Sebuah mobil pick up kembali datang membawa karangan bunga. Ini adalah karangan bunga ke-lima yang datang sejak pagi hari.
Kalau kalian membayangkan ini karangan bunga turut berduka cita, jawabannya adalah salah. Ini adalah karangan bunga turut bersuka cita merayakan hari ulang tahun Jingga Wijaya.
Sejak dulu, ulang tahun Jingga selalu dirayakan bersama keluarga besar Wijaya saat pergantian tahun. Tahun ini pun juga begitu. Hanya saja, kali ini Senja ingin merayakan ulang tahun Jingga dengan sesuatu yang berbeda.
Berbagai karangan bunga yang datang merupakan ide Senja. Ia menyuruh orang-orang terdekat Jingga untuk mengirimkan karangan bunga ke rumah mereka.
"Bu Jingga, kira-kira berapa karangan bunga lagi ya yang datang?" Tanya satpam komplek yang baru saja selesai membantu menurunkan karangan bunga dari pick up. Dia juga lah yang menata karangan bunga agar tidak menutupi dan mengganggu jalanan.
"Jangan tanya saya," jawab Jingga dengan raut wajah dan nada kesal. Sampai detik ini, ia sama sekali tidak tahu bahwa Senja adalah otak dibalik banyaknya karangan bunga yang datang.
Tak sampai 15 menit berlalu semenjak kepergian mobil pick up tadi, kini sebuah mobil pick up lain pun datang. Tentu saja dengan membawa sebuah karangan bunga.
Seorang pria mengeluarkan separuh badannya dari jendela mobil. Sambil melambaikan tangan, ia menyapa Jingga. "Jinggaaaaa!!!"
"Shit. Nih orang tua ngapain"
Pria yang memanggil-manggil nama Jingga berkali-kali itu adalah Roby, Ayah Senja.
Roby keluar dari mobil dengan senyuman lebar di wajahnya. Ia menjabat tangan Jingga kemudian memeluknya. "Selamat ulang tahun ya," ujarnya.
"I-iya, makasih, Ayah"
"Bagus nggak karangan bunga dari Ayah? Itu Ayah sendiri yang milih bunga-bunganya," kata Roby sambil menunjuk karangan bunga yang sedang diturunkan dari mobil.
"Uhm, b-bagus sih," ujar Jingga dengan senyum super tipis. "Semua karangan bunga ini... idenya Ayah?"
Roby tertawa. "Ya idenya Senja dong!"
Jingga memberi tatapan terkejut dan tidak percaya atas jawaban Roby. "Senja?" Ia sama sekali tak memiliki sedikitpun pemikiran bahwa ini semua ide Senja.
Roby kembali tertawa. "Kamu nggak kepikiran sedikitpun?"
Jingga menggeleng.
Respon dan raut wajah Jingga membuat Roby kembali tertawa. Ia lalu pergi meninggalkan Jingga untuk membantu menata karangan bunga.
Jingga memandangi satu per satu karangan bunga yang berjejer itu. Karangan bunga yang datang pertama berasal dari Lily, Sarah, Bram, dan Satrio. Yang kedua dari geng SMA Senja yaitu Syifa, Rani, dan Vina. Yang ketiga dari Juna dan Karina. Yang keempat dari kantornya.
Jingga masih tidak percaya bahwa Senja lah yang merencanakan ini semua.
Tak berapa lama kemudian datang dua mobil. Seorang Ibu-Ibu keluar dari mobil tersebut dan menghampiri Jingga. "Permisi, Bu. Ini benar rumahnya Bu Senja?" Tanya Ibu tersebut.
Jingga mengerutkan dahinya saat mendengar nama Senja. Ia yakin kedatangan dua mobil ini juga bagian dari rencana Senja untuk dirinya. "Iya. Kenapa?"
"Kami dari pihak katering ngantar makanan, tumpeng sama peralatan makan," jawab si Ibu.
*
Jingga ditahan di dalam kamar supaya Senja dan yang lainnya fokus mempersiapkan acara ulang tahun di lantai bawah.

KAMU SEDANG MEMBACA
You Better With Me
Lãng mạn[Budayakan membaca deskripsi & tags] -GxG Story- (Setelah JuS) Setiap dari kita memiliki bahasa cinta masing-masing yang berbeda. Dari bahasa cinta itulah kita belajar bagaimana dicintai dan mencintai termasuk berusaha membuktikan siapa yang lebih l...