Part 46

136 13 2
                                    

Leo memandang pantulan dirinya dicermin bersar dihadapannya. Setelah merasa bahwa penampilannya rapi, Leo mengambil tas kerjanya diatas tempat tidur.

"Huhhh, entah kapan kita akan bertemu kembali. Aku merindukanmu" lirihnya.

Leo melihat jam yang milingkar dipergelangan tangannya lalu mengambil jas dokter dan tas yang ada di atas kasur lalu pergi menuju rumah sakit.

Hanya butuh waktu 30 menit Leo sampai di rumah sakit terbesar di New York, rumah sakit yang akan selalu ia datangi selama 6 bulan kedepan. Setelah memarkirkan mobilnya, Leo masuk ke dalam rumah sakit lalu menuju ruang direktur sesuai arahan yang diberikan kemarin.

Sementara disisi lain seorang gadis dengan jas dokter yang menyelimuti tubuh mungilnya itu baru saja keluar dari ruangannya dan berjalan menyelusuri lorong rumah sakit hingga kakinya membawa ia keruangan direktur rumah sakit. Baru saja ia ingin mengetuk pintu, seorang suster memanggil namanya.

"Dokter Lauren ada keadaan dadurat, ayo ikut saya"

Tanpa membuang wantu lagi, Lauren pergi bersama suster tersebut.

Sesampainya di ruang rawat terlihat seorang anak kecil yang tak sadarkan diri dengan luka dikepala dan kaki yang lumayan parah.

"Apa yang terjadi padanya?" Tanya Lauren sembari membersihkan luka dikepala dan kaki anak tersebut.

"Dia tertabrak mobil saat berusaha menyelamatkan seekor kucing di depan rumah sakit dok, lalu satpam yang melihatnya langsung membawanya kesini" jelas salah satu suster yang membantu Lauren.

"Siapkan jarum dan benang untuk menjahit luka dipipinya sus" pinta Lauren.

"Baik Dok"

Suster memberikan Lauren jarum dan benang yang diterima langsung oleh Lauren. Dengan hati hati Lauren menjahit bagian pipi anak itu yang sobek. Setelah selesai, Lauren menutupnya dengan perban lalu lanjut mengobati lutut anak itu yang lecet. Hingga akhirnya selesai.

"Apa ada kabar dari keluarga pasien?" Tanya Lauren pada suster yang sedari tadi menemaninya.

"Belum dok. Tidak ada pihak keluarga yang datang" jawab suster tersebut.

"Baiklah kita tunggu dia sadar dulu. Saya akan keruangan saya, jadi jika anak ini sadar tolong panggil saya dan tetap awasi keadaannya" setelah mengatakan itu dan dijawab dengan anggukan kepala oleh suster tersebut, Lauren meninggalkan ruang rawat dan kembali keruangannya.

Tak terasa jam sudah menunjukkan jam makan siang. Suara ketukan pintu dari luar menyadarkan Lauren yang tengah sibuk memeriksa berkas berkas pasiennya.

Tok tok tok

"Masuk"

Pintu terbuka dan masuklah pria dengan setelan jasnya juga wajah datarnya. Lauren yang melihatnya pun berdiri dan mempersilahkan pria tersebut untuk duduk.

"Saya kesini atas suruhan ibunya untuk menyemput anda" ujarnya datar.

"Ah iya tunggu sebentar"

Setelah merapin berkas berkasnya, Lauren dan pria tersebut meningglakan ruangan Lauren. Namun langkah keduanya terhenti ketika seorang suster yang Lauren tugaskan untuk menjaga anak kecil tadi menghampirinya dan memberitahu bahwa anak tersebut telah sadar.

"Maaf Tuan Luis, bisakah anda menunggu saya sebentar? Saya harus melihat kondisi pasien saya dulu, tidak akan lama. Bagaimana?" Tanya Lauren pada Luis, anak dari mantan pasiennya. Mrs. Natalia.

"Silahkan" setelah nya Lauren pun langsung pergi menuju ruangan anak tersebut diikuti oleh Luis.

"Hy, bagaimana kondisimu?" Tanya Lauren sembari memeriksa keadaannya.

My Adoptive Brother (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang