Selamat Membaca
.
.
.
.
.Seorang wanita dewasa dengan jas putih khas seorang dokter berjalan diikuti satu suster di belakangnya. Mereka berjalan menyusuri lorong rumah sakit menuju ruang inap untuk memeriksa keadaan pasiennya.
"Good Morning Ms.Natalia" sapa nya pada sang pasien.
"Morning dok" sapanya kembali.
"Bagaimana kondisi anda hari ini? Apa anda sudah merasa lebih baik? Apa ada keluhan?" Tanya nya ramah.
"Aku merasa sangat baik hari ini apalagi setelah disapa olehmu" jawabnya sembari menggoda dokter tersebut.
"Wah benarkah? Kalau begitu aku akan selalu menyapa anda agar anda cepat sembuh" ujarnya sembari memeriksa kondisi pasiennya.
"Dokter Lauren, kau wanita cantik dan juga baik. Kau juga terpelajar, maukah kau menjadi menantuku? Aku punya seorang putra, dia bekerja sebagai CEO di perusahaannya sendiri. Aku yakin kalian pasti akan terlihat cocok. Putraku juga tampan" tanya Ms.Natalia pada Lauren diselingi sedikit gurauan.
"Wah benarkah? Akan aku pertimbangkan" jawab Lauren sembari tertawa.
"Kau memang harus mempertimbangkannya, jika kau mau akan ku kenalkan kalian nanti" ujarnya diakhirir dengan kedipan mata dan dibalas tawa oleh Lauren.
"Baiklah Ms.Natalia, kondisi anda semakin membaik dan sertinya hari ini anda sudah diperbolehkan pulang setelah infus anda habis dengan catatan selalu menjaga kesehatan anda kurangi memakan makanan manis oke!" Ujar Lauren.
"Baiklah, terimakasih dokter"
"Sama sama, kalau begitu saya permisi"
Lauren kekuar dari ruangan itu menuju ruangan pasien yang lain.
3 tahun telah berlalu dan Lauren pun kini sudah menjadi seorang dokter di salah satu rumah sakit besar di New York. Lebih tepatnya rumah sakit yang didirikan oleh sang kakek atas keinginan putri tercintanya yang tak lain adalah ibu kandung Lauren.
Lauren disukai oleh semua pasiennya dikarenakan sifatnya yang ramah dan baik hati juga lembut. Dari tua sampai anak anak menyukainya. Banyak dokter pria yang tertarik denganya dan mencoba mendekati Lauren, bahkan setiap pagi saat Lauren baru memasuki ruangannya selalu terdapat sesuatu di atas mejanya, entah itu bunga, coklat dan yang lainnya. Namun tak satupun dari mereka yang membuat Lauren tertarik. Karena sampai sekarang hanya ada satu nama pria dihatinya.
Tiga tahun ia mencoba menghilangkan perasaannya namun sangat sulit, bahkan Lauren memblokir semua sosial media yang berhubungan dengan masa lalunya demi bisa melupakannya namun sia sia. Entahlah, Lauren hanha bisa menjalani hari harinya sebisa mungkin.
°°°°°°°°°°°°
Lauren menghempaskan bokongnya pada sofa di ruangannya. Mengambil air yang berada di atas meja lalu meneguknya.
Drtt drtt
Lauren mengambil ponselnya yang bergetar di atas meja lalu melihat siapa yang menghubunginya. Sebuah senyum terbit saat melihat siapa yang menghubunginya. Dengan senang hati Lauren menerima panggilan itu.
"Halo"
"Halo sayang, apa Uncle mengganggumu?"
"Tidak Uncle, aku saat ini sedang istirahat"
"Apa Uncle bisa meminta bantuanmu sayang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Adoptive Brother (On Going)
RomanceLauren Gibran Antonio, yang biasa di panggil Iren. Gadis cantik dan manis itu dapat meluluhkan hati siapa saja yang mengenalnya. Kecuali hati kakak angkatnya, Leo Andrea Velix. Lauren yang diam diam mencintai sang kakak, bukan cinta dari seorang ad...