Part 40

165 17 0
                                    

Makasih buat kalian yang setia baca ceritaku dan yang udah mau vote dan komen
Makasih banyak

Selamat Membaca
.
.
.
.

Selamat Membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











Sebuah mobil sport hitam melaju cepat menuju kedalam hutan dan berhenti didepan sebuah bangunan tua yang dijaga oleh beberapa orang bertubuh kekar. Seorang pria dengan setelah berwarna hitam turun dari mobil. Seorang dari penjaga menghampirinya lalu membukuk hormat.

"Selamat datang Tuan. Semua yang anda perintahkan sudah siap didalam" ujar salah satu penjaga pada pria itu.

Tanpa menjawab pria tersebut langsung berlalu dan masuk kedalam rumah yang terlihat tua itu, namun berbeda dengan keadaan di luarnya didalam rumah tersebut sungguh bertolak belakang. Ruangan didalamnya sangat bersih dan terlihat mewah. Siapapun yang melihatnya pasti tidak percaya bahwa didlam bangunan tua itu terdapat ruangan yang begitu mewah.

Pria itu duduk di salah satu single sofa dengan satu kaki pertumpu pada kai yang lainnya. Seorang pelayan datang dengan secangkir kopi panas lalu mempersilahkan pria tersebut meminumnya. Setelah pelayan itu pergi lalu datanglah seorang pria yang terlihat lebih muda darinya sembari membawa beberapa berkah ditangannya.

"Selamat siang Tuan Tommy" sapanya sembari menunduk hormat.

"Kabar apa yang kau bawa untukku Kriss, aku harap itu bukan kabar buruk" ujarnya sembari menikmati secangkir kopi ditangannya.

"Maag Tuan, kabar yang saya bawa mungkin akan membuat Tuan marah namun saya harus memberitahu anda." Beritahunya.

"Katakan" tegas Tommy setelah menaruh cangkir kopinya di atas meja didepannya.

"Tuan Mixtar menolak membayar penuh senjata api yang telah kita kirim Tuan dan beliau juga tidak mau menandatangani surat terimanya" ujar Kriss dengan ekspresi wajah datar.

"Apa kita perlu mengancamnya?" Tanya Tommy santaisembari memainkan jam tangan mahal yang terpasang di pergelangan tangannya.

"Kami sudah mengancamnya dengan menembak salah satu anak buahnya namun beliau tidak menganggap ancaman itu serius" jawab Kriss membuat Tommy mengetatkan rahangnya.

"Apa yang bajingan itu inginkan?" Tanyanya tegas.

"Beliau ingin bertemu langsung dengan anda Tuan" jawab Kriss.

"Katakan padanya untuk datang ketempat dimana kita bertemu pertama kali" ujar Tommy yang diangguki oleh Kriss dan langsung dilaksanakan olehnya.

My Adoptive Brother (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang