Page 23: how to Live As a Villain, Naira's Version part five

573 55 1
                                    

Sementara itu di tempat lain, tepatnya di menara mage kerajaan Iztanha.

Kayana's POV

Ini pertama kalinya aku bertemu langsung dengan pemilik warna iblis di Faireniyan. Karena memang pada dasarnya pemilik warna iblis sepertiku dan Nona Muda Van Vellzhein, hanya terlahir satu atau dua orang dalam 350 tahun. Record mengenai mereka pun jarang ada. Dikarenakan, pada jaman kekaisaran terdahulu para pemilik warna iblis selalu habis dibantai dan di bunuh, sebab dianggap sangat berbahaya.

Aku yang masih bisa bersyukur karena diangkat anak oleh Kaisar Von Halvaust. Meskipun, tidak pernah bebas dari gunjingan orang-orang. Setidaknya aku tidak berakhir secara menyedihkan seperti para pemilik warna iblis sebelumnya. Begitupun juga dengan Nona muda Van Vellzhein. Aku rasa kalau dia membaca history mengenai orang-orang pemilik warna iblis sebelum kami, dia akan bersyukur dengan betapa beruntungnya dia yang dilahirkan dalam keluarga Archduke.

Meskipun, dia juga tidak bisa terbebas dari olokan dan gunjingan orang-orang. Paling tidak, tidak akan ada yang berani menyakiti kami bahkan mencelakakan kami. Karena background keluarga yang mem-back up kami cukup berpengaruh, dihormati, disegani dan cukup ditakuti karena kekuatan mereka.

Aku masih mengingat soal bagaimana nona muda Van Vellzhein itu meminta kerja samaku agar dirinya tidak perlu melakukan pelajaran sihir. Bisa jadi itu berarti bahwa dia sudah cukup mengetahui seberapa besar level sihir yang dimilikinya.

"Kalau bisa, saya sebenarnya tidak ingin menambah kesan buruk di mata orang-orang. Saya tidak ingin punya kemampuan sihir sama sekali."
"Karena saya tau, orang-orang yang terlahir dengan warna mata dan rambut seperti kita, jika sampai memiliki kekuatan sihir. Maka kemampuan kita akan sebesar iblis."
"Tuan Penyihir Delarion mungkin tidak akan memperdulikan hal tersebut. Tapi, saya benar-benar tidak ingin memiliki sedikitpun kemampuan sihir. Karena, saya tidak ingin membuat keluarga saya cemas
."

Jelasnya waktu itu padaku. Aku tau tidak ada untungnya bagiku untuk mengungkapkan jati diri nona muda Van Vellzhein kepada orang-orang kekaisaran. Karena hal tersebut sama saja dengan membunuh sesamaku sendiri dan aku tidak menyukai hal tersebut.

Pangeran Reynald Von Versoine, apa sebenarnya hubungan Nona Muda Van Vellzhein dengan orang itu? Putra Mahkota Kekaisaran Ceylon dari kerajaan Ilankai. Padahal, selama yang kutau, Nona muda Van Vellzhein adalah satu-satunya calon tunangan resmi Pangeran Richardo. Melihat Pangeran kerajaan Ilankai itu memperlakukan Nona muda Van Vellzhein seolah-olah gadis itu ...

Pikiranku mulai menyebar kemana-mana, bayangan dan pikiran yang biasanya tidak pernah ada sebelumnya mulai bermunculan satu persatu. Seolah-olah berusaha menceritakan hubungan ketiga insan manusia tersebut untukku.

... Gloom.

Aku benar-benar tidak paham apa sebenarnya yang tengan dipikirkan oleh otakku saat ini. Pertemuanku dengan gadis bermata gemstone itu benar-benar mempengaruhi seluruh isi dalam otakku.

Knock-knock-knock

Suara bunyi ketukan pintu terdengar di luar kamarku. "Siapa?" tanyaku sedikit kesal karena merasa terganggu.

"Tuan muda Delarion, ada yang ingin saya sampaikan." Suara itu berasal dari seorang guru pembina sihir yang waktu itu juga hadir dalam sesi kelas.

"Masuk lah." Kataku datar, aku berpaling ke arah dimana orang yang selalu dipanggil sebagai ketua guru itu muncul. Dia memberikan salam kepadaku ketika memasuki ruangan.

"Tuan muda Delarion, tujuan saya datang kemari adalah untuk menanyakan perihal nona muda Van Vellzhein." Tanyanya dengan penuh hormat.

"Memangnya kenapa dengan Nona muda Van Vellzhein?" tanyaku balik kepadanya dengan tatapan dingin.

My Precious Lady VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang