para petinggi kami memutuskan akan mengirim anda ke New York untuk melakukan program pertukaran tenaga kerja medis"
"Kenapa sangat mendadak?" Tanya Leo.
"Maaf karena ini mendadak. Ini adalah keputusan para petinggi dan juga sudah disetujui oleh Ayah anda sendiri sebagai pemilik rumah sakit." Jelas beliau.
"Huhhh baiklah kalai begitu. Kapan akan dilaksanakan?"
"Anda akan berangkat besok pagi. Ini tiket anda. Disana anda akan tinggal di sebuah apartemen yang sudah disediakan oleh pihak rumah sakit, dan ini adalah alamat rumah sakit tempat pertukaran kerja tenaga medis"
"Disana anda akan mempelajari banyak hal hal baru baik mengenai alat alat medis maupun yang lainnya yang tidak kita dapatkan dirumah sakit ini menginggat rumah sakit tersebut sudah sangat maju."
"Baiklah. Kalau begitu saya permisi dulu" ujarnya lalu berdiri dari duduknya.
"Silahkan"
Leo kembali ke ruangannya untuk bersiap pulang. Lagi pula tugasnya telah selesai. Setelah siap, Leo pun keluar meninggalkan rumah sakit menuju ke rumah untuk menyiapkan segala keperluannya selama disana.
°°°°°°°°°°°
Lauren baru saja sampai dirumah dengan twins yang memegang es krim di tangan mereka masing masing. Tara dan Tama berlari masuk ke dalam rumah meninggalkan Lauren begitu saja.
Lauren mendudukkan dirinya di sofa ruang tengah tepat disamping Tara dan Tama yang anteng memakan es krim mereka, bahkan mereka tidak memperdulikan kedua orang tua mereka sendiri membuat Lauren menggelengkan kepalanya.
"Bagaimana keadaan Aunty? Twins bilang Aunty tidak enak badan" tanya Lauren pada Muara yang duduk di sofa dengan Tommy disampingnya.
"Aunty sudah lebih baik, hanya sedikit lelah. Kamu tidak perlu khawatir" jawabnya semari tersenyum hangat.
"Baiklah. Tapi Aunty juga harus menjaga kesehatan Aunty. Iren akan memberikan Aunty vitamin supaya Aunty tetap vit. Jangan lupa diminum" Lauren menyerahkan vitamin pada Muara yang telah ia ambil dari tas kerjanya. Memang Lauren selalu menyiapkan vitamin untuk seluruh anggota keluarganya.
"Makasih sayang" Muara menerima vitamin yang dkberikan Lauren dengan sennag hati.
"Kamu pasti capek. Sana kekamar, mandi lalu istirahat" ujar Tommy lembut yang diangguki Muara setuju dengan suaminya.
"Tala juga mau mandi. Tapi mandknya sama kaka ya" ujar Tara dengan mukut yang belepotan karena es krim.
"Tama juga" seru Tama dengan wajah yang sama dengan kembarannya.
Lauren terkekeh melihat kedua bocah didepannya ini. Baru saja Lauren ingin menjawab namun suara Tommy mendahului.
"Twins...kalian mandi dengan Daddy saja ya. Kasihan Aunty kalian capek habis rawat pasiennya di rumah sakit" Tara dan Tama mengerucutkan bibir mereka setelah mendengar Daddy mereka.
"Ihh Daddy ngebelin. Daddy aja seling minta di mandiin ke Mommy masak Tala nggak boleh minta dimandiin kaka sih" dumel Tara membuat Tommy membulatkan matanya. Sedangkan Lauren dan Muara terkekeh melihat tinggah menggemaskan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Adoptive Brother (On Going)
RomanceLauren Gibran Antonio, yang biasa di panggil Iren. Gadis cantik dan manis itu dapat meluluhkan hati siapa saja yang mengenalnya. Kecuali hati kakak angkatnya, Leo Andrea Velix. Lauren yang diam diam mencintai sang kakak, bukan cinta dari seorang ad...