29. miserable feeling

12.7K 1.3K 423
                                    

Kananta meletakkan tangannya di atas kepala Kayla kemudian ia mengelusnya pelan. "Thankyou buat semuanya, Kay"

Kananta sendiri tak pernah menyangka pada akhirnya akan mengucapkan kalimat perpisahan di hari ulang tahun seseorang yang ia cintai itu.

Ia tidak menyerah. Ia hanya merasa sudah.

Sudah saatnya untuk berhenti memperjuangkan pencuri hatinya itu.

"Gue pulang ya, Kay" pamit Kananta berjalan meninggalkan Kayla.

Kayla hanya diam mengamati Kananta perlahan pergi meninggalkannya.

Setetes air mata jatuh dari mata indah Kayla. Ia sendiri tak menyangka air mata ternyata masih sudi keluar dari orang jahat seperti dirinya.

Buru-buru ia usap air mata itu sendiri. Menangis malam-malam di depan pagar rumah bukanlah pilihan yang tepat.

Dengan air mata yang tak mau berhenti dan berkali-kali ia usap, ia segera menutup pagar lalu berjalan cepat masuk ke dalam rumah. Kayla yang terlalu sibuk dengan air matanya itu tak sengaja berjalan menabrak Jingga.

Jingga menghela nafas melihat Kayla yang menangisi kebodohannya sendiri. Perlahan, Jingga membawa Kayla kedalam pelukannya.

Bukan pelukan yang erat namun setidaknya dapat menenangkan. Jingga mengusap-usap pelan punggung Kayla sebelum akhirnya berkata, "Perasaan yang belum mati itu kenapa harus dikubur hidup-hidup?"

*****

Senja berdiri di depan pintu kamar Kayla dengan perasaan cemas. Ya, bagaimana ia tidak cemas mengetahui putrinya itu mengurung diri di kamar sejak pagi hingga malam ini.

Entah sudah berapa kali Senja berusaha membujuk Kayla membukakan pintu untuknya, hasilnya tetap sama. Kayla tetap tidak mau keluar dari kamarnya.

"Udahlah. Biarin aja. Ntar juga keluar-keluar sendiri," kata Jingga berusaha menenangkan Senja.

"Kalau dia tetap nggak mau keluar sampai besok gimana? Dia belum makan loh seharian ini. Kalau terjadi apa-apa di dalam sana gimana?"

Jingga menghela nafas. "Mau kamu tungguin kayak gimanapun, kalau dia tetap kukuh nggak mau keluar ya nggak keluar, Senja"

"Ya masa kita biarin dia kayak gitu terus-terusan?"

"Ya biarin aja dulu. Biar dia ngerasain akibat dari perbuatannya sendiri"

"Harusnya kamu bilang ke aku kalau hubungannya Kayla sama Nanta lagi nggak baik-baik aja"

Jingga berdecak kesal. "Aku mana tahu ya kalo anakmu ini bakal berbuat sejauh ini"

"Anakku juga anakmu"

"Iya iya"

"Pokoknya aku mau kamu urus dia. Besok, dia harus keluar dari kamar. Apapun yang terjadi dan gimanapun caranya," titah Senja berlalu meninggalkan Jingga di depan kamar Kayla.

Jingga lagi-lagi menghela nafas, mengacak rambutnya. Ia tak menyangka dirinya akan ikut terseret keributan yang Kayla ciptakan.

"Gaga...," panggil Kenta yang kini ada di samping Jingga.

"Oh.. Kenta. Kok belum tidur?" Tanya Jingga karena seharusnya sekarang sudah masuk jam tidur.

You Better With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang